Langsung ke konten utama

Menelusuri Asal Mula Indonesia

Kali ini Travelista piknik ke museum Nasional atau biasa juga disebut museum gajah yang terletak di jalan Merdeka Barat no 12 Jakarta Pusat. 

Karena berada tepat di seberang halte busway maka cara paling mudah untuk menuju museum ini adalah dengan naik busway lalu turun di halte Monas.

 
Waktu kunjungan museum Nasional adalah 08:00 – 16:00 pada hari selasa - jumat dan 08:00 – 17:00 pada hari sabtu – minggu. 

Harga tiket masuk museum Nasional adalah Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 2.000 untuk anak – anak dan Rp 10.000 khusus untuk Sobat Piknik Mancanegara.

Museum ini adalah salah museum terbaik yang ada di Jakarta karena memadukan sejarah dengan sentuhan modern. 

Tempatnya bersih, jauh dari kesan seram dan membosankan. Museum ini sering digunakan untuk berbagai event dan workshop mengenai sejarah dan budaya loh Sobat Piknik ! Makanya jangan heran kalau suatu saat Sobat Piknik berkunjung ke sini ada komunitas yang sedang mengadakan acara di lobby museum.

Di dalam museum Sobat Piknik dapat menemukan berbagai jenis koleksi mulai dari koleksi prasejarah, sejarah, arkeologi, keramik, etnografi hingga geografi.

Memasuski pintu utama, Sobat Piknik akan disambut hamparan rumput hijau sebagai tempat memajang arca, lingga dan yoni peninggalan kerajaan Nusantara. 

Di sebelah kanan dan kiri gedung tampak pilar - pilar tinggi dan kokoh sebagai ciri arsitektur bangunan peninggalan belanda.

Perlu Sobat Piknik ketahui, bahwa gedung museum Nasional ini dibangun belanda pada tahun 1862 sebagai tempat penelitian koleksi benda bersejarah yang dikumpulkan dari beberapa daerah di hindia belanda karena tempat penelitian sebelumnya gedung yang kini menjadi bagian gedung sekertariat Negara sudah tidak mampu menampung koleksi yang ada.

Berjalan ke sebelah kiri museum, Sobat Piknik akan disuguhi koleksi keramik kuno peninggalan kerajaan Nusantara serta miniatur rumah adat dari beberapa daerah di Indonesia.

Menelusur ke arah kanan museum, Sobat Piknik akan disuguhi koleksi entografi dan antropologi dari beberapa daerah di tanah air. 

Banyak sekali koleksinya, hampir semua tersimpan rapi di etalase kaca kecuali koleksi yang memang memerlukan area luas seperti artefak perahu dan perangkat alat musik tradisional.

Setelah puas menikmati koleksi yang ada di ruang pamer etnografi dan atropologi. Sobat Piknik dapat beranjak ke ruang pamer fosil manusia purba yang ada di bawah eskalator. Baru tumben berkunjung museum yang ada eskalatornya. Nggak kalah kaya di Mall. Hehehe…

Sesampainya di lantai 2 dan lantai 3, Sobat Piknik akan disuguhi koleksi perkakas, manik – manik, replika prasasti kerajaan nusantara dan berbagai koleksi lainnya.

Sebenarnya, Sobat Piknik dapat melihat koleksi perhiasan dan senjata tajam yang terdapat di lantai 4 gedung ini. Sobat Piknik dapat menggunakan lift dari lantai 3. Hanya saja, Sobat Piknik DILARANG untuk mengambil foto di ruang pamer ini. Karena Sobat Piknik akan selalu di pantau CCTV dan diawasi oleh Security yang selalu berpatroli.

Soalnya saat Travelista berkunjung, ada Sobat Piknik yang nekat mengambil foto koleksi pehiasan dengan menggunakan handpone. Langsung Security menghampiri meminta foto telah diambil tersebut dihapus dan Security benar - benar memastikan bahwa fotonya telah terhapus dari galeri handpone.

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi duplikasi dari model perhiasan yang tak ternilai harganya ini oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Salut deh sama Security museum ini ! 
Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...



Pesan moral :
Indonesia bermula dari himpunan kerajaan dengan perbedaan adat, budaya dan keyakinan yang dipersatukan dengan kata Nusantara. Travelista harap kita jangan pernah lagi memperdebatkan perbedaan. Karena kita adalah himpunan perbedaan yang dipersatukan oleh merah putih. 

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Mengunjungi Etalase Budaya Lampung

Seminggu di kota Bandar Lampung. Diisi kesibukan dengan kerja, kerja dan kerja. Pulang kantor hanya diisi dengan cari kuliner malam ditemani driver ojek online dan nongkrong di tugu Adipura.  Kenapa nongkrong di situ ? Ya, karena kebetulan hotel tempat Travelista menginap ada di sekitar tugu tersebut. Hehehe... Seminggu sudah waktu berlalu, tiket balik ke Jakarta sudah dibooking dengan jadwal penerbangan sore hari. Masih ada sedikit waktu untuk mencari oleh – oleh khas Lampung dan berkunjung ke spot wisata di tengah kota agar tidak terlambat ke bandara.   Yuks, segera bergegas cari oleh - oleh khas. Kalau di Lampung, ya apalagi kalau bukan keripik pisang.  Salah satu sentra penjualan keripik pisang di kota Bandar Lampung terdapat di jalan Pagar Alam Kedaton. Di Sepanjang jalan ini, Sobat Piknik akan dengan mudah menemui kedai penjual keripik pisang yang sudah dibungkus maupun dalam keadaan curah.  Satu hal yang membuat asik belanja di sini adalah Sobat Piknik dapat mencicipi se

Berwisata Sambil Belajar di Jatim Park 1

Belajar tak kenal usia. Ya begitulah kira – kira ungkapan mengenai pentingnya menuntut ilmu walau ia tak salah. Hehehe...  Kali ini Travelista akan berwisata sambil belajar.  Seperti biasa, Travelista naik angkot dari kota Malang ke terminal Arjosari dengan rute ADL (Arjosari – Dinoyo – Landungsari). Sesampainya di terminal Landungsari, Travelista teruskan dengan angkot rute BJL (Batu – Junrejo / Tlekung – Landungsari) yang berwarna kuning muda. Travelista pilih yang BJL karena trayek nya melalui Batu Night Spectacular - Batu Secret Zoo – Jatim Park 2 – Oro oro Ombo - Dewi Sartika Atas – terminal Batu. Tuh, banyak objek wisata yang dilalui kan ?!   Dari perempatan jalan Dewi Sartika Atas, Sobat Piknik dapat berjalan sekitar 500 meter menuju museum Bagong dan Jatim Park 1. Kata sopirnya sih kalau penumpangnya banyak, dia mau antar sampai ke depan Jatim Park 1 dengan menambah ongkos Rp 2.000. Oya, ongkos dari kota Malang ke terminal Arjosari adalah Rp 4.000 dan ongkos dari termi

Mengunjungi Sisa Situs Candi Hindu di Pulau Kalimantan

Kali ini Travelista sedang berada di Kota Amuntai yang merupakan ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sebuah kawedanan yang sudah terbentuk sejak jaman hindia belanda bahkan sudah dikenal sejak jaman kerajaan Hindu Majapahit yang melakukan ekspansi ke seluruh Nusantara. Dengan luas sekitar 291 km² kota Amuntai cukup ramai terutama di sepanjang jalan A Yani dan Norman Umar yang merupakan pusat pemerintahan, tidak jauh dari aliran sungai Tabalong yang pernah menjadi urat nadi transportasi Amuntai jaman dulu. Kini bantaran sungai Tabalong kota Amuntai ditata lebih rapi dengan menghadirkan tugu itik Alabio sebagai ikon kota. Perlu Sobat Piknik ketahui bahwa Amuntai identik dengan itik Alabio yang bernama latin Anas Plathycus Borneo. Fauna endemik yang berasal dari desa Mamar Amuntai Selatan yang banyak dijajakan di pasar unggas Alabio. Photo by : Siran Masri Photo by : Henker Dari tugu itik Alabio, Travelista teruskan berjalan menuju jalan Batung Batulis untuk mengunjungi situs candi Hind