Memasuki hari ketiga, waktunya ke kota Manggar. Travelista minta ijin ke pihak hotel untuk menitipkan pakaian yang tidak diperlukan, sehingga Travelista cukup membawa satu setel pakaian ganti untuk di Manggar nanti.
Tapi Travelista langsung booking kamar untuk lusa karena rencana di Manggar hanya satu malam saja. Setelah sarapan dan menyelesaikan administrasi, Travelista hunting Suto Belitong Mak Jannah yang terkenal itu.
Berdasarkan informasi di internet bahwa lokasi kedai suto Mak Jannah ada di sekitar jalan Merdeka,
patokannya seberang pos polisi dan gedung nasional. Setelah berputar – putar beberapa
kali, Travelista berhasil menemukan kedai suto di jalan Irian.
Setelah masuk ke dalam kedai, Travelista menanyakan kepada pemilik kedai "apakah ini kedai suto Mak Janah ?" Dan, ternyata pemilik kedai ini adalah anak dari Mak Jannah. Karena Travelista ingin bertemu dengan Mak Jannah, akhirnya Travelista diarahkan untuk menuju kedai suto Mak Jannah yang ada di kawasan KV Senang dekat tugu Satam bersebelahan dengan warung kopi Ake.
Setelah masuk ke dalam kedai, Travelista menanyakan kepada pemilik kedai "apakah ini kedai suto Mak Janah ?" Dan, ternyata pemilik kedai ini adalah anak dari Mak Jannah. Karena Travelista ingin bertemu dengan Mak Jannah, akhirnya Travelista diarahkan untuk menuju kedai suto Mak Jannah yang ada di kawasan KV Senang dekat tugu Satam bersebelahan dengan warung kopi Ake.
Suto dan Mak Jannah |
Menu favorit di sini tentu adalah suto Belitong dan es jeruk kunci. Rasa sutonya gurih dan kekentalan kuahnya pas, tidak terlalu kental, tidak terlalu encer. Rasa ketupatnya khas karena dibungkus dengan daun simpor.
Es jeruk kunci di
kedai Mak Jannah lebih segar dibanding es jeruk kunci yang pernah Travelista coba
di warung mie Atep kemarin. Karena perasan air jeruknya lebih banyak dan ukuran
gelasnya lebih besar. Semua dapat Sobat Piknik nikmati seharga Rp 15.000 untuk sepiring suto Belitung dan Rp 7.000 untuk segelas es jeruk kunci.
Selesai berpamitan dengan Mak Jannah, Travelista melanjutkan perjalanan menuju kota Manggar.
Jarak Tanjung Pandan ke Manggar sekitar 79 km via Badau. Sebagai informasi tambahan,
walau pulau Belitung penduduknya sedikit dan suasananya sepi.
Kondisi jalannya cukup mulus bahkan saat Travelista berkunjung, jalan akses Badau ke Manggar sedang diperlebar.
Salut deh dengan PEMDAnya yang serius mempersiapkan diri jadi daerah tujuan wisata
unggulan di Indonesia.
Satu hal unik di pulau ini adalah jika motor yang diparkir di pinggir jalan kuncinya tidak pernah dicabut, bahkan kalau malam pun motor tidak pernah masukkan ke dalam rumah. Aman banget yah ?!
Walau cuaca di Belitung cukup terik, tapi Sobat Piknik harus tetap sedia jas hujan karena cuaca tidak dapat ditebak. Travelista sudah persiapkan jas hujan dari Jakarta karena tak mau banyak waktu terbuang menunggu hujan reda apalagi dengan mengendarai motor di daerah antah berantah.
Walau cuaca di Belitung cukup terik, tapi Sobat Piknik harus tetap sedia jas hujan karena cuaca tidak dapat ditebak. Travelista sudah persiapkan jas hujan dari Jakarta karena tak mau banyak waktu terbuang menunggu hujan reda apalagi dengan mengendarai motor di daerah antah berantah.
Welcome to Belitung Timur, kota 1001 warung kopi, negerinya para laskar pelangi.
Jarak Tanjung Pandan – Manggar cukup jauh ditambah hujan yang tiba – tiba turun lalu
naik lagi. Waduh ?! Maksudnya hujan turun lalu berhenti lagi. Hehehe…
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam. Travelista pun tiba di penginapan A1 Bukit Samak. Tempatnya terpencil di atas bukit, melewati rumah – rumah tua bekas belanda yang terlihat tidak terurus dan tepat di belakang rumah dinas Bupati Belitung Timur.
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam. Travelista pun tiba di penginapan A1 Bukit Samak. Tempatnya terpencil di atas bukit, melewati rumah – rumah tua bekas belanda yang terlihat tidak terurus dan tepat di belakang rumah dinas Bupati Belitung Timur.
Peginapan ini full color dan tepat menghadap selat Karimata. Tarif per kamar seharga Rp 180.000 dengan fasilitas AC, TV, kamar mandi di dalam dan tanpa sarapan. Sangat
standar dan kebersihan kurang terawat #maaf.
Tapi tidak apa karena di sini Travelista hanya numpang tidur dan lagi pula mencari penginapan di Manggar itu lebih sulit dibanding Tanjung Pandan.
.
.
Destinasi pertama yang Travelista kunjungi di Manggar adalah rumah makan Fega yang terletak di jalan
Jenderal Sudirman. Travelista pesan menu favorit di rumah makan
ini yaitu sup gangan seharga Rp 105.000 dan ikan tenggiri bakar seharga Rp 75.000 yang masing –
masing dapat dinikmati untuk 4 orang. Sup gangannya JUARA!!!
Kental kuah, gurih santan,
asam nanas dan ikan kakap segar. Benar - benar JUARA !!! Jangan lupa langsung pesan
nasi tambah karena pasti merasa kurang akibat komplikasi lapar campur nikmat. Tempatnya
oke banget karena letaknya berada di sisi danau ditambah semilir angin pantai yang akan membuat Sobat Piknik betah untuk berlama
- lama di rumah makan ini.
Setelah perut kenyang dan hujan reda. Travelista kembali ke penginapan untuk
beristirahat sebelum jelajah kuliner malam di kota Manggar. Ya, apalagi kalau bukan
kopi. Tujuan utamanya adalah warung kopi Atet. Tapi sayang, ketika Travelista ke
sana warung sudah tutup padahal baru jam 7 malam.
Travelista pun
mencari warung kopi yang berjajar sepanjang jalan bioskop Surya. Banyak sekali warung kopi di kawasan ini dan pengunjungnya pun sama ramainya sampai Travelista bingung mau singgah di warung yang mana ?
Ngopi memang menjadi sebuah budaya di kota ini. Karena warung kopi adalah tempat
untuk berinteraksi dan bersosialisasi antar warga setelah lelah bekerja di tambang timah.
Akhirnya Travelista singgah di warung kopi Acui yang sangat sederhana tepat di seberang warung kopi Achin. Travelista memesan segelas kopi susu seharga Rp 7.000. Harusnya minum kopi ini ditemani dengan sukun goreng, tapi sayang sudah habis. Hmmm...
Akhirnya Travelista singgah di warung kopi Acui yang sangat sederhana tepat di seberang warung kopi Achin. Travelista memesan segelas kopi susu seharga Rp 7.000. Harusnya minum kopi ini ditemani dengan sukun goreng, tapi sayang sudah habis. Hmmm...
Malam semakin larut, waktunya pulang untuk tidur dan menanti sun rise di
ujung timur pulau Belitung.
Komentar
Posting Komentar