Langsung ke konten utama

Oase di tengah Hutan Beton Ibukota

Mulai agak bosan dengan keindahan artfitial Ibukota. Kali ini Travelista mau piknik ke salah satu sudut Ibukota yang masih tergolong alami. Kali ini Travelista mau piknik ke hutan mangrove di kawasan Kapuk Jakarta Utara.

Untuk menuju ke hutan mangrove Kapuk, Sobat Piknik dapat naik busway rute 1A jurusan Balai kota - PIK, turun di halte Budha Tzu Chi dan diteruskan berjalan kaki sekitar 450 meter ke kawasan hutan mangrove.

Sebelum menuju kawasan hutan mangrove, Sobat Piknik dapat berfoto di depan gedung Tzu Chi Premary School yang designnya cukup unik. Berfoto di sini serasa berada di Negeri Tirai Bambu. Hehehe… 

Puas berfoto ria di depan gedung Tzu Chi, perjalanan Travelista lanjutkan ke kawasan hutan mangrove yang berada di belakang gedung ini.

Taman wisata alam Angke Kapuk atau hutan mangrove PIK buka setiap hari dari jam 07.00 – 17.30 WIB. Untuk masuk ke hutan mangrove ini akan dikenakan biaya Rp 25.000 untuk Sobat Piknik Nusantara dan Rp 250.000 untuk Sobat Piknik Mancanegara.

Oya Sobat Piknik, sebaiknya tidak perlu membawa kamera kecuali kamera HP atau Tab. Karena nanti Sobat Piknik akan dikenakan biaya tambahan Rp 1.000.000. 

Lalu bagaimana jika terlanjur membawa kamera dari rumah ? Tenang ! Sobat Piknik dapat menitipkanya di loket Petugas Jaga. Nanti saat pulang, Sobat Piknik dapat ambil di tempat yang sama.

Yuks, kita mulai menyusuri kawasan hutan mangrove ini. Kita susuri susunan jembatan kayu yang membentang di atas hutan bakau. lalu ke pondok alam avicenia, penginapan berbentuk segitiga yang dapat Sobat Piknik sewa untuk bermalam bersama kerabat atau teman dekat.

Setelah menikmati keunikan deretan pondok alam avicenia. Yuks, kita beranjak ke sisi yang lain di hutan mangrove ini Sobat Piknik ! Kita menuju jembatan yang lebih lebar untuk menikmati keindahan hutan mangrove.

Menerobos terowongan alami hutan bakau, menyusuri jalan yang tersusun dari bilah bambu dan kayu. Merupakan pengalaman menarik yang perlu Sobat Piknik coba selain menerobos terowongan dan jalan beton Ibukota. Pokoknya beda deh sensasinya Sobat Piknik !

Di ujung jalur ini, Sobat Piknik dapat naik ke menara pandang untuk mengamati migrasi burung di kawasan hutan mangrove. Dari atas ketinggian Sobat Piknik dapat menikmati rimbunnya hutan mangrove dan cantiknya burung - burung putih yang berterbangan di antara pohon bakau. Pokoknya keren deh ! Tak tampak seperti di Ibukota. Hehehe…

Oya, di hutan mangrove Pantai Indah Kapuk ini Sobat Piknik bisa ikut kursus singkat menanam pohon bakau. Sobat Piknik cukup membayar Rp 150.000 untuk setiap tahap pembelajaran. Atau jika Sobat Piknik ingin punya papan nama sendiri di pohon bakau yang sudah Sobat Piknik tanam, maka Sobat Piknik akan dikenakan donasi Rp 500.000.

Nah, setelah puas menyusuri rimbunnya hutan mangrove dari atas jembatan, Sobat Piknik juga dapat merasakan serunya berpetualang dengan perahu di tengah rawa hutan payau. Di sini disediakan berbagai jenis perahu yang dapat Sobat Piknik sewa dengan tarif Rp 100.000 untuk perahu kano dan perahu dayung serta boat Rp 350.000 - 450.000 dengan kapasitas 6 - 8 orang.

Nanti di tengah perjalanan menyusuri rawa hutan bakau, Sobat Piknik akan menjumpai burung – burung yang memangsa ikan dan yang paling menegangkan adalah saat melihat biawak air berukuran besar berenang melintas di depan perahu yang Sobat Piknik tumpangi ! Tadinya Travelista pikir buaya ! Ternyata biawak. Tapi tetap saja membuat sport jantung ! Parno biawaknya lompat ke perahu dan mengigit Travelista hingga Travelista tercebur ke rawa lalu dimangsa buaya ! Hehehe…

Piknik sudah hampir selesai, Travelista sempatkan untuk sholat di Masjid Al Hikmah, Masjid terapung yang ada di kawasan hutan mangrove ini. Yang akan memberikan nuansa berbeda saat Sobat Piknik beribadah di dalamya.


Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
Keberadaan hutan mangrove adalah penting untuk menahan abrasi sisi utara Jakarta selain itu, hutan mangrove adalah oase di tengah hutan beton bagi warga Jakarta yang memiliki kehidupan super sibuk. Sudah selayaknya kita semua turut serta menjaga kelestarian oase kecil ini agar tidak surut dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan tentu kita berharap peran lebih besar dari Pemda DKI untuk mengembangkan kawasan hutan mengrove ini agar menjadi oase yang lebih besar.

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Puing Keraton Sultan Banten Terakhir

Kali ini Travelista berkunjung ke keraton Kaibon yang merupakan kediaman Ibu dari sultan Syafiuddin yang memerintah sekitar tahun 1809 – 1813. Keraton Kaibon terletak sekitar 950 meter sebelah tenggara keraton Surosowan yang menjadi pusat pemerintahan kesultanan Banten. Menurut sejarah, ratu Asiyah tidak tinggal keraton Surosowan karena suaminya yaitu sultan Muhidin Zainus Solihin wafat saat Syafiuddin masih berusia lima tahun sehingga pemerintahan diwalikan kepadanya. Keraton Kaibon sengaja dibangun untuk ratu Asiyah sebagai penghormatan kepada satu – satunya perempuan yang menjadi wali sultan. Itu sebabnya keraton baru disebut dengan nama Kaibon berasal dari kata ka ibu an yang diartikan sebagai tempat tinggal ibu dari sultan Syafiuddin. Saat mencapai usia dewasa. Pemerintahan kesultanan Banten pun diserahkan kepada sultan Syafiuddin. Dengan jiwa muda, sultan Syafiuddin tidak ingin tunduk kepada hindia belanda. Puncaknya terjadi ketika utusan gubernur jenderal Daendels yang bernama ...

Berharap Terik di Citorek

Tak terasa sudah lebih dari setahun touring motor bareng Sobat Kantor berlalu. Kalau touring edisi sebelumnya disepakati PP dalam sehari. Maka touring kali ini disepakati untuk minta izin ke istri dan anak masing – masing agar dipebolehkan tidak pulang ke rumah karena  perjalanan ke Citorek harus dilakukan malam hari  demi menyaksikan fenomena negeri di atas awan saat matahari terbit. Touring dimulai hari jumat sore setelah jam pulang kantor. Check point pertama rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Sawangan untuk dijamu makan malam . Setelah perut kenyang dan bersenda gurau hingga Jam 21:00. Maka perjalannya diteruskan menyusuri jalan raya Parung - Ciampea untuk menuju che ck point kedua di rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Jasinga. Tepat jam 23:00 Travelista dan Sobat Kantor tiba di check point Jasinga untuk rehat sejenak dan ngemil tengah malam. Setelah mandi dan persiapan lainnya, tepat jam 03:00 dini hari, Travelista dan Sobat Kantor memulai perjalanan menuju Citorek ...

Berziarah ke Makam Sunan Penjaga Aliran Kepercayaan

Dari masjid Menara Kudus perjalanan Travelista teruskan ke masjid Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak . Setibanya di Kadilangu, Travelista langsung menunaikan sholat Ashar di langgar atau musolah yang dibangun oleh Sunan Kalijaga sebelum masjid Agung Demak berdiri. Konon arsitektur masjid Agung Demak diilhami oleh bentuk joglo langgar yang didirikan oleh Sunan Kalijaga dengan atap limasan bersusun tiga yang melambangkan iman, Islam dan ihsan serta empat pilar kayu jati sebagai soko guru. Seiring bertambahnya jamaah pada tahun 1564, Pangeran Wijil yang juga diyakini sebagai putra Sunan Kalijaga merenenovasi langgar menjadi masjid. Dan pada tahun 1970 dilakukan renovasi total namun tetap memepertahankan bangunan asli yang berukuran 10 x 16 meter persegi dengan soko guru masjid yang masih dapat Sobat Piknik lihat di bagian dalam bangunan masjid. Masjid sunan kalijaga tahun 1910 Source : universiteitleiden.nl Photo by : Eko Pujiono Setelah menunaikan sholat Ashar, Travelista teruskan be...