Langsung ke konten utama

Jelajahi Mimpi di Pulau Belitung

Berawal dari chatingan di group WhatsApp untuk piknik ke luar pulau yang belum terlalu ramai dikunjungi dengan budget backpacker. Dari beberapa opsi destinasi yang dibahas, akhinya pilihan mengerucut ke pulau Belitung, selain itu pengaruh film laskar pelangi yang fenomenal itu menjadi salah satu pertimbangan untuk pergi ke sana.

Setelah mencari harga tiket terbaik akhirnya Travelista dapat harga tiket pergi Rp 334.000 dan Rp 553.600 untuk tiket pulang. Hanya butuh waktu beberapa saat, email notifikasi dari situs tiket online pun masuk. Hore ! Akhirnya tiket pesawat pun sudah dalam genggaman.

Nah, masalah berikutnya adalah kemungkinan cuti tidak di approve BOSS karena Travelista pergi di hari kerja. Wah... Mau alasan apa ya nanti ?! 

Ah, sudah Travelista, abaikan saja dulu kekhawatiran itu. Sekarang fokus untuk cari penginapan. Sambil curi – curi waktu kerja dan pakai wifi kantor. Travelista pun langung masukan keyword penginapan murah di belitung pada kolom google lalu coba cari di situs tiket online.

Banyak juga penginapan murah di Tanjung Pandan yang ditampilkan. Fokus Travelista adalah pada penginapan murah tapi tetap nyaman, kalau bisa dapat sarapan nasi, untuk menghemat budget saat di sana. Akhirnya Travelista pun memilih hotel pondok impian 2 di jalan Pattimura no 8.

Tiket pesawat sudah, voucher hotel pun sudah. Kini Travelista memikirkan bagaimana caranya backpackeran di Belitung. Karena sebagian besar yang pergi ke Belitung via Tour Travel sehingga taunya beres. Hmmm...  Lumayan berfikir keras. Bagimana caranya supaya bisa keliling pulau Belitung tanpa tour travel ?

Hingga akhirnya Travelista dapat referensi di situs http://portal.belitungkab.go.id bahwa telah tersedia Damri jurusan Bandara H.A.S Hanandjoedin – kota Tanjung Pandan per 17 Februari 2015. Walau baru 2 unit, tapi oke lumayanlah untuk mengatasi kesulitan keluar area bandara tanpa taxi ayau ojeg.

Source : portal.belitungkab.go.id

Ok, sekarang semua sudah lengkap. Saatnya mengajukan form cuti ke BOSS dan ini adalah tahap terberat bagi Travelista karena si BOSS orangnya kepo banget ! Agak takut juga sih tidak di approve. Bisa kacau dunia persilatan karena sudah terbayang tiket pesawat dan voucher hotel yang akan hangus. Hehehe...

Dengan modal Bismillah, form cuti pun Travelista ajukan. Dan seperti perkiraan sebelumnya kalau si BOSS tanya "kenapa ga weekend aja sih ? Kenapa ngajuinnya mendadak banget sih ? Kenapa cutinya lama banget sih ? Kenapa, kenapa dan kenapa ?" 

Yang namanya sudah niat, kesempatan pun bisa diciptakan. Travelista pun sudah siapkan jurus berkelit. Kalau ada urusan keluarga di Belitung. Keluarga dari mana coba ?! Hehehe...

BOSS pun akan approve form cuti yang diajukan tapi dengan syarat dan ketentuan pun berlaku. Cuti akan di approve kalau pekerjaan sudah selesai semua. Aduh ! Syarat yang berat karena pekerjaannya baru saja dimulai. Travelista pun menyanggupi syarat itu dari pada uang hangus, mending pekerjaan selesai. Hehehe...

Dengan sekuat tenaga dan doa Travelista menyelesaikan pekerjaan JUST ON TIME. Ingat ya, JUST ON TIME ! Selesai pada detik terakahir dengan beberapa kali revisi laporan ! Pada saat injury time akhirnya form cuti pun di approve. Alhamdulillah...

Dari rumah Travelista naik Damri ke bandara, kebetulan Travelista datang duluan  sehingga Travelista segera lakukan check in semua Sobat Piknik di counter maskapai agar bisa duduk di pesawat tidak berjauhan dan bisa ngobrol.

Waktu tempuh Jakarta – Tanjung Pandan adalah 60 menit. Selama penerbangan udara cerah, sehingga Travelista bisa ambil foto pulau Belitung dari atas ketinggian.

Tampak jelas bekas tambang timah di bumi Belitung. Sibuk ambil beberapa foto, Awak pesawat pun menginformasikan bahwa beberapa saat lagi pesawat akan segera mendarat di Bandara H. AS Hanandjoeddin. Pesawat pun landing dengan mulus. And, Welcome to Belitoooooong !!!

Euforia sesaat pun berkahir. Saat melangkah keluar dari terminal kedatangan bandara, Travelista pun mulai kebingunan. Karena di pintu kedatangan, para penjemput sudah ramai membawa kertas bertuliskan nama orang atau rombongan yang dijemput.

Seperti yang Travelista ceritakan tadi bahwa sebagian besar yang piknik ke Belitung sudah booking tour travel. Travelista bukan fokus mencari nama Travelista yang ditulis di kertas itu. Karena Travelista yakin tidak akan ada !

Fokus Travelista adalah keberadaan 2 unit bus Damri yang disediakan Pemerintah kabupaten Belitung untuk mengantar ke kota Tanjung Pandan dengan ongkos Rp 25.000 per orang itu.

Hingga akhirnya sopir taxi plat hitam datang menghampiri dan dengan ramah menawarkan untuk mengantar ke kota Tanjung Pandan. Ia menawarkan Rp 100.000 sampai ke hotel. 

Dalam hati Travelista tersenyum, itu murah ! Sama dengan ongkos Damri. Tapi namanya naluri backpacker, Travelista coba tawar lebih murah lagi ! Tapi pendirian sopir taxi tak tergoyahkan. Ya sudahlah, nggak rugi juga naik taxi plat hitam. Malah diantar sampai depan lobby hotel. Hehehe…
 
Tak sampai 30 menit, Travelista pun tiba di hotel. Well, cukup bersih dan terletak persis di sisi jalan raya. Sengaja Travelista pilih hotel di jalan Patimura karena letaknya berbatasan langsung dengan garis pantai dan tak jauh dari pusat kota.

Ya kalau boleh dibilang jalan Pattimura mirip dengan jalan Anyer di Banten. Travelista pilih kamar Rp 300.000 per malam include sarapan dengan fasilitas TV, AC. Suasana hotel cukup nyaman walau air nya kuning gading, kadang mati lampu dan wifi nya lambat. Tapi tak apa, yang terpenting adalah dapat sarapan.

Sampai lobby hotel, Travelista pun langsung check in. Sebenarnya Travelista melakukan early check in dan seharusnya kena charge. Tapi setelah nego, akhirnya Travelista diperbolehkan masuk kamar sebelum jam 12 tanpa dikenakan charge. Hore ! 

Travelista pun minta pihak hotel untuk carikan motor sewaan. Awalnya pihak hotel menawarkan harga sewa Rp 85.000 per 24 jam. Tapi namanya usaha. Travelista coba tawar lagi hingga akhirnya Travelista dapat harag sewa Rp 75.000 per 24 jam dihitung dari jam serah terima kunci motor.

Sambil menunggu motor sewaan datang, Travelista pun maksimalkan waktu untuk beristirahat sejenak sambil membalurkan sun block. Penting itu ! Karena sudah dipastikan selama di Belitung, Travelista akan marathon dari satu pantai ke pantai lain. #Jadianakpantaiceritanya.

Satu jam kemudian, kunci motor sewaan pun sudah di tangan, jangan lupa isi bensin ! Karena biasanya bensin yang disisakan hanya cukup untuk 10 kali tarikan gas. Hehehe...

Pom bensin di pulau ini jarang, pada saat Travelista berkunjung ada beberapa pom bensin tutup. Tapi jangan khawatir karena banyak penjual bensin eceran dengan harga Rp 8.000 perliter, tapi kalau Sobat Piknik beli 2 liter jadi Rp 15.000. 

Saran Travelista usahakan isi full tank untuk satu motor dulu, jika tanki motor yang satu sudah penuh sisanya baru dialihkan ke tanki motor yang satunya lagi.

Jadi Tukang bensin dadakan

Ini adalah moment saat motor sewaan mogok kehabisan bensin karena memaksakan cari pom bensin agar dapat harga reguler. Sobat Piknik pun terpaksa membeli bensin eceran dengan membawa serta jerigen dan corongnya.

Wong Belitong tuh baik, bensin belum bayar saja boleh di bawa dulu, tanya alamat selalu dikasih tau secara detail, parkir di manapun gratis. Menurut sopir taxi yang merupakan pendatang, orang Belitong itu malu untuk menadahkan tangan. WAW, salut banget ! Pantesan parkir motor tidak diminta uang parkir, padahal motor dijagain dan diatur barisan parkirnya.

Setelah bensin motor sudah full tank, Travelista menuju kedai mie Atep yang terletak di jalan Sriwijaya, tidak jauh dari tugu Satam yang merupakan icon kota Tanjung Pandan. 

Tugu Satam
Makan mie Atep

Menu yang Travelista pesan pasti adalah sepiring mie Belitong dan segelas es jeruk kunci. Cukup membayar Rp 21.000 untuk menikmati rasa mie yang JUARA !!! dan es jeruk kunci yang segar.

Makan di kedai mie Atep ini tidak bisa terlalu lama karena kedai akan selalu diserbu Sobat Piknik yang datang silih berganti dengan menggunakan bus – bus besar. Apalagi di saat weekend, sudah dapat meja kosong saja sudah untung. Tapi kalau tidak dapat meja kosong biasanya para rombongan Sobat Piknik makan di dalam bus atau mobil. Nah kebayang kan, kalau datang ke Belitung ala backpacker seperti Travelista dengan motor sewaan. Masa mau makan di jok motor ? Hehehe...

Dari kedai mie Atep Travelista menuju pantai Tanjung Tinggi yang berjarak sekitar 27 km. Setelah 1 jam perjalanan Travelista pun sampai di pantai Tanjung Tinggi. Ya cukup lama karena setiap ada spot foto bagus, Travelista berhenti untuk ambil satu dua pose. Hehehe...

Sampai di pantai Tanjung Tinggi, Travelista istirahat sejenak sambil menikmati segarnya kelapa muda. Harga yang ditawarkan pun cukup murah untuk ukuran tempat wisata yaitu Rp 15.000 per buah. Sambil menikmati es kelapa, tak lupa Travelista membalur sun block setiap 2 jam sekali karena cuacanya memang terik sekali dan sebagai antisipasi kulit gosong terpapar sinar ultraviolet. #Elitdahbahasanya.

Setelah puas berfoto di antara batu – batu raksasa dan berenang di pantai Tanjung Tinggi, Travelista pun bergegas kembali menuju hotel di Tanjung Pandan. 

Setelah beristirahat, waktunya hunting makan malam di pusat keramaian kota Tanjung Pandan yaitu di simpang lima Tugu Satam. Silahkan pilih sesuai keinginan.

Bersambung ke artikel : Menikmati Vitamin Sea di Tanjung Kelayang...

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Mengunjungi Sisa Situs Candi Hindu di Pulau Kalimantan

Kali ini Travelista sedang berada di Kota Amuntai yang merupakan ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sebuah kawedanan yang sudah terbentuk sejak jaman hindia belanda bahkan sudah dikenal sejak jaman kerajaan Hindu Majapahit yang melakukan ekspansi ke seluruh Nusantara. Dengan luas sekitar 291 km² kota Amuntai cukup ramai terutama di sepanjang jalan A Yani dan Norman Umar yang merupakan pusat pemerintahan, tidak jauh dari aliran sungai Tabalong yang pernah menjadi urat nadi transportasi Amuntai jaman dulu. Kini bantaran sungai Tabalong kota Amuntai ditata lebih rapi dengan menghadirkan tugu itik Alabio sebagai ikon kota. Perlu Sobat Piknik ketahui bahwa Amuntai identik dengan itik Alabio yang bernama latin Anas Plathycus Borneo. Fauna endemik yang berasal dari desa Mamar Amuntai Selatan yang banyak dijajakan di pasar unggas Alabio. Photo by : Siran Masri Photo by : Henker Dari tugu itik Alabio, Travelista teruskan berjalan menuju jalan Batung Batulis untuk mengunjungi situs candi ...

Berziarah ke Makam Kakek Pendiri Kesultanan Banjar

Biasanya Travelista menuju Kantor Cabang di Provinsi Kalsel bagian hulu melalui jalan kota Martapura. Tapi karena terjadi kemacetan, Travelista dibawa Personil cabang melintasi kota Martapura via jalan tembus yang membelah perkebunan sawit yang belum terlalu rimbun. Sambil menikmati pemandangan perkebunan sawit, mata Travelista tertuju pada papan petunjuk yang tadi terlewat. Segera Travelista meminta Personil cabang putar balik untuk singgah sejenak di tempat yang ternyata makam Pangeran Sukamara. Area pemakaman cukup luas dan kelihatannya sih, masih banyak yang belum ditempati #jadibingungmaksudkatabelumditempati? Hehehe… Karena udara luar cukup terik, maka segera Travelista menuju cungkup makam Pangeran Sukarama yang di design layaknya sebuah langgar.  Terdapat cukup banyak makam warga yang dikebumikan di area depan dan belakang makam Pangeran Sukarama yang berada di dalam ruang bersama dua makam pangeran yaitu Pangeran Angsana dan Pangeran Jangsana yang tertulis wafat tahun 1322...

Upaya Melestarikan Budaya Asli Jakarta

Di kota modern seperti Jakarta dengan proyek pembangunan kota yang tanpa henti tentu menarik untuk mengetahui kebudayaan aslinya. Lalu pertanyaannya adalah. “ Di mana kita dapat menemukan kehidupan dan budaya warga asli Jakarta saat ini ? ” Sempat tersentralisasi di kawasan Condet, Jakarta Timur yang ditetapkan sebagai cagar budaya Betawi oleh gubernur Ali Sadikin sejak tahun 1974. Namun konsep pembangunan tak terkendali di kawasan Condet menyebabkan kekhasan sebagai cagar budaya Betawi sirna. Sehingga cagar budaya Betawi dipindahkan ke S etu Babakan, Jakarta Selatan pada tahun 2001 oleh gubernur Sutiyoso. Menempati lahan sekitar 289 hektar. Setu Babakan dibagi menjadi beberapa zona edukasi untuk mengenalkan kebudayaan dan kehidupan suku Betawi. Tidak ada tarif yang dikenakan untuk masuk ke perkampungan budaya Setu Babakan. Sobat Piknik hanya cukup membayar parkir kendaraan saat memasuki area danau. Rindang pepohonan, semilir angin dari arah danau dan sesekali terdengar percakapan dala...