Mengenang hari kebangkitan nasional, tak lengkap rasanya jika tidak mengulas tentang sejarah gedung STOVIA yang kini menjadi museum kebangkitan nasional.
Gedung yang terletak di Jalan Abdurrahman Saleh No.26 Jakarta Pusat ini resmi digunakan pada maret 1902 sebagai sekolah kedokteran kaum Bumiputera yang didirikan pemerintah hindia belanda untuk mendidik para ahli medis tambahan dalam membantu menanggulangi sejumlah wabah yang terjadi di hindia belanda kala itu.
School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen atau STOVIA merupakan penyempurnaan sistem pendidikan kedokteran Sekolah Dokter Jawa yang sudah didirikan pada tahun 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden yang saat ini menjadi RSPAD Gatot Soebroto.
Gedung yang terletak di Jalan Abdurrahman Saleh No.26 Jakarta Pusat ini resmi digunakan pada maret 1902 sebagai sekolah kedokteran kaum Bumiputera yang didirikan pemerintah hindia belanda untuk mendidik para ahli medis tambahan dalam membantu menanggulangi sejumlah wabah yang terjadi di hindia belanda kala itu.
School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen atau STOVIA merupakan penyempurnaan sistem pendidikan kedokteran Sekolah Dokter Jawa yang sudah didirikan pada tahun 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden yang saat ini menjadi RSPAD Gatot Soebroto.
STOVIA
merupakan salah satu manifestasi dari trilogi politik etis dari pemerintah
hindia belanda dalam bidang pendidikan untuk kaum Bumiputera yang diseleksi
dari berbagai daerah dengan berbagai latar belakang sosial yang disatukan dalam
satu wadah bernama STOVIA.
Museum kebangkitan nasional buka setiap hari selasa – minggu dari jam 08.00 WIB -16.00 WIB. Untuk masuk ke dalamnya Sobat Piknik dapat membayar tiket seharga Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak – anak.
Tak jauh dari pintu masuk museum, terdapat sebuah monumen genggaman tangan yang dibangun untuk memperingati 125 tahun pendidikan dokter Indonesia yang diresmikan oleh presiden Soeharto pada tanggal 10 november 1976.
Museum kebangkitan nasional buka setiap hari selasa – minggu dari jam 08.00 WIB -16.00 WIB. Untuk masuk ke dalamnya Sobat Piknik dapat membayar tiket seharga Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak – anak.
Tak jauh dari pintu masuk museum, terdapat sebuah monumen genggaman tangan yang dibangun untuk memperingati 125 tahun pendidikan dokter Indonesia yang diresmikan oleh presiden Soeharto pada tanggal 10 november 1976.
Museum kebangkitan nasional dibagi menjadi beberapa ruang
pamer yang telah disusun berdasarkan alur sejarah. Ada baiknya Sobat
Piknik menyusuri museum dari sebelah kiri pintu masuk yaitu ruang pengenalan yang
mengisahkan awal kedatangan bangsa eropa ke Indonesia untuk berniaga dan
mencari rempah – rempah yang kemudian menjadi sumber terjadinya kolonialisasi
di dunia.
Memasuki
ruang pamer selanjutnya terdapat diorama siswa School Tot Opleiding Van
Inlandsche Artsen atau STOVIA sedang belajar. Kalau Sobat Piknik amati, para
siswa kedokteran kala itu pakai beskap dan blangkon ! Unik kan, ya Sobat Piknik
?!
Memasuki ruang pamer selanjutnya, Sobat Piknik dapat menikmati
koleksi terkait pergerakan nasional. Di ruang pamer ini Sobat Piknik dapat mempelajari
sejarah tentang organisasi modern pertama di Indonesia yaitu Boedi Oetomo yang
menjadi inspirasi banyak tokoh nasional untuk membentuk organisasi serupa sebagai
alat perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Koleksi pertama yang dapat Sobat Piknik lihat di ruang ini
adalah patung dr Wahidin Sudirohusodo. Seorang dr Bumiputera angkatan pertama
yang menyebarkan gagasan tentang pentingnya sebuah organisasi kepada siswa
STOVIA yang ditindaklanjuti oleh R Sutomo dengan mendirikan Boedi Oetomo.
Di ruang ini juga Sobat Piknik dapat melihat lambang dan
patung penggagas organisasi Boedi Oetomo dan organisasi lainnya yang membantu
memory kita saat belajar IPS di waktu sekolah dulu. Hehehe…
Sepanjang lorong ruang pergerakan nasional, Sobat Piknik
dapat melihat berbagai foto, artikel atau sejarah singkat organisasi –
organisasi yang berdiri setelah Boedi Oetomo dibentuk. Rupanya organisasi Boedi
Oetomo telah menumbuhkan kesadaran nasional untuk terbebas dari belenggu kolonialisme.
Hal menarik lainnya yang dapat Sobat Piknik temukan di ruang
ini adalah diorama RA Kartini sedang mengajar para siswi dengan busana kebaya.
RA Kartini sendiri dikenang sebagai pejuang emansipasi wanita yang berasal dari
Jepara.
Pada ruang pamer selanjutnya yaitu ruang yang menyimpan
koleksi terkait peranan pers dalam pergerakan nasional. Sobat Piknik dapat
melihat koleksi aneka lukisan terkait perkembangan pers nasional, mesin ketik,
screen sablon untuk mencetak poster propaganda pada masa pergerakan nasional
serta koleksi buku kedokteran yang digunakan oleh siswa STOVIA.
Beranjak ke ruang pamer selanjutnya, Sobat Piknik dapat
melihat koleksi alat pompa pernafasan, alat pencatat detak jantung, alat
pembuat tablet, kuster, dandang pensteril yang pernah digunakan oleh tenaga
medis atau siswa STOVIA dan ini adalah alat - alat kedokteran tercanggih di
zamanya loh Sobat Piknik.
Sebagai
lembaga pendidikan berkualitas, STOVIA menerapkan disiplin yang ketat dalam kegiatan
pendidikannya. Semua siswa diharuskan tinggal di asrama dan diawasi oleh Suppoost
atau kepala asrama. Aktivitas penghuni asrama pun diatur ketat, mulai dari
bangun tidur jam 04:30 hingga tidur kembali jam 22:00. Lampu gas akan dimatikan
jam 22:00 kecuali untuk siswa tingkat akhir yang diizinkan belajar hingga jam
24:00.
Untuk
sistem penilaian pun diterapkan secara ketat, mulai dari siswa yang tidak
diperbolehkan keluar kelas saat jam pelajaran hingga siswa dengan nilai
pelajaran di bawah 5 pada masa persiapan kenaikan tingkat akan dikeluarkan dari
sekolah alias drop out ! Hmmm... benar – benar mengutamakan kualitas ya Sobat
Piknik ?!
Khusus
hari minggu yang merupakan hari libur digunakan oleh penghuni asrama untuk bergotong
- royong membersihkan lingkungan STOVIA yang dimulai dari jam 07:00 hingga jam 10:00. Pada hari tersebut, siswa diperbolehkan keluar STOVIA hingga jam 18:00.
Kehidupan
asrama yang penuh suka duka menumbuhkan rasa persaudaraan sesama penghuni
asrama. Interaksi yang terjalin secara rutin dalam satu tempat dalam waktu lama
menumbuhkan rasa kebersamaan. Perbedaan budaya, bahasa dan agama siswa yang
melebur menumbuhkan kesadaran bersama sebagai satu bangsa.
Kesadaran
sebagai satu bangsa inilah yang membuat sebagian pelajar STOVIA memilih
bersikap radikal terhadap pemerintah kolonial meskipun resiko yang ditanggung
cukup besar. Hingga siswa STOVIA memutuskan untuk mendirikan organisasi sebagai
sarana membebaskan masyarakat dari penderitaan kolonialisme.
Karena
perjuangan menggunakan kekuatan fisik selalu mengalami kegagalan, maka
perjuangan menggunakan kekuatan pemikiran adalah cara baru yang efektif untuk
mengusir penjajah dari bumi Nusantara. Maka tanggal 20 mei 1908 organisasi
Boedi Oetomo didirikan oleh para siswa STOVIA yang diketuai oleh R Soetomo.
Di ruang
asrama, Sobat Piknik dapat melihat ranjang dan koper yang digunakan siswa
STOVIA juga biola milik R Maryono yang biasa dimainkan saat jam istirahat
pelajaran di bawah pohon jawi jawi.
Pada ruang selanjutnya terdapat dioarama pembelaan Direktur
STOVIA HF Roll dalam rapat dosen yang berniat mengeluarkan R Sutomo dari STOVIA
karena terlalu aktif dalam organisasi Boedi Oetomo dan dikhawatirkan mengancam
pemerintah kolonial.
Namun HF Roll direktur STOVIA mencegahnya dengan
mengatakan kepada dewan dosen dengan "Apakah
di antara tuan - tuan yang hadir di sini tidak ada yang lebih merah dari Sutomo waktu tuan - tuan berumur 18 tahun
?" Yang pada akhirnya R Sutomo pun tidak jadi dikeluarkan dari STOVIA karena pembelaan HF Roll tersebut.
Melengkapi
koleksi Museum Kebangkitan Nasional terdapat koleksi aneka mikroskop atau perlengkapan
kedokteran lainnya yang digunakan untuk kegiatan praktek siswa STOVIA.
Dan paling menarik untuk Sobat Piknik ketahui di ruang pamer ini adalah alat
pemecah kepala yang digunakan untuk memperdalam pengetahuan tentang otak
manusia bagi siswa STOVIA. Hmmm... menyeramkan serta menarik
bukan ?!
Selesai sudah
piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
- Masa muda adalah masa yang tak terulang lagi. Di mana masa kita dalam pencarian jati diri untuk mengerti arti hidup yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan itu sendiri. Maka jangan pernah melewatkan masa muda dengan sia - sia dan salah jalan ya Sobat Piknik !
- Bangsa ini dibentuk atas dasar perbedaan yang disatukan. Maka tidak perlu lagi kita memperdebatkan perbedaan untuk bercerai berai.
Komentar
Posting Komentar