Langsung ke konten utama

Di Mana Bumi Dipijak Di Situ Langit Dijunjung

Masih ada sedikit sisa waktu di Kota Jambi, setelah kemarin menyambangi Gantala Arasy dan berburu kuliner khas Jambi. Kesempatan kali ini, sebelum menuju bandara Sultan Thaha, Travelista sempatkan untuk mengunjungi Museum Siginjei yang terletak di jalan Urip Sumoharjo nomor 1.

Museum dengan bentuk Kajang Lako atau rumah adat di Jambi ini buka setiap hari mulai dari jam 08:00 - 15:00 saat weekday dan jam 08:00 - 12:00 saat weekend. Dengan harga tiket masuk Rp 2.000 untuk Sobat Piknik Dewasa dan Rp 1.500 untuk Sobat Piknik Anak.

Rute kunjungan museum ini di design satu arah, sehingga Sobat Piknik yang berkunjung dapat dengan tertib dan seksama menikmati setiap koleksi yang ada. Memasuki ruang pamer pertama Sobat Piknik dapat melihat koleksi taxidermy hewan langka Provinsi Jambi seperti harimau, macan, beruang madu, merak, binturung, buaya muara dan berbagai hewan endemik lainnya.

Selain memajang koleksi taxidermy, di ruang pamer ini Sobat Piknik juga dapat melihat koleksi aneka batuan alam, peninggalan arkeolgi jaman prasejarah, jaman klasik, kesultanan, kolonial hingga Jambi masa kini. Semua terpajang di ruang pamer ini.

Memasuki ruang pamer selanjutnya, Sobat Piknik dapat melihat informasi tentang Jambi masa klasik dengan peninggalan sejarah berupa candi – candi yang ditemukan di Muaro Jambi serta ragam informasi tentang peranan Jambi di Nusantara pada masa itu.

Di ruang pemer berikutnya, Sobat Piknik dapat melihat koleksi benda yang terkait dengan kebudayaan Jambi yang heterogen namun dapat hidup damai berdampingan karena memegang teguh petuah di mano bumi dipijak di situ langit dijunjung. Di ruang pamer ini Sobat Piknik dapat menikmati koleksi peralatan menangkap ikan, berburu, bertani, miniatur rumah adat jambi, aneka alat musik, permaian tradisional serta aneka kain tenun khas Jambi.

Bagian ruang anak tangga museum, di sulap menjadi ruang pamer minuatur Goa Tiangko lengkap ornamen stalaktit dan stalaknit. Goa Tiangko ini diyakini sebagai pusat peradaban tertua Jambi yang terletak di Kabupaten Merangin. Berbagai temuan purbakala lengkap dengan aneka fosil yang ada di sana, dapat Sobat Piknik ketahui di ruang pamer museum Siginjei ini.

Dan ruang pamer terakhkir yang Travelista kunjungi adalah ruang yang memajang aneka sejata masa VOC, mata uang kuno, aneka arca dan perhiasan emas kuno, piagam penghargaan kesultanan, Al qura’n kuno yang ditulis tangan serta replika keris Siginjei yang merupakan pusaka Kesultanan Jambi yang menjadi lambang pemersatu rakyat Jambi yang terakhir diwariskan kepada Sultan Achmad Zainuddin di awal abad ke 20.



Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
  1. Masyarakat dan budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dan Trevelista rasa setiap daerah perlu untuk memiliki sebuah ruang untuk merangkum khasanah budaya dari masa ke masa yang dimiliki sebagai wujud apresiasi budaya bangsa dan sumbangan ilmu pengetahuan agar tetap lestari dan terus terinformasikan ke generasi selanjutnya.
  2. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Sebuah petuah Adiluhung dari Nenek moyang yang mengajarkan kepada Kita untuk selalu menghormati adat istiadat tempat kita tinggal tanpa meninggalkan adat istiadat daerah asal Kita. Karena petuah itulah Nusantara yang terdiri dari beragam adat istiadat tetap ada.

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Pusat Pemujaan Kerajaan Tarumanegara

Sebenarnya sudah beberapa kali Travelista bertugas di pusat kota Karawang. Namun baru kali ini Travelista sempat mengunjungi situs percandian Batujaya yang lokasinya cukup jauh dari pusat kota. Karena benar – benar niat, maka Travelista naik KRL dari stasiun Manggarai ke stasiun Cikarang disambung motoran dengan Sobat Kantor yang bersedia mengantar Travelista ke situs percandian Batujaya. Hehehe… Dari stasiun Cikarang, jarak ke situs percandian Batujaya sekitar 30 km melalui jalan Sukatani - Cabang Bungin - Batujaya kemudian berbelok ke jalan raya candi Jiwa. Setelah motoran sekitar satu setengah jam dari stasiun Cikarang, akhirnya Travelista sampai gapura jalan raya candi Jiwa. Motor Travelista parkir di museum situs candi Batujaya yang diresmikan tahun 2006. Di dalam museum, Sobat Piknik dapat melihat artefak yang ditemukan saat ekskavasi di situs percandian Batujaya seperti manik - manik, potongan kayu, arca, votive tablet atau keping tanah liat berbentuk miniatur stupa, gerabah...

Melihat Miniatur Kalimantan Selatan di Dalam Sebuah Museum

Berkunjung ke museum sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya adalah hal yang bijak di tengah keterbatasan waktu sambil menunggu penerbangan. Di sela waktu tunggu kali ini Travelista sempatkan untuk mengunjungi museum Lambung Mangkurat yang terletak di jalan Ahmad Yani Kota Banjar Baru. Pertama kali didirikan pada tahun 1907 oleh pemerintahan hindia belanda untuk menyimpan temuan artefak purbakala di Kalimantan Selatan dengan nama museum Borneo namun fungsinya dihentikan saat tentara jepang mulai menduduki Kalimantan Selatan. Borneo museum in Bandjarmasin 1907 koleksi Tropen Museum Pada tanggal 22 Desember 1955 dengan koleksi barang - barang pribadi miliknya. Amir Hasan Kiai Bondan mencoba menghidupkan kembali museum Borneo yang diberi nama museum Kalimantan. Pada tahun 1967 bangunan museum dipugar dan diberi nama museum Banjar hingga dibangun gedung museum baru bergaya rumah Bubungan Tinggi modern yang diberi nama Lambung Mangkurat dan diresmikan kembali oleh Mendikbud D...

Berharap Terik di Citorek

Tak terasa sudah lebih dari setahun touring motor bareng Sobat Kantor berlalu. Kalau touring edisi sebelumnya disepakati PP dalam sehari. Maka touring kali ini disepakati untuk minta izin ke istri dan anak masing – masing agar dipebolehkan tidak pulang ke rumah karena  perjalanan ke Citorek harus dilakukan malam hari  demi menyaksikan fenomena negeri di atas awan saat matahari terbit. Touring dimulai hari jumat sore setelah jam pulang kantor. Check point pertama rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Sawangan untuk dijamu makan malam . Setelah perut kenyang dan bersenda gurau hingga Jam 21:00. Maka perjalannya diteruskan menyusuri jalan raya Parung - Ciampea untuk menuju che ck point kedua di rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Jasinga. Tepat jam 23:00 Travelista dan Sobat Kantor tiba di check point Jasinga untuk rehat sejenak dan ngemil tengah malam. Setelah mandi dan persiapan lainnya, tepat jam 03:00 dini hari, Travelista dan Sobat Kantor memulai perjalanan menuju Citorek ...