Langsung ke konten utama

Kota Tua Yang Tak Pernah Menua

Piknik kali ini Travelista berkunjung ke sebuah kawasan bersejarah di Jakarta. Terletak di pusat kota Jakarta tempo dulu, kota Tua adalah sebuah kawasan menyimpan banyak kekayaan sejarah dan budaya yang terletak pada gaya arsitektur bangunan khas kolonial yang bernilai langka.

Seperti biasa, Travelista dan Sobat Piknik naik transportasi umum  dengan meeting point di taman yang ada di bawah halte busway Kota. 

Setelah personil lengkap, perjalanan Travelista teruskan menuju museum bank Mandiri yang terletak berseberangan dengan stasiun Kota. Gedung yang dibangun pada tahun 1929 ini merupakan bank milik belanda yaitu Nederlandsche Handel Maatschappij yang dinasionalisasi menjadi bank Export Import pada tahun 1960 dan menjadi asset bank Mandiri setelah bank Export Import dimerger dengan beberapa bank negara lainnya pada tahun 1999. 

Museum ini memiliki berbagai macam koleksi diorama aktivitas perbankan tempo dulu dan perkembangannya. Untuk masuk ke museum ini Sobat Piknik cukup membayar Rp 2.000 dan gratis bagi nasabah bank Mandiri. Museum ini buka setiap hari selasa - minggu dengan jam operasional 09.00 - 16.00 dan tutup setiap hari senin dan hari libur nasional. 

Dari museum bank Mandiri, Travelista menuju museum bank Indonesia yang ada di sebelahnya. Gedung megah bercat putih bergaya neo klasik ini merupakan De Javasche bank yang dibangun pada tahun 1828.

Museum ini menyajikan informasi mengenai peran bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sebelum era kedatangan bangsa barat di nusantara hingga terbentuknya bank Indonesia pada tahun 1953.

Museum yang juga menyimpan koleksi uang masa kerajaan nusantara ini menyajikan informasi dengan memanfaatkan teknologi modern dan multimedia sehingga Sobat Piknik akan merasa nyaman mengunjungi museum yang satu ini.

Museum Bank Indonesia buka setiap hari kecuali senin dan hari libur nasional dan mengunjunginya Sobat Piknik tidak dipungut biaya.

Dari museum bank Indonesia perjalanan Travelista teruskan menuju museum Wayang yang terletak di depan taman Fatahillah. Gedung ini adalah bekas gereja tua yang dibangun pada tahun 1640, sempat hancur akibat gempa bumi tahun 1808 dan diresmikan sebagai museum Wayang pada tanggal 13 Agustus 1975.

Meskipun telah dipugar, beberapa bagian gereja masih tampak terlihat dalam bangunan ini. Di gedung ini juga terdapat nisan makam Jan Pieterszoon Coen yang merupakan gubernur jenderal  hindia belanda yang meninggal pada tahun 1629.

Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia seperti wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, wayang beber, topeng, boneka dan perangkat gamelan. 

Selain itu, museum wayang juga menyimpan beberapa koleksi wayang atau boneka dari mancanegara. Untuk masuk ke museum Wayang Sobat Piknik akan dikenakan tiket Rp 5.000 perorang.

Perlu Sobat Piknik ketahui, wayang Indonesia telah ditetapkan menjadi warisan budaya non benda yang patut dilestarikan oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003. #BanggaJadiOrangIndonesia.

Udara yang panas dan lembab, membuat dahaga datang lebih sering. Banyak pedagang yang menjajakan aneka minuman di area kota tua antara lain es selendang mayang khas Betawi yang mulai langka.

Dan Sobat Piknik yang ingin makan siang, di kawasan ini juga banyak terdapat penjaja makanan seperti bakso, mi ayam, nasi, sate padang, ketoprak, sate ayam dan lainnya di yang ada sepanjang lorong akses menuju jalan Kali Besar Timur.

Setelah rehat sejenak, perjalanan Travelista teruskan menuju museum seni rupa dan keramik yang terletak berseberangan dengan museum wayang. 

Museum seni rupa dan keramik ini memajang keramik lokal dari era kerajaan nusantara dan mancanegara. Gedung dengan ciri khas delapan pilar di bagian depan ini merupakan kantor dewan kehakiman hindia belanda yang dibangun pada 12 Januari 1870.

Selain memajang koleksi keramik nusantara, museum ini juga menampilkan koleksi keramik mancanegara seperti keramik dari Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang dan Eropa dari abad 16 sampai dengan awal abad 20.

Selain memajang koleksi keramik, museum ini juga menyajikan koleksi karya lukis seniman Indonesia sejak kurun waktu 1800an hingga saat sekarang. Mulai dari periode meastro Raden Saleh hingga karya - karya kontemporer.

Tenaga mulai habis, sudah waktunya untuk kembali ke rumah masing – masing dengan membawa cerita tentang kota tua yang tak pernah menua. 


Sampai jumpa di piknik selanjutnya…


Pesan moral :
  1. Di samping fungsi utamanya sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi bagi masyarakat. Museum seperti bank Mandiri dan bank Indonesia dapat berfungsi sebagai upaya membangun citra perusahaan.  Semoga saja semakin banyak perusahaan yang mengalokasikan dana CSR nya ke dalam wujud museum. Agar pilihan masyarakat untuk belajar dan berekreasi semakin banyak.
  2. Tahu tentang wayang adalah penting. Selain dapat melestarikan kebudayaan, wayang juga dapat mengingatkan kita kembali akan norma dan filosofi budaya sebagai bangsa yang bermartabat.
  3. Mengetahui tentang keramik itu perlu. Karena kita dapat belajar mengenai filosofi pembentukan keramik yang dicipta dari tanah liat berlumpur tak berbentuk, ditempa, diukir, dibakar, dikikis lalu dijemur dibawah terik hingga jadi sebuah karya cipta yang bernilai. Sebuah filosofi yang mengajarkan untuk kita tak sabar dalam berproses untuk menjadi sebuah keindahan.

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Berziarah ke Makam Sunan Ampel

Mengisi weekend saat tugas di kota Sidoarjo. Kira – kira mau ke mana yah Travelista ? Explore tempat wisata kota Sidoarjo atau kota Surabaya ??? Setelah merenung sekejap, terpilihlah kota Surabaya sebagai tujuan piknik hari ini.  Tujuan utamanya adalah kawasan wisata religi Sunan Ampel. Pikir Travelista, yang dari jauh saja nyempetin berziarah ke makam Wali Songo. Masa, Travelista yang sudah ada di kota tetangga tidak berkeinginan berziarah ke makam Wali Allah tersebut ???   Tujuan sudah ditentukan, tinggal memikirkan bagaimana cara untuk mencapai ke sana dengan cara yang hemat ? Setelah cek tarif ojek online, ternyata jarak dari hotel tepat Travelista menginap ke makam Sunan Ampel lebih dari 25 km. Melebihi batas maksimal jarak tempuh dari ojek online roda dua. Selain jarak, tentu tarif juga jadi pertimbangan Travelista dalam setiap piknik. Hehehe…   Kebetulan sudah hampir seminggu Travelista tinggal di kota lobster. Beberapa kali Travelista lihat ada bus Trans Sidoarjo yang lal

Ziarah Backpacker ke Masjid Pesisir Jakarta

Berwisata di Jakarta tidak selalu ke pusat keramaian. Masih terdapat opsi wisata religi di Ibukota. Kali ini Travelista putuskan untuk berziarah backpacker ke masjid Luar Batang yang terletak di jalan Luar Batang V Penjaringan Jakarta Utara. Ya semoga saja dengan ziarah backpacker, suatu saat Travelista bisa umroh backpacker. Aamiin. Dari rumah, Travelista naik KRL jurusan Kota lalu berjalan menuju halte busway untuk naik rute 12B jurusan Senen – Pluit. Sobat Piknik naik busway yang menuju Pluit lalu turun di halte busway jalan Murta Baru, tapi bilang saja ke petugas busway on duty bahwa Sobat Piknik mau ke masjid Luar Batang. Nanti Sobat Piknik akan diturunkan di seberang halte Luar Batang karena busway yang menuju Pluit tidak ada halte pemberhentian kecuali halte jalan Murta Baru. Selain naik busway rute rute 12B jurusan Senen – Pluit yang Travelista jelaskan tadi. Sobat Piknik dapat juga naik busway rute 1A jurusan Fresh Market PIK - Balaikota, Sobat Piknik naik busway dari halte Fr

Mengunjungi Etalase Budaya Lampung

Seminggu di kota Bandar Lampung. Diisi kesibukan dengan kerja, kerja dan kerja. Pulang kantor hanya diisi dengan cari kuliner malam ditemani driver ojek online dan nongkrong di tugu Adipura.  Kenapa nongkrong di situ ? Ya, karena kebetulan hotel tempat Travelista menginap ada di sekitar tugu tersebut. Hehehe... Seminggu sudah waktu berlalu, tiket balik ke Jakarta sudah dibooking dengan jadwal penerbangan sore hari. Masih ada sedikit waktu untuk mencari oleh – oleh khas Lampung dan berkunjung ke spot wisata di tengah kota agar tidak terlambat ke bandara.   Yuks, segera bergegas cari oleh - oleh khas. Kalau di Lampung, ya apalagi kalau bukan keripik pisang.  Salah satu sentra penjualan keripik pisang di kota Bandar Lampung terdapat di jalan Pagar Alam Kedaton. Di Sepanjang jalan ini, Sobat Piknik akan dengan mudah menemui kedai penjual keripik pisang yang sudah dibungkus maupun dalam keadaan curah.  Satu hal yang membuat asik belanja di sini adalah Sobat Piknik dapat mencicipi se