Bertempat di Wisma AKR Jl. Panjang Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Museum
MACAN memajang koleksi kontemporer yang sedang hits. Buka dari
hari selasa sampai minggu, museum ini beroperasi dari jam 10.00 hingga 19.00
WIB.
MACAN merupakan akronim dari Modern And Contemporary Art in Nusantara. Yang pendiriannya digagas oleh Haryanto Adikoesoemo seorang pengusaha sekaligus kolektor benda seni.
Seni kontemporer yang ditampilkan museum ini tidak terbatas pada lukisan dan foto, tapi juga menampilkan berbagai media dan teknik instalasi dengan gaya kontemporer. Dan karya seni yang ditampilkan di museum macan selalu berganti dalam periode tertentu sehingga selalu menarik untuk dinanti dan diikuti atas karya seni yang ditampilkan.
MACAN merupakan akronim dari Modern And Contemporary Art in Nusantara. Yang pendiriannya digagas oleh Haryanto Adikoesoemo seorang pengusaha sekaligus kolektor benda seni.
Seni kontemporer yang ditampilkan museum ini tidak terbatas pada lukisan dan foto, tapi juga menampilkan berbagai media dan teknik instalasi dengan gaya kontemporer. Dan karya seni yang ditampilkan di museum macan selalu berganti dalam periode tertentu sehingga selalu menarik untuk dinanti dan diikuti atas karya seni yang ditampilkan.
Selain memajang karya seni
kontemporer dan modern, di museum macan terdapat zona interaktif dan edukasi
yaitu Rubberscape atau main getah. Sebuah ruang minimalis yang mencoba
menghadirkan suasana alam yang membuat Sobat piknik seolah berada di tengah - tengah
perkebunan karet. Di ruang ini di terdapat seni instalasi berupa dedaunan karet
yang berserakan di lantai, gundukan tanah yang ditanami pohon karet muda dan
hasil akhir komoditas karet berupa balon.
Di ruang ini jua mencoba mengembalikan
kerinduan Sobat Piknik akan permainan tradisional berupa congklak, gelang karet
dan adu biji karet. Bermain pemainan tersebut adalah hal yang paling dinantikan
di masa video game belum semerajalela seperti aneka games yang di install pada
gadget masing – masing anak masa kini. Di sini juga terdapat fasilitas berupa
pembuatan gambar dengan teknik cap yang tentu juga menarik untuk dicoba.
Menunjukkan tiket untuk di
scan barcode oleh Petugas, Sobat Piknik dapat masuk ke ruang utama yang
memajang berbagai karya seni contemporer dan modern. Di setiap sudut ruang
terdapat karya yang dibagi ke dalam tema tertentu. Pada saat Travelista
berkunjung terdapat zona dunia dalam berita yang membawa nostalgia Travelista
kecil dulu. Jadi ketauan tuanya deh. Hehehe…
Di zona ini Sobat Piknik dapat melihat berbagai berita tentang issue pertelevisian Indonesia mulai dari sejarah, perubahan sosial hingga kebijakan Penguasa yang sempat membungkam sumber berita. Hal tersebut dapat Sobat Piknik lihat pada deretan foto dengan symbol putih yang menutupi mulut figur yang sedang berbicara.
Di zona ini Sobat Piknik dapat melihat berbagai berita tentang issue pertelevisian Indonesia mulai dari sejarah, perubahan sosial hingga kebijakan Penguasa yang sempat membungkam sumber berita. Hal tersebut dapat Sobat Piknik lihat pada deretan foto dengan symbol putih yang menutupi mulut figur yang sedang berbicara.
Beranjak ke ruang tengah, Sobat Piknik dapat melihat koleksi
jubah yang dibuat dari aneka bahan yang menyimbolkan golongan tertentu di
masyarakat seperti jubah yang melambangkan kekuasaan, pemuka agama, jubah yang
terbuat dari tenda pengungsian hingga jubah yang dibuat dari bekas bungkus jamu
vitalitas pria yang melambangkan “keperkasaan”. Hmmm… Boleh juga di coba jamu
dengan merk tersebut… Eh, boleh juga dijadikan filosofi hidup dari jubah –
jubah tersebut. Hehehe…
Di seberang ruang koleksi
jubah, terdapat ruang seni instalasi dengan media resleting yang menggarkan dua
jenis kelamin yang saling berhadapan karya Mella Jaarsma.
Berbeda dengan karya
seni lain yang hanya dapat dinikmati dengan sekedar memandang. Di zona ini
Sobat Piknik dapat menyentuh dan membuka resleting yang diinstall pada dinding.
Karena Travelista yakin bahwa Sobat Piknik penasaran dengan apa yang ada di balik
resleting. Hehehe…
Di ruang tengah museum terdapat berbagai lukisan dari
beberapa perupa yang mimiliki filosofi sangat dalam. Semua dapat Sobat Piknik
nikmati dengan seksama untuk mendapatkan filosofi yang dimaksud dari setiap
karya.
Selain itu terdapat juga patung kecil yang menggambarkan tentara yang
berbaris dan televisi yang dicetak dari bahan adukan pasir, adapun pesan yang
hendak disampaikan bahwa terkadang televisi membuat kita membatu saat tenggelam
dalam sebuah tayangan yang membuat kita abai dengan kondisi lingkungan sekitar.
Di museum macan juga terdapat
meja sudut untuk menumpahkan ide - ide Sobat Piknik yang berkunjung. Tepat di
samping meja sudut terdapat karya seni instalasi berupa toilet duduk dengan
cahaya pink yang tentu menarik perhatian dan pertanyaan. Pesan apa yang ingin
disampaikan oleh Perupa ? Dan ternyata Sang Perupa hendak menyampaikan pesan
bahwa apapun ras dan makanan kita, semua tak ada beda saat bermuara ke dalam
toilet.
Ada satu koleksi yang unik di museum macan. Yaitu sebuah
tenda yang terbuat dari spanduk lukisan film – film bioskop tempo dulu.
Keunikan yang Sobat Piknik dapatkan saat masuk ke tenda ini adalah Sobat Piknik
akan mengetahui bahwa sebelum era digital printing, spanduk bioskop dibuat
dengan cara dilukis sehingga memiliki nilai seni yang tinggi.
Keunikan selanjutnya adalah spanduk lukisan yang dijadikan tenda ini adalah spanduk
lukisan film – film khusus dewasa ! Itulah istimewanya. Hehehe…
Memang ada syarat khusus untuk masuk ke dalam karya instalasi
ini. Yaitu Sobat Piknik harus berumur 17 tahun plus ! Adapun pesan yang hendak
disampaikan oleh perupa adalah kala issue politik sedang memanas, film “panas”
juga ikut memanas sehingga membuat pemirsa menjadi “lemas”. Sebuah satire yang membuat
gemas…
Dan ada juga koleksi audio visual yang menampilkan karya seni
peran yang dibawakan para seniman. Pesan dalam film yang ditampilkan adalah terkadang
kekuasaan membuat kita lupa diri sehingga angkara mudah terluap sehingga
merugikan rakyatnya.
Dan karya
seni yang paling favorit untuk berselfie adalah infinity mirrored room karya
Yayoi Kusama seorang perupa kontemporer Jepang yang sudah malang melintang di
bidang seni instalasi. Di ruang seni ini Sobat Piknik harus rela antri demi
mendapat giliran berselfie yang dibatasi dalam waktu 30 detik.
Selesai sudah
piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
Museum
Macan merupakan wadah untuk menumpah wujudkan gelisahan diri dan pemberontakan
nurani atas sebuah keadaan dalam sebuah ekspresi seni. Travelista berharap semoga
museum Macan dapat terus menjadi wadah ekspresi seni yang seiring dengan
peradaban yang terjadi di belahan bumi Nusantara juga dunia.
Komentar
Posting Komentar