Kali ini Travelista mangajak Istri dan Buah hati
tercinta untuk piknik ke Planetarium Jakarta. Tempat ini dibangun pada tanggal
9 September 1964 atas gagasan Presiden Soekarno dengan maksud menambah wawasan
dan ilmu astronomi bangsa Indonesia yang diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin
bersamaan dengan diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta yaitu Taman Ismail
Marzuki pada tanggal 10 November 1964.
Hal pertama
yang harus dilakukan saat tiba di Planetarium Jakarta adalah melihat jadwal
pertunjukan teater planetarium yang terpampang di loket tiket teater yang baru dibuka satu jam sebelum pertunjukkan dimulai.
Untuk masuk ke teater Planetarium, Sobat Piknik akan dikenakan biaya Rp 12.000 dan Rp 7.000 untuk si Buah hati. Jam pertunjukan dibagi menjadi 3 sesi yaitu jam 09.00, 12:00 dan 15:00. Silahkan Sobat Piknik sesuaikan dengan waktu luang yang Sobat Piknik miliki.
Untuk masuk ke teater Planetarium, Sobat Piknik akan dikenakan biaya Rp 12.000 dan Rp 7.000 untuk si Buah hati. Jam pertunjukan dibagi menjadi 3 sesi yaitu jam 09.00, 12:00 dan 15:00. Silahkan Sobat Piknik sesuaikan dengan waktu luang yang Sobat Piknik miliki.
Jika
jadwal petunjukan teater masih lama, maka Sobat Piknik dapat menikmati berbagai benda koleksi terkait ilmu astronomi yang dipajang berbagai ruang Planetarium ini. Terdapat
sebuah lorong yang memajang berbagai rasi bintang atau populer dengan sebutan
zodiak.
Saat memasuki lorong ini Travelista seolah bernostaligia saat masa - masa
puber dulu. Di mana ramalan zodiak harian yang ditayangkan sebuah acara televisi
menjadi hal yang paling Travelista tunggu untuk sebagai referensi action esok
hari. Apalagi ramalannya baik ! Hmmm… Makin PD aja deketin cewe ! Apalagi zodiak
cewe tersebut cocok jika berpasangan dengan zodiak Travelista. Hehehe…
Jika
selama ini Sobat Piknik pernah melihat pakaian astronot di film. Maka di sini
Sobat Piknik dapat melihat pakaian astronot dari dekat yang dipajang pada
sebuah etalase.
Inilah pakaian yang dipakai astronot saat bekerja di luar
angkasa. Pakaian ini di design sedemikian rupa sehingga kedap udara dan tahan
dengan perbedaan temperatur udara antara bumi dan luar angkasa.
Di
Planatarium ini juga menceritakan sejarah astronomi Indonesia yang dimulai
sejak tahun 800 masehi seiring dengan pembangunan Candi Borobudur yang diduga
berfungsi penanda waktu oleh Nenek Moyang dengan cara melihat bayangan stupa
seiring pergerakkan matahari, kemudian penentuan arah kiblat Masjid Soko Tunggal yang
dibangun pada tahun 1288 masehi, pembangunan observatorium Bosscha di Lembang
pada tahun 1923, pembentukan Lembaga Penerbangan dan Antarariksa Nasional
(LAPAN) pada tahun 1963 hingga dibangunnya Planetarium Jakarta pada 1964.
Di
Planetarium Jakarta juga terdapat alat peraga 3 dimensi yang dapat Sobat Piknik
sentuh seperti globe dan bulan raksasa yang menarik untuk diceritakan kepada Si
buah hati.
Oya Sobat
Piknik, di sini juga dipajang sebuah serpihan batu meteor yang mampu menerobos
atmosfer bumi yang jatuh di kawasan Tambak Watu Kabupaten Pasuruan pada tanggal
14 febuari 1975.
Perlu Sobat Piknik ketahui bahwa batu meteor jarang sekali
mampu menerobos atmosfer bumi, kebanyakan semua hancur dan terbakar saat
menghantam atmosfer bumi.
Di sini
juga dipajang berbagai miniatur yang menceritakan tentang teknologi dan
kehidupan astronot di luar angkasa seperti miniatur apollo Ariane 4 yang telah
menjalani peluncuran ke luar angkasa sebanyak 113 kali, Challenger Space
shuttle yang telah menjalankan 9 kali misi sukses dan meledak pada misi ke 10 yang
menewaskan seluruh kru apollo, pesawat saturn IB yang mengangkut awak apollo ke
stasiun Skylab pada tahun 1973 yang kemudian menjadi bagian dari project Soyuz
yang merupakan project gabungan AS-Uni Soviet.
Setelah
menikmati koleksi tentang antariksa di ruang pamer Planetarium, maka
tibalah saatnya Travelista masuk ke dalam teater berbentuk kubah. Saran
Travelista, Sobat Piknik harus segera antri untuk mendapatkan posisi paling PW untuk menyaksikan pertunjukan yang
disajikan.
Oya Sobat
Piknik, perlu diketahui bahwa semua pertunjukan menggunakan teknologi yang
canggih sehingga semua bagian pertunjukkan tidak dapat direkam dengan kamera
biasa. Jadi jangan coba - coba untuk merekamnya ya Sobat Piknik ! Selain tidak
dapat merekam apa – apa, pantulan cahaya HP tentu sangat mengganggu suasana
saat menikmati pertunjukan tentang jagat raya yang menakjubkan.
Dengan
menggunakan proyektor canggih, Sobat Piknik diajak mengikuti petualangan
menejelajahi antariksa. Sobat Piknik seolah menjadi seorang astronot yang
berada tepat di hadapan benda antariksa seperti matahari, bulan, planet,
bintang, nebula, komet dan rasi bintang.
Sobat
Piknik akan menyaksikan simulasi fenomena - fenomena alam yang sering terjadi.
Sobat Piknik juga akan mendapat penjelasan ilmiah tentang berbagai fenomena
alam seperti kenapa di Jakarta sulit melihat bintang ? Apa itu komet ? Apa itu meteor
? Dengan proyeksi tampilan 3 dimensi, semua pertanyaan - pertanyaan tersebut terjawab oleh pejelasan narator yang
bertugas di balik studio. Hmmm... Sebuah pengenalan duania antariksa yang seru !
Tak terasa
hampir satu jam Travelista menikmati pertunjukan di teater Planetarium yang
menambah wawasan Travelista tentang antariksa kita. Sampai jumpa di piknik
selanjutnya...
Pesan moral :
Planetarium
adalah wahana rekreasi dan edukasi untuk menambah wawasan tentang ilmu
astronomi yang menyadarkan bahwa kita adalah bagian kecil dari besarnya antariksa yang diciptakan Sang Maha Pencipta.
Komentar
Posting Komentar