Setelah
mata segar dan perut sedikit terganjal, perjalanan Travelista teruskan ke pantai Tanjung
Kait. Tanpa tanya sopir angkot, Travelista langsung naik angkot ungu dari depan pintu air. Karena Travelista tau pantai ada di sebelah utara Tangerang dan angkot menuju ke arah utara pula. #Feelingsaja. Setelah hampir satu
jam perjalanan, tapi kok tidak ada tanda - tanda kehidupan khas pantai ?
Sedangkan waktu
sudah menunjukan jam 4 sore. Pikir Travelista, mau lihat apa kalau terlalu sore
di pantai yang katanya sepi itu ? Akhirnya Travelista tanya ke sopir angkot
dan penumpang yang ada di sebelah Travelista.
Katanya angkot ini tidak menuju pantai Tanjung Kait ! Seharusnya tadi nyeberang pintu air lalu naik mobil
Elf jurusan Pintu Air - Teluk Naga. Wah... Gawat Sobat Piknik ! Nyasar ! Hehehe...
Akhirnya sopir angkot menyarankan Travelista turun di sebuah
gang. Kalau tidak salah namanya gang eretan 4. Dari situ Travelista nyeberang naik perahu
eretan lalu disambung naik elf jurusan Teluk Naga.
Sebuah
pengalaman unik, lucu dan seru. Ngalamin lagi naik getek ! Dulu naik getek
waktu kecil banget saat nyeberang kali Grogol ke Persima. Jadi ketawa sendiri, piknik ke
Tangerang saja bisa nyasar. Hehehe…
Cukup
membayar Rp 500 perorang dan Rp 1.000 untuk motor. Hanya butuh kurang dari 1
menit untuk sampai di seberang sungai. Travelista teruskan berjalan
kaki keluar gang, di tepi jalan Travelista temui angkot kosong, segera Travelista hampiri sopirnya untuk mengantar ke jalan raya untuk kembali ke Tangerang.
Saat
Travelista ditanya oleh sopir angkot "mau ke mana ?" Travelista bilang "mau ke pantai
Tajung Kait Pak". "Wah, jauh itu Bang, nggak ada angkot yang ke sana, kalau
pun ada angkot, Abang harus naik ojeg lagi ke pantainya" Kata sopir angkot. Travelista coba tanya, "kalo di charter sampe sana berapa Pak ?" Sopir bilang "100.000 sekali jalan Bang". "Ga bisa 50.000 Pak ?" Kata Travelista. Rupanya sopir angkot tidak menyanggupi tawaran Travelista. Ya sudahlah, lagi pula hari sudah sangat sore juga.
Dan
akhirnya Travelista diturunkan di sebuah pertigaan jalan raya. Travelista bayar
Rp 4.000 perorang. Sesuai tarif angkot yang Travelista naiki sebelumnya. Ternyata sopir angkot marah dan minta Rp 8.000 perorang. Wah
ditembak ini mah ! Tapi ya sudah, Travelista tidak mau ribut hingga akhirnya bayar ongkos Rp 8.000 perorang. Hmmm... Jadi ga ikhlas nambahinya...
Dari
pertigaan jalan yang Travelista tidak tau namanya itu. Travelista naik Elf yang ke
arah Tangerang karena rencana ke pantai Tanjung Kait sudah dibatalkan sejak
kejadian di angkot tadi. Dan ternyata trayek Elf ini hanya sampai di ujung
jalan Daan Mogot. Sehingga Travelista harus nyambung naik angkot lagi ke Pasar Anyar. Padahal tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu 5 menit saja. Tapi tetap saja tarif
angkot jauh dekat Rp 4.000. Hmmm…
Sudah, lupakanlah cerita Lost In Tangerang ! Kini saatnya untuk wisata kuliner malam di kawasan Pasar Lama. Banyak pilihan menu makanan yang disajikan di sini. Menu favorit Travelista adalah roti cane, sate H Ishak, bubur Ko Iyo, bebek Madura, mie dan bubur kepiting. Sobat Piknik sediakan saja budget Rp 20.000 - 35.000 untuk setiap perporsi makanan yang JUARA !!!
Sudah, lupakanlah cerita Lost In Tangerang ! Kini saatnya untuk wisata kuliner malam di kawasan Pasar Lama. Banyak pilihan menu makanan yang disajikan di sini. Menu favorit Travelista adalah roti cane, sate H Ishak, bubur Ko Iyo, bebek Madura, mie dan bubur kepiting. Sobat Piknik sediakan saja budget Rp 20.000 - 35.000 untuk setiap perporsi makanan yang JUARA !!!
Selesai
makan malam dan bungkus oleh - oleh untuk keluarga di rumah. Episode Lost in
Tangerang harus segera diakhiri. Waktunya kembali berjalan menuju stasiun
Tangerang untuk kembali rumah masing – masing dengan kereta commuter line.
Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
- Selalu ada hikmah di balik sesuatu. Lost In Tangerang membuat kita tersadar bahwa kita harus selalu bertanya sebelum tersesat di jalan.
- Tersesat adalah salah satu cara TUHAN untuk kita menemukan sesuatu. Dalam cerita lost in Tangerang Travelista tersadar bahwa kita semua punya peran penting dalam kehidupan. Contohnya adalah peran penarik perahu eretan. Jika tidak ada mereka, tentu kita harus menempuh jarak yang lebih jauh dan waktu yang lebih lama untuk mencapai suatu tujuan.
Komentar
Posting Komentar