Perjalanan dinas kali ini mengharuskan Travelista berkunjung kota Tapis Berseri. Kota teluk yang terletak di sisi selatan pulau Sumatera.
Ya, mana lagi kalau bukan kota Bandar Lampung. Sebuah kota yang letaknya tidak terlalu jauh dari ibukota namun harus di tempuh dalam 7 - 9 jam perjalanan darat, itupun masih tergantung dengan tingkat kemacetan dan tingginya gelombang selat Sunda.
Tapi piknik kali ini Travelista tentu memilih perjalanan lewat udara yang dapat ditempuh dalam 40 menit penerbangan. Kan, kantor yang bayarin ! Hehehe...
Kota Bandar Lampung memiliki motto Tapis Berseri yang merupakan akronim dari Tertib Aman Patuh Iman Sejahtera BERsih SEhat Rapi dan Indah. Sebuat motto hidup masyarakat Bandar Lampung yang harus kita dukung.
Tapi piknik kali ini Travelista tentu memilih perjalanan lewat udara yang dapat ditempuh dalam 40 menit penerbangan. Kan, kantor yang bayarin ! Hehehe...
Kota Bandar Lampung memiliki motto Tapis Berseri yang merupakan akronim dari Tertib Aman Patuh Iman Sejahtera BERsih SEhat Rapi dan Indah. Sebuat motto hidup masyarakat Bandar Lampung yang harus kita dukung.
Untuk penginapan Travelista pilih hotel Marcopolo yang terletak di
jalan Dr. Susilo No 4. Sengaja Travelista pilih hotel Marcopolo karena selain dekat
dengan kantor, hotel ini juga terletak di pusat kota. Sehingga sangat strategis
untuk nongkrong selepas pulang kerja. Hehehe…
Hampir setiap pulang kerja Travelista nongkrong taman Lungsir yang terletak di depan masjid agung Bandar Lampung. Banyak tempat ngopi asik di sepanjang trotoar dan banyak pula kedai makan di area ini.
Tapi bagi Sobat Piknik yang ingin makanan pedas, Travelista sarankan untuk mampir ke rumah makan Sambal Lalap yang berada di jalan Diponegoro no 192. Rumah makan ini sangat ramai, karena menyediakan menu beraneka ragam dengan harga yang backpackeran. Jadi harus sabar ya nungguin meja kosong. Hehehe…
.
Travelista skip ya cerita tentang pekejaan selama di Bandar Lampung.
Kita cerita soal piknik saja ya. Mengisi kegiatan libur, Travelista gunakan untuk berenang
di kolam hotel. Cukup besar dan ramai pengunjung karena
kolam renang ini juga dibuka untuk umum. Bedanya, kalau pengunjung umum harus bayar Rp 30.000 sedangkan untuk tamu hotel gratis.
Rada bingung libur kerja mau ke mana ? Karena memang sebelumnya belum sempat melakukan
riset tempat wisata di Bandar Lampung karena ini adalah tugas dadakan.
Rencananya mau
keliling kota dengan Trans Bandar Lampung, tapi selama Travelista di kota ini jarang melihat bus Trans Bandar Lampung lalu lalang seperti bus Trans
Jogja apalagi Trans Jakarta. Malah beberapa kali Travelista lihat bus Trans
Lampung disewa untuk kegiatan anak – anak sekolah atau mahasiswa. Hmmm... Gimana ya ?!
Habis berenang perut terasa lapar, sambil mikir mending Travelista makan saja dulu di warung Tenda Biru Ibu Rosita di Jl Pangeran Diponegoro. Menu yang Travelista pesan adalah pindang baung dan pindang pating yang rasanya JUARA !!!
Habis berenang perut terasa lapar, sambil mikir mending Travelista makan saja dulu di warung Tenda Biru Ibu Rosita di Jl Pangeran Diponegoro. Menu yang Travelista pesan adalah pindang baung dan pindang pating yang rasanya JUARA !!!
Setelah berdiskusi dengan Personil cabang, Travelista disarankan
untuk mengisi waktu libur ke pantai Mutun. Salah satu tempat wisata terdekat dari
hotel tempat Travelista menginap.
Semula Travelista mau naik angkutan umum, tapi
menurut Personil cabang tempatnya harus dijangkau dengan turun naik angkot dan
diakhiri dengan naik ojeg ke kawasan pantainya. Lalu bagaimana Travelista ke sana
? Tenang saja, Travelista dikasih pinjam motornya. Hore !
Ok. Saatnya kita piknik. Waktu tempuh dari masjid Agung Al Furqon ke pantai Mutun
sekitar 40 menit. Tidak terlalu jauh kan Sobat Piknik ? Harga tiket masuk ke pantai ini adalah
Rp 5.000 perorang dan tambahan Rp 5.000 untuk sepeda motor serta Rp 10.000 untuk mobil.
Sudah puas menyusuri pantai Mutun dan melihat Sobat Piknik yang berlibur bersama keluarga. Travelista putuskan untuk balik ke hotel. Namun saat hendak menuju tempat parkir, Travelista ditawari oleh pemilik perahu
untuk ke pulau Tangkil yang merupakan sebuah resort di seberang pantai Mutun.
Sebenarnya tarif perahu adalah Rp 10.000 – 15.000 per orang yang biasa disewa oleh satu rombongan. Tapi karena Travelista hanya berdua, makanya Travelista dikenakan tarif Rp 50.000 untuk satu perahu alias dua orang.
Sebenarnya tarif perahu adalah Rp 10.000 – 15.000 per orang yang biasa disewa oleh satu rombongan. Tapi karena Travelista hanya berdua, makanya Travelista dikenakan tarif Rp 50.000 untuk satu perahu alias dua orang.
Oya Sobat Piknik, tarif di tersebut adalah tarif antar jemput yah. Jadi pemilik perahu
akan antar Sobat Piknik ke pulau Tangkil lalu ia kembali lagi ke pantai Mutun
untuk mengantar Sobat Piknik yang lain.
Lalu bagaimana kalau Sobat Piknik mau pulang
? Tenang saja, Sobat Piknik akan diberikan nomor handphone pemilik perahu untuk
menjemput pulang ke pantai Mutun. Terserah kapan pun Sobat Piknik minta dijemput, yang penting tidak lebih dari jam 18:00.
Untuk mencapai pulau Tangkil dibutuhkan waktu sekitar 15 menit. Sepanjang perjalanan
Sobat Piknik akan disuguhkan jernihnya air, indahnya tumbuhan laut dan aneka warna ikan.
Tak terasa Travelista sudah sampai di pulau Tangkil. Saat mendarat
di dermaga Sobat Piknik akan dikenakan retribusi Rp 6.000 perorang oleh pengelola
pulau. Lets explore this island.
Beradasarkan hasil explore Travelista, pulau ini terdapat 2 jenis pantai yaitu pantai pasir putih yang terletak di sisi timur dan pantai berbatu karang
di sisi utara dan barat. Untuk mencapai pantai berbatu karang, Sobat Piknik harus mendaki bukit di tengah pulau.
Tak terlalu lama Travelista berada di pantai berbatu ini. Selain sepi, banyak bekas sampah yang berserakan membuat Travelista tak nyaman. Beberapa kali Travelista coba punguti sampah yang terserak. Tapi ternyata banyak sekali sehingga tak mungkin Travelista punguti semua. Hmmm...
Dari pantai berbatu, Travelista kembali ke
sisi timur pulau ini. Di sini Sobat Piknik dapat mencoba beragam jenis permainan dan
fasilitas yang disediakan oleh pengelola pulau seperti ban,
kano, banana boat hingga parasailing.
Setelah puas bermain di pulau Tangkil. Waktunya kembali ke pantai Mutun
dan kembali ke hotel. Tak terasa hampir seharian bermain di pantai hingga kaki Travelista menjadi
belang. Hmmm…Ya inilah oleh – oleh yang membekas di piknik kali ini. Hehehe...
Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral
:
Kekayaan sumber daya alam mineral akan habis. Maka sektor
pariwisata adalah sumber daya aletrnatif untuk menggerakkan roda perekonomian
suatu daerah. Tapi untuk membangun sektor pariwisata secara optimal diperlukan
kesadaran dari kita sebagai penikmat tempat wisata untuk selalu menjaga
kebersihan di manapun berada, juga peran serta pengelola dan Pemerintah
dalam menyediakan fasilitas penunjang agar kebersihan selalu terjaga.
Komentar
Posting Komentar