Langsung ke konten utama

Melihat Reruntuhan Istana Kesultanan Banten

Piknik kali ini Travelista berkesempatan mengajak orang tua ke kawasan Banten Lama. Namun piknik kali ini rencananya dapat ditempuh dalam 12 jam PP. 

Berangkat dari rumah jam 7 sampai rumah jam 7 pula. Bisa nggak yah ? Ya coba saja dulu. Perjalanan dimulai dari halte rumah sakit Harapan Kita, Travelista naik bus jurusan Merak dari sini. 

Kenapa pilih naik dari rumah sakit Harapan Kita ? Karena dari sini bus langsung masuk tol Tomang sehingga Sobat Piknik terhindar dari bus yang ngetem.

source : magicaelly.com

Waktu tempuh dari rumah sakit Harapan Kita ke terminal Pakupatan adalah sekitar 2 jam. Dari terminal ini Sobat Piknik dapat naik angkot jurusan terminal Pakupatan – pasar Rau yang ditempuh sekitar 25 menit dengan ongkos Rp 4.000. Dari pasar Rau Travelista diarahkan oleh sopir angkot untuk naik angkot yang sedang ngetem.

Setelah ngobrol dengan sopir angkot, ternyata angkot yang Travelista naiki bukanlah trayek ke masjid Agung. Menurutnya, walaupun angkot di kota Serang sudah ditentukan trayeknya, namun karena sepinya penumpang maka angkot bisa melayani trayek ke mana saja tergantung permintaan calon penumpang.

Dalam hati, Travelista bertanya kok bisa ? Kan ini ibukota Provinsi, di pulau Jawa pula ! Ternyata berdasarkan sensus penduduk terakhir di tahun 2010 yang ditampilkan dalam situs BPS kota Serang. Jumlah penduduk Kota serang 576.961 jiwa. Pantas angkotnya bisa “over trayek”.

Sepanjang perjalanan menuju masjid Agung Banten, Sobat Piknik akan sering berpapasan dengan bus besar dari berbagai daerah di Indonesia. Rasanya cuma Travelista saja yang naik angkot ke masjid Agung Banten. Hehehe… 

Dalam perjalanan, angkot 2 kali isi bensin ecaran masing - masing 2 liter. Kasihan juga pak sopir, mungkin karena kurang perhitungan atau kurang modal bisa 2 kali ngecer bensin. Hehehe…

Di tengah perjalanan menuju masjid Agung Banten, Sobat Piknik bisa berziarah ke makam Sultan Maulana Yusuf, yang juga sering di ziarahi oleh Sobat Piknik dari berbagai daerah. Di sebelah kiri jalan sudah terlihat reruntuhan tembok Keraton Kaibon, nampaknya Masjid Agung sudah semakin dekat.
 
source : www.bayupapz.com

Jarak tempuh dari pasar Rau ke masjid Agung Banten adalah sekitar 30 menit. Awalnya Travelista mau diturunkan di jalan akses menuju kawasan Masjid Agung. Tapi pak sopir menawarkan untuk mengantar sampai ke dalam kawasan Masjid Agung. Karena menurut google map masih 1 km, tentunya Travelista mengiyakan tawaran baik ini. 

Awalnya Travelista kasih ongkos Rp 20.000 untuk 3 orang. Ternyata Pak Sopir minta tambah Rp 10.000 lagi. Ya, sudahlah nambah Rp 3.000 perorang dari pada jalan 1 km. Hehehe…

Turun dari angkot Travelista bergegas menuju masjid Agung untuk berziarah ke makam Sultan Maulana Hasanuddin dilanjutkan dengan sholat Dzuhur berjamaah.

Selesai sholat, itinerary selanjutnya adalah makan siang. Sobat Piknik dapat membawa makan dari rumah atau membeli makan di sekitar masjid Agung. 

Setelah makan siang, perjalanan Travelista teruskan untuk mengunjungi museum Kepurbakalaan Banten Lama. Jam operasional museum ini adalah selasa – minggu jam 09:00 – 16:00 harga tiket masuk Rp 2.000 perorang.

Saat masuk ke dalam museum, Travelista cukup kaget. Kok, hanya segini benda koleksinya ? Padahal setau Travelista peninggalan purbakala Banten Lama itu banyak sekali. Ah, mungkin banyak artefak yang belum dilakukan penggalian dan pajang di ruang museum ini. Hmmm gitu aja deh anggapannya #positifthinking.

Dari museum Kepurbakalaan Banten Lama, Travelista bergegas ke Keraton Surosowan yang ada di seberang museum ini. Keraton Surosowan dibangun pada tahun 1522 - 1526 dan dihancurkan oleh Deandles pada tahun 1808.

Reruntuhannya saja segini luasnya. Apalagi kalau Keraton ini masih dalam keadaan utuh pada masanya. Megah betul pastinya ! 

Sebenarnya di kawasan ini masih banyak spot yang bisa Sobat Piknik kunjungi di antaranya adalah benteng Speelwijk, vihara Avalolitesvara, masjid Pecinan Tinggi dan Keraton Kaibon. Tapi karena Travelista bermaksud pulang naik kereta, jadi spot – spot tersebut tidak bisa Travelista kunjungi saat ini. Semoga bisa Travelista ulas di artikel blog selanjutnya.

Dari Keraton Surosowan masih ada waktu sedikit untuk belanja oleh - oleh yang dijajakan di kawasan masjid Agung ini. Belanja kilat dengan semboyan lihat, ambil, tawar, bayar. Nah waktu berbelanja oleh - oleh ini yang biasanya paling susah diatur waktunya. Apalagi kalau ibu - ibu yang belanja. Hmmm... Harus sering - sering deh mengingatkan soal waktu yang tersisa. Hehehe...

Waktu sudah menunjukkan jam 14:25, sedangkan jadwal kereta adalah jam 14:43. Travelista langsung naik angkot yang ada di depan museum Kepurbakalaan Banten Lama untuk menuju stasiun Karangantu yang berjarak sekitar 800 meter dengan ongkos Rp 4.000 perorang.   

Sampai stasiun, sudah cukup ramai dengan calon penumpang menunggu kereta. Maklum kereta adalah transportasi favorit menuju banten lama karena dengan ongkos Rp 8.000 Sobat Piknik bisa sudah sampai Jakarta. Jika dibandingkan dengan bus yang ongkosnya Rp 28.000. Lumayan kan bedanya ?! Hehehe…


Tiba di stasiun Duri sudah jam 18:20, belum lagi sholat maghrib dan perjalanan menuju rumah masih butuh waktu sekitar 50 menit. Wah sudah melewati waktu misi piknik kali ini. Tapi ya sudahlah namanya juga piknik jangan dibawa serius. Hehehe…

Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
Banten lama menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Tapi sayang masih belum dikelola dengan maksimal dan kurang terawat jika dibandingkan dengan daerah lain yang mengandalkan cagar benda purbakala sebagai daya tarik wisata utama. Hal ini dapat terlihat dari kesiapan sarana pendukung seperti kepastian rute angkot, kebersihan mulai dari sampah yang berserakan hingga aksi vandalisme di benda cagar budaya serta lokasi pedagang yang kurang tertata. Semoga semua pihak yang berwenang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada agar kita semua dapat merasakan keagungan dan kekhusyukan saat berada di tempat yang bersejarah ini.    

Komentar

Posting Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Melihat Miniatur Kalimantan Selatan di Dalam Sebuah Museum

Berkunjung ke museum sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya adalah hal yang bijak di tengah keterbatasan waktu sambil menunggu penerbangan. Di sela waktu tunggu kali ini Travelista sempatkan untuk mengunjungi museum Lambung Mangkurat yang terletak di jalan Ahmad Yani Kota Banjar Baru. Pertama kali didirikan pada tahun 1907 oleh pemerintahan hindia belanda untuk menyimpan temuan artefak purbakala di Kalimantan Selatan dengan nama museum Borneo namun fungsinya dihentikan saat tentara jepang mulai menduduki Kalimantan Selatan. Borneo museum in Bandjarmasin 1907 koleksi Tropen Museum Pada tanggal 22 Desember 1955 dengan koleksi barang - barang pribadi miliknya. Amir Hasan Kiai Bondan mencoba menghidupkan kembali museum Borneo yang diberi nama museum Kalimantan. Pada tahun 1967 bangunan museum dipugar dan diberi nama museum Banjar hingga dibangun gedung museum baru bergaya rumah Bubungan Tinggi modern yang diberi nama Lambung Mangkurat dan diresmikan kembali oleh Mendikbud D...

Berwisata Sambil Belajar di Jatim Park 1

Belajar tak kenal usia. Ya begitulah kira – kira ungkapan mengenai pentingnya menuntut ilmu walau ia tak salah. Hehehe...  Kali ini Travelista akan berwisata sambil belajar.  Seperti biasa, Travelista naik angkot dari kota Malang ke terminal Arjosari dengan rute ADL (Arjosari – Dinoyo – Landungsari). Sesampainya di terminal Landungsari, Travelista teruskan dengan angkot rute BJL (Batu – Junrejo / Tlekung – Landungsari) yang berwarna kuning muda. Travelista pilih yang BJL karena trayek nya melalui Batu Night Spectacular - Batu Secret Zoo – Jatim Park 2 – Oro oro Ombo - Dewi Sartika Atas – terminal Batu. Tuh, banyak objek wisata yang dilalui kan ?!   Dari perempatan jalan Dewi Sartika Atas, Sobat Piknik dapat berjalan sekitar 500 meter menuju museum Bagong dan Jatim Park 1. Kata sopirnya sih kalau penumpangnya banyak, dia mau antar sampai ke depan Jatim Park 1 dengan menambah ongkos Rp 2.000. Oya, ongkos dari kota Malang ke terminal Arjosari adalah Rp 4.000 dan ong...

Berharap Terik di Citorek

Tak terasa sudah lebih dari setahun touring motor bareng Sobat Kantor berlalu. Kalau touring edisi sebelumnya disepakati PP dalam sehari. Maka touring kali ini disepakati untuk minta izin ke istri dan anak masing – masing agar dipebolehkan tidak pulang ke rumah karena  perjalanan ke Citorek harus dilakukan malam hari  demi menyaksikan fenomena negeri di atas awan saat matahari terbit. Touring dimulai hari jumat sore setelah jam pulang kantor. Check point pertama rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Sawangan untuk dijamu makan malam . Setelah perut kenyang dan bersenda gurau hingga Jam 21:00. Maka perjalannya diteruskan menyusuri jalan raya Parung - Ciampea untuk menuju che ck point kedua di rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Jasinga. Tepat jam 23:00 Travelista dan Sobat Kantor tiba di check point Jasinga untuk rehat sejenak dan ngemil tengah malam. Setelah mandi dan persiapan lainnya, tepat jam 03:00 dini hari, Travelista dan Sobat Kantor memulai perjalanan menuju Citorek ...