Langsung ke konten utama

Berkunjung ke Kota Seribu Bunga

Dari monumen Yesus memberkati, perjalanan Travelista teruskan menuju kota Tomohon. Topografi yang diapit gunung Lokon dan Mahawu membuat kawasan ini terasa sejuk sehingga tanaman bunga tumbuh subur sehingga Tomohon mendapat julukan kota seribu bunga.

Perjalanan Travelista terhenti sejenak di menara Alfa Omega, sebuah ikon baru kota Tomohon yang terletak di pusat kota dan berdampingan dengan gereja tua Sion yang bangun pada tahun 1839. 

Dari menara Alfa Omega perjalanan Travelista teruskan menuju danau Linow yang merupakan danau belerang hasil letusan gunung Mahawu yang berstatus aktif.

Saat memasuki kawasan wisata danau Linow, Sobat Piknik akan menghirup aroma khas belerang dengan dikenakan tiket masuk Rp 25.000 yang dapat Sobat Piknik tukarkan dengan voucher secangkir teh atau kopi kedai tepi danau.

Kata Linow berasal dari Lilinowan yang berarti tempat berkumpulnya air karena daerah ini lebih rendah dibanding daerah sekitarnya. Di sini Sobat Piknik dapat menyaksikan air danau yang warna berubah – ubah dari hijau, biru, kuning dan coklat karena reaksi kimia belerang yang terkena pantulan sinar matahari. Hmmm… Sebuah pemandangan yang indah.

Seperti kita ketahui bahwa kandungan belerang dapat mengobati berbagai penyakit kulit. Tapi, walau Sobat Piknik memiliki penyakit kulit yang dapat disembuhkan dengan unsur belerang, Travelista harap jangan menceburkan diri ke danau ini ya ! Hehehe…

Setelah puas menghirup aroma belerang, perut pun terasa lapar. Padahal sih tidak ada kaitannya antara aroma belerang dengan rasa lapar. Dasar Travelista saja yang memang sudah lapar. Hehehe…

Dari danau Linow perjalanan Trevlista lanjutkan ke untuk late lunch di tepi danau Tondano. Di tengah perjalanan, Travelista singgah di benteng Moraya yang menyimpan kisah heroik para pejuang Minahasa melawan penjajah belanda.

Di benteng ini, pejuang Minahasa bertahan meski mendapat gempuran dari segala arah. Kata Moraya artinya genangan darah. Konon di kawasan ini digenangi darah korban perang dalam mempertahankan tanah leluhurnya.

Keunikan benteng ini terletak pada 12 pilar menjulang yang terukir kisah perang Tondano serta nama marga suku Minahasa yang Travelista yakin sudah cukup familiar di telinga Sobat Piknik. Di sini juga terdapat waruga atau kubur batu berbentuk segi empat dengan bagian tengah berlubang untuk menyimpan jenazah dengan penutup batu berbentuk atap rumah.

Dari benteng Moraya perjalanan Travelista teruskan menuju danau Tondano yang merupakan danau terluas dan penghasil ikan tawar terbesar di Sulawesi utara. Maka tak heran jika Sobat Piknik berkunjung ke danau ini melihat banyak keramba apung yang berada di bawah kedai makan.

Konon danau Tondano terbentuk akibat murkanya gunung Kaweng kepada sepasang kekasih yang melarikan diri ke hutan karena hubungan mereka tidak direstui oleh orang tua. Letusan gunung Kaweng tersebut membuat kubangan besar dan menjadi danau Tondano.

Setelah menikmati sajian ikan tawar dan pemanadangan danau Tondano, Travelista harus kembali ke kota Manado. Di tengah perjalanan, Travelista mampir di taman kota Tondano yang terletak berseberangan dengan kantor Bupati Minahasa.

Ada hal menarik di persimpangan jalan Taman kota Tondano. Terdapat sebuah tugu proklamasi setinggi 15 meter yang dibuat mirip dengan Monas Jakarta. Sehingga banyak Sobat Piknik menyebut tugu yang diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1975 tersebut sebagai Monas Tondano. Sekilas memang mirip sih. Andai saja udara di Monas Jakarta sesejuk Monas Tondano. Pasti betah banget Sobat Piknik mengunjunginya. Hehehe…



Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
  1. Pelajaran penting dari kisah tentang terbentuknya danau Tondano akibat murkanya gunung Kaweng kepada sepasang kekasih yang melarikan diri karena hubungan mereka tidak direstui oleh orang tua. Menyadarkan Travelista bahwa restu Tuhan berasal dari restu orang tua sebagai perantara kita lahir ke dunia yang harus kita hormati sampai kapan pun juga.
  2. Dari benteng Moraya Travelista dapat pelajaran hidup untuk terus berjuang dalam mempertahankan sebuah keyakinan hingga “titik darah penghabisan”. Apapun konsekuensinya ! Sebab Travelista yakin bahwa Tuhan bersama orang – orang yang benar dan suatu saat kebenaran akan menunujukkan kebenarannya.

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Ziarah Backpacker ke Masjid Pesisir Jakarta

Berwisata di Jakarta tidak selalu ke pusat keramaian. Masih terdapat opsi wisata religi di Ibukota. Kali ini Travelista putuskan untuk berziarah backpacker ke masjid Luar Batang yang terletak di jalan Luar Batang V Penjaringan Jakarta Utara. Ya semoga saja dengan ziarah backpacker, suatu saat Travelista bisa umroh backpacker. Aamiin. Dari rumah, Travelista naik KRL jurusan Kota lalu berjalan menuju halte busway untuk naik rute 12B jurusan Senen – Pluit. Sobat Piknik naik busway yang menuju Pluit lalu turun di halte busway jalan Murta Baru, tapi bilang saja ke petugas busway on duty bahwa Sobat Piknik mau ke masjid Luar Batang. Nanti Sobat Piknik akan diturunkan di seberang halte Luar Batang karena busway yang menuju Pluit tidak ada halte pemberhentian kecuali halte jalan Murta Baru. Selain naik busway rute rute 12B jurusan Senen – Pluit yang Travelista jelaskan tadi. Sobat Piknik dapat juga naik busway rute 1A jurusan Fresh Market PIK - Balaikota, Sobat Piknik naik busway dari halte Fr

Berziarah ke Makam Sunan Ampel

Mengisi weekend saat tugas di kota Sidoarjo. Kira – kira mau ke mana yah Travelista ? Explore tempat wisata kota Sidoarjo atau kota Surabaya ??? Setelah merenung sekejap, terpilihlah kota Surabaya sebagai tujuan piknik hari ini.  Tujuan utamanya adalah kawasan wisata religi Sunan Ampel. Pikir Travelista, yang dari jauh saja nyempetin berziarah ke makam Wali Songo. Masa, Travelista yang sudah ada di kota tetangga tidak berkeinginan berziarah ke makam Wali Allah tersebut ???   Tujuan sudah ditentukan, tinggal memikirkan bagaimana cara untuk mencapai ke sana dengan cara yang hemat ? Setelah cek tarif ojek online, ternyata jarak dari hotel tepat Travelista menginap ke makam Sunan Ampel lebih dari 25 km. Melebihi batas maksimal jarak tempuh dari ojek online roda dua. Selain jarak, tentu tarif juga jadi pertimbangan Travelista dalam setiap piknik. Hehehe…   Kebetulan sudah hampir seminggu Travelista tinggal di kota lobster. Beberapa kali Travelista lihat ada bus Trans Sidoarjo yang lal