Piknik ke museum ah. Tapi kira – kira ke museum
apa yah !? Sehubungan saat ini adalah bulan November yang identik dengan hari
pahlawan. Ya tidak ada salahnya Travelista Piknik ke Museum Satria Mandala yang
terletak di jalan Gatot Subroto No 14 Jakarta Selatan.
Untuk mencapai ke sini tidaklah sulit, banyak moda transportasi yang dapat mengatar Sobat Piknik ke tempat ini. Salah satunya busway rute 6B Ragunan – Monas, 9 Pinang Ranti – Pluit, 9A PGC2 – Pluit, 9B Pinang Ranti - Kota, 9C Pinang Ranti – Bunderan Senayan, 9H Grogol2 – TMII, B11 Sumarecon – Tosari, B21 Grogol2 – Bekasi Timur dan 6M Mangarai – Blok M. Sobat Piknik dapat turun di halte busway Gatot Subroto LIPI lalu diteruskan berjalan kaki menuju ke museum Satria Mandala.
Memasuki
area depan museum, Sobat Piknik akan disambut oleh sebuah monumen kapal besar
yang tertancap kokoh di antara gedung perkantoran yang menjulang.
Kapal ini
merupakan replika KRI Matjan Tutul 602 buatan Jerman Barat. Dalam sejarah, kapal
ini ikut terlibat dalam pertempuran di laut Arafuru dalam rangka operasi
pembebasan Irian Barat dari belanda yang menggugurkan komodor Yos Sudarso dan
pejuang lainnya.
Berada
sejajar dengan KRI Matjan Tutul, terdapat monumen pesawat A-4 Skyhawk. Pada
masanya pesawat ini gagah mengawal kedaulatan NKRI dari udara.
Dalam kiprahnya
pesawat ini pernah dilibatkan dalam operasi Seroja di Timor - Timur tahun 1980
- 1990, Oparasi Halau dalam menghalau pengungsi Vietnam tahun 1985, oparasi
Oscar di perairan Sulawesi tahun 1991 - 1992 dan Operasi Rencong di Aceh tahun
1991 -1993.
Jika Sobat Piknik pernah melintasi jalan Gatot Subroto
dari arah Pancoran menuju arah Semanggi, di sisi kiri jalan terlihat koleksi helikopter dan Jet tempur MIG 21 yang
pernah digunakan dalam operasi Trikora di Irian Barat.
Tiba di loket
tiket, Sobat Piknik akan dikenakan biaya masuk Rp 4.000. Dengan jam operasional
09:00 – 15:30 WIB, Travelista rasa cukup untuk Sobat Piknik menikmati semua
koleksi yang ada di museum ini.
Beranjak masuk ke dalam gedung museum. Sobat Piknik
akan disambut replika naskah proklamasi lengkap dengan foto Presiden dan Wakil
Presiden RI dari masa ke masa.
Menuju
ruang pamer selanjutnya, Sobat Piknik akan melalui sebuah lorong yang memajang
foto – foto dan diorama peristiwa sejarah yang penting untuk dipelajari.
Beberapa diorama yang ada di sepanjang lorong ini antara lain adalah peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 agustus 1945 di jalan Pegangsaan Timur no 56, pembentukan Badan
Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal 23 Agustus 1945, Pembentukan Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945, pertempuran Surabaya pada tanggal
10 November 1945 dan masih banyak lagi diorama lainnya yang sayang untuk
dilewatkan.
Memasuki ruang pamer antara, Sobat Piknik akan
disuguhkan dengan deretan foto peristiwa perjuangan yang dilakukan TNI dan
koleksi barang – barang yang pernah digunakan oleh 3 Jenderal bintang 5 yaitu panglima
besar jenderal Sudirman, jenderal Abdul Haris Nasution dan Jenderal Soeharto serta benda koleksi milik kepala staf TKR yang pertama yaitu letnan jenderal
Oerip Soemohardjo.
Benda koleksi pribadi milik letnan jenderal Oerip
Soemohardjo yang dipajang di ruang ini antara lain adalah keris, meja dan kursi
tamu.
Bersebelahan dengan ruang pajang letnan jenderal Oerip Soemohardjo.
Terdapat ruang pajang panglima besar jenderal Sudirman yang menyimpan meja,
kursi, tempat tidur dan tandu yang pernah digunakan oleh jenderal Sudirman.
Beranjak
ke ruang pajang selanjutnya adalah ruang yang menyimpan koleksi milik jenderal
Abdul Haris Nasution dan jenderal Suharto. Dua jenderal pelaku sejarah revolusi yang pernah terjadi di negeri ini.
Masuk ke
ruang selanjutnya yaitu ruang yang menampilkan beraneka koleksi di antaranya
panji – panji kesatuan, tanda pangkat, diorama sebuah pertempuran dalam merebut
dan mempertahankan kemerdekaan, dokumentasi pengiriman pasukan perdamaian PBB,
foto – foto sejarah dan juga foto panglima TNI dari masa ke masa.
Menuruni anak tangga menuju ruang bawah di museum.
Sobat Piknik dapat menyaksikan koleksi senjata yang digunakan oleh TNI dari
tahun 1950 sampai dengan sekarang seperti ranjau, terpedo, rudal, meriam, pistol dan lain sebagainya.
Sudah saatnya untuk
melanjutkan aktivitas lain yang telah dijadwalkan. Namun
rupanya masih ada ruang pamer outdoor yang terletak di bagian belakang museum
ini. Ya, mampir sebentarlah untuk melihat koleksi di sana.
Tepat di belakang
Travelista berdiri, terdapat sebuah gedung bercat krem yang merupakan museum Waspada
Purbawisesa yang di dalamnya menampilkan diorama penumpasan gerakan separatis
yang pernah terjadi di Indonesia.
Tapi kali ini Travelista tidak ke sana karena
ga mungkin reshedule lagi acara yang telah disusun. Ya sudah skip sajalah.
Nanti Sobat Piknik cari sendiri informasi dari blog Sobat Piknik yang lain atau
Sobat Piknik dapat datang langsung ke museum Waspada Purbawisesa dan nanti share
ke Travelista yah ! Hehehe...
Di seberang museum Waspada Purbawisesa terdapat replika ambulance Chevrolet yang dijuluki si Gajah atau si Dukun milik RSUD Majalaya yang pernah digunakan untuk mengangkut para korban pertempuran DI/TII di daerah Cipagati Majalaya, panser rel yang digunakan untuk menumpas gerakan separatis DI/TII Majalaya dan sebuah sedan Dodge Dart yang pernah digunakan oleh panglima kodam Hasanuddin M Yusuf ketika melakukan perundingan pemulihan keamanan dengan pemimpin DI/TII Pinrang Sulawesi Selatan yaitu Andi Selle Matola.
Di seberang museum Waspada Purbawisesa terdapat replika ambulance Chevrolet yang dijuluki si Gajah atau si Dukun milik RSUD Majalaya yang pernah digunakan untuk mengangkut para korban pertempuran DI/TII di daerah Cipagati Majalaya, panser rel yang digunakan untuk menumpas gerakan separatis DI/TII Majalaya dan sebuah sedan Dodge Dart yang pernah digunakan oleh panglima kodam Hasanuddin M Yusuf ketika melakukan perundingan pemulihan keamanan dengan pemimpin DI/TII Pinrang Sulawesi Selatan yaitu Andi Selle Matola.
Menurut sejarah, mobil yang ditumpangi
oleh kolonel M Yusuf dan Andi Selle Matola dicegat dan ditembaki oleh pihak
yang kontra dengan perundingan ini. Bekas tembakan dapat Sobat Piknik lihat di
bagian kanan dan kiri mobil buatan Amerika Serikat ini.
Tepat di
seberang 3 benda bersejarah ini, terdapat semacam hanggar yang menyimpan koleksi
pesawat tempur yang pernah digunakan dalam berbagai misi, seperti pesawat RI 1
Seulawah, AT - 16 Havard yang pernah digunakan untuk menumpas berbagai gangguan
gerakan separatis di Nusantara, Gannet yang pernah digunakan dalam operasi
Trikora dan Dwikora, Nishikoren yang pernah digunakan sebagai pesawat latihan
TNI AU, pesawat Cureng yang pernah digunakan sebagai pesawat pengintai dan
palang merah, NU - 25 Kunang yang merupakan pesawat pecobaan oleh para insinyur
Indonesia di bawah komando letkol Nurtanio dan berbagai pesawat lain yang dapat
Sobat Piknik saksikan sendiri di ruang pamer outdoor museum Satria Mandala.
Nah,
banyak juga kan !? Koleksi yang ada di museum Satria Mandala. Ya, tidak ada
salahnya untuk Sobat Piknik kunjungi untuk me refresh pengetahuan sejarah dan
menambah wawasan perjuangan TNI manunggal rakyat dalam merebut dan
mempertahankan NKRI sampai dengan detik ini.
Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
Sejarah mencatat, bahwa rakyatlah yang merebut kemerdekaan dari penjajah karena saat itu belum ada TNI ketika itu. Sehingga panglima besar jenderal Soedirman pernah berkata bahwa hubungan TNI dan rakyat adalah ibarat ikan dan air. Ikan tidak akan hidup tanpa air. Rakyatlah yang mengandung, merawat dan membesarkan TNI. Dari uraian sejarah tadi. Sudah sepatutnya kita sebagai rakyat selalu bersinergi dengan TNI dalam mengisi kemerdekaan sesuai dengan profesi dan peran yang kita miliki. Agar TNI menjadi semakin besar, rakyat terlindungi dan NKRI tetap teguh berdiri. #HIDUPRAKYAT #BRAVOTNI #NKRIHARGAMATI
Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
Sejarah mencatat, bahwa rakyatlah yang merebut kemerdekaan dari penjajah karena saat itu belum ada TNI ketika itu. Sehingga panglima besar jenderal Soedirman pernah berkata bahwa hubungan TNI dan rakyat adalah ibarat ikan dan air. Ikan tidak akan hidup tanpa air. Rakyatlah yang mengandung, merawat dan membesarkan TNI. Dari uraian sejarah tadi. Sudah sepatutnya kita sebagai rakyat selalu bersinergi dengan TNI dalam mengisi kemerdekaan sesuai dengan profesi dan peran yang kita miliki. Agar TNI menjadi semakin besar, rakyat terlindungi dan NKRI tetap teguh berdiri. #HIDUPRAKYAT #BRAVOTNI #NKRIHARGAMATI
This post is truly a good one it helps new net visitors,
BalasHapuswho are wishing in favor of blogging.