Langsung ke konten utama

Singgah di Kota Wijayakusuma

Sebuah pengalaman menarik, saat Travelista mendapat tugas mengunjungi kota paling selatan di jawa tengah. Cilacap, sebuah kota yang terkenal dengan lapas Nusa Kambangannya. Untuk menuju Cilacap dapat dicapai dengan 3 jenis kendaraan umum yaitu pesawat, bus kota dan kereta api.

Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Travelista putuskan untuk naik kerata api saja. Saat ini kereta jurusan Jakarta – Cilacap hanya ada satu kali jadwal keberangkatan yaitu KA Purwojaya yang berangkat dari Gambir jam 21:55 dan tiba di Cilacap jam 04:50.

Kebetulan ini adalah perjalanan pertama Travelista naik kereta malam. Ya tentu excited sekali dalam perjalanan dinas kali ini. Hampir 7 jam perjalanan ditempuh, tak banyak yang dapat Travelista lakukan selama perjalanan selain tidur ayam dan bulak - balik ke kamar kecil. Untuk ngemil ? Sudah malas ngunyah di pagi buta ! Mau motret untuk bahan blog ? Di luar jendela gelap banget ! Mau foto di dalam kereta ? Orangnya pada tidur semua ! Kan, ga seru banget motoin orang yang tidur mangap...! Ngorok pula ! Hehehe...

Akhirnya KA Purwojaya pun tiba di Stasiun Cilacap. Rasa syukur dan senang, menyertai Travelista saat menginjakkan kaki di setiap kota yang belum pernah Travelista kunjungi. Waktu masih menunjukkan jam 04:50, langit pun masih gelap.

Yakin ! Kendaraan umum belum tersedia. Lagi pula, jam segitu siapa pula Personil cabang yang mau jemput ke stasiun ?! Ada sih, ojeg di depan stasiun. Tapi Travelista mau ke mana jam segitu ? Kantor pun buka jam 08:00.

Akhirnya Travelista putuskan untuk menunggu hari terang di stasiun saja walau hampir semua penumpang kereta yang tadi berangkat bareng sudah keluar stasiun. Tapi ya sudahlah, mending di stasiun dari pada luntang -  lantung di pingir jalan tanpa ada kepastian mau ngapain ? nungguin siapa ? Ya kira – kira begitu lah trauma orang yang sering di PHP in. Hehehe...

Hari pun sudah mulai terang, sudah cape duduk, stretching, main HP dan akhirnya sekitar jam 6:05 Travelista putuskan keluar dari stasiun. Selain ga PD juga di stasiun sendirian, perut juga sudah mulai lapar. Harus segera cari asupan dari pada kena maag kambuhan. Hehehe…

Belum tau mau makan apa setelah keluar dari stasiun. Yang penting ke jalan raya saja dulu, nanti juga ada kedai yang menjual sarapan. Ada memang tukang ojeg dan becak yang menawarkan jasanya untuk mengantar Travelista, tapi Travelista rasa waktunya belum tepat untuk menerima tawaran Bapak – Bapak sekalian. Jadi Maaf ya Pak ! Saya jalan kaki saja, karena saya pun tak tau mau ke mana ?! Bingungkan Bapak ?! Hehehe…

Berkunjung ke suatu kota tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khasnya. Sepanjang jalan dari stasiun tadi Travelista tidak menemukan kedai yang menjual sarapan khas Cilacap. Hingga Travelista menemukan kedai lontong opor Pak Mul. Hmmm… Lontong opor ?!?... Dalam hati Travelista, Nah ini yang khas ! Namun kedai masih sepi ! Penjualnya pun tak terlihat !? Beberapa kali Travelista panggil tak juga keluar. Mungkin masih sibuk di dapur mempersiapkan barang dagangannya untuk segera dipajang ! Anggapan Travelista dalam hati.

Hingga akhirnya penjualnya pun keluar membawa senampan sate usus dan ati rempela. “Sudah buka toh Pak ?” Tanya Travelista, karena masih sepi banget dan mungkin Travelista sebagai penglarisnya di hari ini. “Oh, sudah Mas ! Monggo !” Jawab sang penjual. Travelista pun langsung pesan seporsi lontong opor karena memang hanya menu itu yang terdengar khas. Dan tentu jarang pula lontong dipadukan dengan opor ayam selain di hari raya.

Setelah perut terisi, sambil menunggu jam operasional kantor, perjalanan Travelista teruskan ke arah utara yang kebetulan searah dengan lokasi kantor cabang. Sambil merenggangkan otot – otot karena badan sudah kaku berdiam lama di kereta tadi. Tak luput pula memberi senyuman manis kepada pengayuh becak atau ojeg yang selalu datang menghampiri atau lambaian lima jari kepada Sopir angkot yang mengklakson. Tin…Tin...

Hingga sampailah Travelista di Alun – Alun Kota Cilacap. Kotanya cukup bersih dan lalu lintas pun terpantau ramai lancar. Nampaknya enjoy juga tinggal di kota ini ! Tepat di perempatan alun – alun terdapat sebuah tugu nelayan yang sedang mengangkat bunga wijayakusuma yang merupakan flora khas Cilacap. Ini adalah landmark kota Cilacap, karena di sini terdapat alun – alun, kantor Bupati, kantor DPRD dan Masjid Agung.

Selain objek vital pemerintahan, di sekitar tugu nelayan Cilacap juga terdapat Taman Zebra yang merupakan zona edukasi keselamatan berlalu lintas yang nampaknya ditujukan untuk anak usia sekolah. Taman ini tidak terlalu besar, tapi Travelista rasa sudah cukup baik sebagai prasarana edukasi anak di tengah kota.

Di belakang Taman Zebra juga terdapat beberapa wahana permainan anak seperti mini trampoline, mandi bola dan lain sebagainya yang saat Travelista berkunjung belum buka karena memang Travelista datang terlalu pagi ke taman ini.

Setelah menghitung sisa waktu dan estimasi waktu penjemputan oleh Personil cabang, perjalanan Travelista lanjutkan ke kedai sroto Sokaraja Eco Rasa berada tepat di depan gedung DPRD Cilacap, tak terlalu jauh dari Masjid Agung dan alun – alun.

Soto yang satu ini berkuah bening dengan rasa kaldu yang gurih. Sobat Piknik dapat pilih daging sapi, ayam atau babat. Yang membuat soto ini khas adalah taburan sangrai kacang tanah yang ditumbuk sehingga menimbulkan sensasi tersendiri saat Sobat Piknik mengunyahnya.


Eitsss... BTW Personil cabang sudah datang menjemput. Travelista harus buru – buru menemuinya. Takut nanti dikira niat jalan – jalan bukan niat kerja ! Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
Salah satu pendukung industri pariwisata adalah kuliner lokal. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita semua sebagai penikmat ataupun pelaku pariwisata harus memberikan perhatian khusus agar kuliner lokal tetap lestari dan daya tarik tersendiri untuk berkunjung ke suatu kota.

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Mengunjungi Etalase Budaya Lampung

Seminggu di kota Bandar Lampung. Diisi kesibukan dengan kerja, kerja dan kerja. Pulang kantor hanya diisi dengan cari kuliner malam ditemani driver ojek online dan nongkrong di tugu Adipura.  Kenapa nongkrong di situ ? Ya, karena kebetulan hotel tempat Travelista menginap ada di sekitar tugu tersebut. Hehehe... Seminggu sudah waktu berlalu, tiket balik ke Jakarta sudah dibooking dengan jadwal penerbangan sore hari. Masih ada sedikit waktu untuk mencari oleh – oleh khas Lampung dan berkunjung ke spot wisata di tengah kota agar tidak terlambat ke bandara.   Yuks, segera bergegas cari oleh - oleh khas. Kalau di Lampung, ya apalagi kalau bukan keripik pisang.  Salah satu sentra penjualan keripik pisang di kota Bandar Lampung terdapat di jalan Pagar Alam Kedaton. Di Sepanjang jalan ini, Sobat Piknik akan dengan mudah menemui kedai penjual keripik pisang yang sudah dibungkus maupun dalam keadaan curah.  Satu hal yang membuat asik belanja di sini adalah Sobat Piknik dapat mencicipi se

Berwisata Sambil Belajar di Jatim Park 1

Belajar tak kenal usia. Ya begitulah kira – kira ungkapan mengenai pentingnya menuntut ilmu walau ia tak salah. Hehehe...  Kali ini Travelista akan berwisata sambil belajar.  Seperti biasa, Travelista naik angkot dari kota Malang ke terminal Arjosari dengan rute ADL (Arjosari – Dinoyo – Landungsari). Sesampainya di terminal Landungsari, Travelista teruskan dengan angkot rute BJL (Batu – Junrejo / Tlekung – Landungsari) yang berwarna kuning muda. Travelista pilih yang BJL karena trayek nya melalui Batu Night Spectacular - Batu Secret Zoo – Jatim Park 2 – Oro oro Ombo - Dewi Sartika Atas – terminal Batu. Tuh, banyak objek wisata yang dilalui kan ?!   Dari perempatan jalan Dewi Sartika Atas, Sobat Piknik dapat berjalan sekitar 500 meter menuju museum Bagong dan Jatim Park 1. Kata sopirnya sih kalau penumpangnya banyak, dia mau antar sampai ke depan Jatim Park 1 dengan menambah ongkos Rp 2.000. Oya, ongkos dari kota Malang ke terminal Arjosari adalah Rp 4.000 dan ongkos dari termi

Masjid Tua di Tengah Pemukiman Padat Jakarta

Gabut di hari libur. Travelista bingung mau ngapain ? Diam di rumah sudah bosan sekali karena cukup sering WFH. Mau ke tempat wisata juga tidak seru karena tidak bisa mengajak Si buah hati.  Setelah melihat berita bahwa jumlah penumpang kereta api tidak sepadat di masa sebelum pandemi.  Seketika timbul ide Travelista untuk piknik naik kereta. Pilihannya jatuh pada KRL yang tak perlu rapid test untuk menaikinya.  Setelah menentukan moda transportasi, hal selanjutnya adalah menentukan stasiun dan destinasinya.  Segera Travelista download peta KRL dari situs www.krl.co.id untuk mengetahui jurusan akhir KRL yang ada.  Rute KRL (Source : www.krl.co.id) Setelah Travelista pelajari, pilihan stasiun destinasi jatuh pada stasiun angke.  Kenapa stasiun angke ? Karena tak lepas dari sejarah tentang asal usul penamaan daerah angke. Bergegas Trevelista menuju stasiun dekat rumah menunggu KRL jurusan angke. Kereta pun tiba, segera Travelista naik ke kereta yang nampak kosong karena PT KCI sebagai o