Langsung ke konten utama

Berkunjung ke Candi Budha Terbesar di Indonesia

Travelista mulai piknik hari ini dengan sarapan soto Bu Pujo yang terletak di lantai 2 los timur pasar Beringharjo. Menu yang Travelista pesan tentu adalah soto daging dan cendol putih. Cukup merogoh kocek Rp 15.000 untuk sepaket menu dengan rasanya yang JUARA !!!

Setelah perut terisi, perjalanan Travelista lanjutkan ke Benteng Vredeburd yang terletak tepat di depan Gedung Agung Jogjakarta. Untuk masuk ke benteng yang dibangun pada tahun 1755 ini, Sobat Piknik cukup membayar Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak – anak.

Tidak lama Travelista berkunjung ke Benteng Vredeburd. Karena tujuan utama Travelista adalah ke salah satu dari tujuh keajaiban dunia versi UNESCO yang ada di Indonesia. Perjalanan Travelista lanjutkan ke halte Ahmad Yani dengan naik trans Jogja trayek 3A transit di halte KH Ahmad Dahlan 1 dan dilanjutkan dengan trans Jogja trayek 2A jurusan terminal Jombor dengan waktu tempuh sekitar 35 menit.

Dari terminal Jombor Sobat Piknik dapat naik bus kecil jurusan Borobudur yaitu Cemara Tunggal atau Ragil Kuning dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Sesampainya di terminal Borobudur, Sobat Piknik dapat berjalan kaki sekitar 1,5 km menuju pintu masuk candi Borobudur dengan waktu sekitar 20 - 30 menit. 

Tapi bagi Sobat Piknik yang tidak ingin berjalan kaki sejauh itu, dapat juga naik andong yang mangkal di depan terminal Borobudur. Saran Travelista sih Sobat Piknik berjalan sedikit menyusuri jalan ke arah candi. Nanti dijamin akan disusul oleh kusir andong.

Nah, kalau posisinya sudah begini kan Sobat Piknik ada di atas angin untuk menawar harga dikisaran Rp 10.000 – Rp 15.000 . Kalau dikasih syukur, kalau nggak ya jalan. Hehehe…

Soalnya kalau naik dari terminal, harga yang ditawarkan sekitar Rp 30.000 – Rp 40.000. Karena sudah menang angin, akhirnya Travelista naik andong Rp 10.000 berempat. Rada kasihan juga sih sama pak kusir. Tapi ya mau gimana lagi ? Dari pada andongnya nggak ada yang nyewa. Simbiosis mutualisme kan !? Hehehe…

Tiba di pintu masuk candi, Travelista membeli tiket masuk untuk empat orang. Harga tiket masuk adalah Rp 30.000 untuk Sobat Piknik nusantara dan $ 20 untuk Sobat Piknik mancanegara. Sebuah harga yang murah untuk menikmati keajaiban dunia yang dibangun sekitar tahun 750 pada masa Wangsa Sailendra dari kerajaan Mataram Kuno ini.

Setelah takjub dengan kemegahan dan keindahan maha karya Borobudur. Saatnya Travelista kembali ke kota Jogja dengan melewati rute yang sama. Tiba di terminal Jombor, Travelista sempatkan makan malam di kedai bakmi Jombor yang merupakan salah satu bakmi jawa legendaris di Jogja.

Cukup banyak menu aneka mie jawa yang ditawarkan di kedai ini. Tentu menu favoritnya adalah bakmi godog dengan suwiran ayam kampung dan teh poci gula batu. Cukup merogoh Rp 20.000 untuk menikmati rasa yang JUARA.

Source : Anishidayah.com

Selesai Makan Pulang. Saatnya Travelista kembali berjalan kaki menuju terminal Jombor untuk naik trans Jogja trayek 2A menuju jalan Malioboro tempat Travelista menginap.


Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Pusat Pemujaan Kerajaan Tarumanegara

Sebenarnya sudah beberapa kali Travelista bertugas di pusat kota Karawang. Namun baru kali ini Travelista sempat mengunjungi situs percandian Batujaya yang lokasinya cukup jauh dari pusat kota. Karena benar – benar niat, maka Travelista naik KRL dari stasiun Manggarai ke stasiun Cikarang disambung motoran dengan Sobat Kantor yang bersedia mengantar Travelista ke situs percandian Batujaya. Hehehe… Dari stasiun Cikarang, jarak ke situs percandian Batujaya sekitar 30 km melalui jalan Sukatani - Cabang Bungin - Batujaya kemudian berbelok ke jalan raya candi Jiwa. Setelah motoran sekitar satu setengah jam dari stasiun Cikarang, akhirnya Travelista sampai gapura jalan raya candi Jiwa. Motor Travelista parkir di museum situs candi Batujaya yang diresmikan tahun 2006. Di dalam museum, Sobat Piknik dapat melihat artefak yang ditemukan saat ekskavasi di situs percandian Batujaya seperti manik - manik, potongan kayu, arca, votive tablet atau keping tanah liat berbentuk miniatur stupa, gerabah...

Berharap Terik di Citorek

Tak terasa sudah lebih dari setahun touring motor bareng Sobat Kantor berlalu. Kalau touring edisi sebelumnya disepakati PP dalam sehari. Maka touring kali ini disepakati untuk minta izin ke istri dan anak masing – masing agar dipebolehkan tidak pulang ke rumah karena  perjalanan ke Citorek harus dilakukan malam hari  demi menyaksikan fenomena negeri di atas awan saat matahari terbit. Touring dimulai hari jumat sore setelah jam pulang kantor. Check point pertama rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Sawangan untuk dijamu makan malam . Setelah perut kenyang dan bersenda gurau hingga Jam 21:00. Maka perjalannya diteruskan menyusuri jalan raya Parung - Ciampea untuk menuju che ck point kedua di rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Jasinga. Tepat jam 23:00 Travelista dan Sobat Kantor tiba di check point Jasinga untuk rehat sejenak dan ngemil tengah malam. Setelah mandi dan persiapan lainnya, tepat jam 03:00 dini hari, Travelista dan Sobat Kantor memulai perjalanan menuju Citorek ...

Melihat Miniatur Kalimantan Selatan di Dalam Sebuah Museum

Berkunjung ke museum sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya adalah hal yang bijak di tengah keterbatasan waktu sambil menunggu penerbangan. Di sela waktu tunggu kali ini Travelista sempatkan untuk mengunjungi museum Lambung Mangkurat yang terletak di jalan Ahmad Yani Kota Banjar Baru. Pertama kali didirikan pada tahun 1907 oleh pemerintahan hindia belanda untuk menyimpan temuan artefak purbakala di Kalimantan Selatan dengan nama museum Borneo namun fungsinya dihentikan saat tentara jepang mulai menduduki Kalimantan Selatan. Borneo museum in Bandjarmasin 1907 koleksi Tropen Museum Pada tanggal 22 Desember 1955 dengan koleksi barang - barang pribadi miliknya. Amir Hasan Kiai Bondan mencoba menghidupkan kembali museum Borneo yang diberi nama museum Kalimantan. Pada tahun 1967 bangunan museum dipugar dan diberi nama museum Banjar hingga dibangun gedung museum baru bergaya rumah Bubungan Tinggi modern yang diberi nama Lambung Mangkurat dan diresmikan kembali oleh Mendikbud D...