Langsung ke konten utama

Eksotisme Bromo

Lebih kurang 10 km dari view Pananjakan 2 tadi. Akhirnya Travelista sampai kawasan kaki gunung Bromo yang berpasir. WOW ! Akhirnya sampai juga di Bromo. Sebuah misi yang nyaris tidak terjadi. 

Sesampainya di tempat parkir jeep – jeep pengangkut Wisatawan, Sobat Piknik harus menempuh jarak lebih kurang 3 km #katasopirjeep. Ada 3 pilihan untuk Sobat Piknik mencapai kawah Bromo sejauh itu. Pertama jalan kaki, kedua naik kuda dengan tarif Rp 100.000, ketiga minta gendong sama pasangan. Hehehe…

Jalan pasir berdebu ditambah semriwing pupuk organik yang diproduksi kuda Bromo, menambah aroma magis di sepanjang jalan menuju kawah Bromo. Tapi keinginan untuk mencapai kawah Bromo, kesakralan Pura Luhur Poten dan eksotisnya gunung Batok mengalahkan itu semua.

Di tengah perjalanan menuju kawah Bromo, Sobat Piknik dapat singgah di Pura Luhur Poten. Sebuah Pura dengan perpaduan arsitektur Jawa dan Bali yang kental dengan nuansa agama Hindu. Pura ini adalah tempat ibadah nan sakral bagi Suku Tengger, suku penghuni kawasan taman nasional ini.

Untuk dapat lebih memaknai kehidupan agama Hindu dan budaya Suku Tengger, sebaiknya Sobat Piknik datang ke sini pada saat berlangsungnya upacara Yadya Kasada yaitu upacara mengharap berkah dan keselamatan kepada Tuhan YME dengan cara melarung sesaji ke kawah Bromo pada malam ke 14 bulan Kasada dalam penanggalan Jawa atau sekitar bulan juli - agustus dalam penanggalan nasional.

Ok, perjalanan kita teruskan, jalan yang mendaki berselimutkan debu yang terhempas, ditambah aroma pupuk organik membuat perjuangan untuk mencapai kawah Bromo memorable banget. Travelista sarankan Sobat Piknik sesekali untuk beristirahat sejenak untuk mengatur nafas, mengumpulkan tenaga dan mengumpulkan foto dengan pose terbaik tentunya. Hehehe…

Dan akhirnya tangga untuk menuju kawah Bromo pun sudah Travelista tapaki. Lebih kurang terdapat 250 anak tangga untuk mencapai kawah Bromo. Tau dari mana ? Dihitung gitu ? Awalnya dihitung, tapi sudah sampai tengah – tengah lupa lagi. Ya sudah googling sajalah buat diinformasikan di blog ini… Hehehe…

Sebenarnya dengan jumlah anak tangga segitu Travelista perkirakan perlu waktu lebih kurang 7 menit. Tapi antusiasnya Sobat Piknik yang penasaran dengan kawah Bromo membuat Travelista harus sabar antri untuk menaikinya. Bagi Sobat Piknik yang tidak sabar antri, memilih untuk menaiki tebing di sisi tangga. Tapi ini sama sekali tidak Travelista sarankan karena SANGAT BERBAHAYA.

Sesekali Travelista berpapasan dengan anak kecil yang baru saja turun dari kawah Bromo. Makin membulatkan tekad Travelista untuk mencapai puncak sana. Juga berkali - kali berpapasan dengan cewe cantik lokal dan interlokal membuat Travelista senyum – senyum sendiri. #Ngapaincoba. Hehehe…

Dan, akhirnya Travelista sampai di puncak. Kawah Bromo ! Bukan kawah yang pertama kali Travelista lihat, tapi flashback perjalanan yang telah Travelista tempuh. Jauh juga yah ! Hehehe…

Eksotisnya landscape kawasan Bromo yang membawa imajinasi Travelista sedang berada di planet lain. Keelokan Pura Luhur Poten dari kejauhan laksana istana hilang yang telah ditemukan kembali. Texture bebatuan berselimut pasir membuat Bromo semakin eksotis. 

Perjalanan paling berbahaya selama trip ini ada di sini. Sobat Piknik harus EXTRA HATI – HATI menyusuri jalan setapak yang ada di kawah ini, sekali saja lengah atau tersenggol oleh Sobat Piknik lain yang berdesakan menyusuri jalan di bibir kawah. Kemungkinan terbaiknya adalah terpental ke jurang berbatu, tapi  kalau terpental ke kawah ya mungkin (......) isi saja sendiri deh titik – titiknya. Hehehe…

Horor banget sih !? Enggak juga, Travelista hanya ingin menyadarkan kewaspadaan saat Sobat Piknik mendaki ke puncak Bromo nanti. Hehehe…

Di puncak, tepat di bibir kawah Bromo terdapat Arca, nampaknya seperti Arca Dewa Ganesha. Sepengetahuan Travelista pada waktu dulu belajar ilmu sejarah. Dewa Ganesha dipuja oleh umat Hindu sebagai dewa pelindung atau penolak bala. Ya, mungkin ini ada relevansinya dengan upacara Yadya Kasada yang berarti meminta keberkahan dan keselamatan.

Setelah takjub dengan keindahan ciptaan TUHAN dan luhurnya budaya Hindu Tengger. Travelista kecewa dengan aksi vandalisme yang dilakukan oleh tangan - tangan kreatif yang tidak punya media untuk berkarya. Entah apa yang ada di benaknya hingga melakukan vandalisme di tempat yang disakralkan oleh saudara kita umat Hindu Tengger. Huft...!!!

Well, waktunya turun, selain resiko yang mengintai, Travelista pun harus harus memberikan kesempatan bagi Sobat Piknik yang masih antri di bawah sana untuk menikmati keagungan puncak Bromo ini.

Tapi Travelista pun harus antri juga untuk turunnya. Travelista pikir antusiasme para Sobat Piknik hanya pada saat mendaki ke puncak saja, ternyata turun pun sama antusiasnya. Berarti walaupun indah, nggak ada yang mau ditinggal di sini. Hehehe…

Masih menyusuri jalur yang sama dengan pendakian tadi perjalanan menuju tempat parkir jeep lebih terasa ringan, kerena jalannya menurun. Ya iyalah ! Masa mendaki lagi…Bisa sampai ke awan kali ! Hehehe…

Tapi saran Travelista, Sobat Piknik harus tetap konsentrasi dan injak pedal rem yang tepat berada di bawah alas kaki Sobat Piknik. Karena jika blong bisa tersungkur ke bebatuan atau kue organik karya kuda Bromo nan eksotis itu. Hehehe...

Kembali dan menaiki jeep, perjalanan diteruskan menuju spot selanjutnya yaitu lautan pasir atau yang belakangan terkenal dengan sebutan pasir berbisik seiring film dengan judul yang sama di tahun 2001 dengan pemeran utama Dian Sastrowardoyo, Christine Hakim dan Slamet Rahardjo.

Hamparan padang pasir yang luas dan terik mentari, bagus sekali untuk berfoto ria. Seolah Sobat Piknik berada di kawasan benua Afrika.

Pasir berbisik sendiri merupakan fenomena alam di mana gemuruh pasir yang diterbangkan angin membentuk texture yang khas dan suara angin berhembus seolah berbisik di telinga. Untuk singgah di kawasan ini Travelista sarankan agar Sobat Piknik memakai masker dan kacamata yah.

Memasuki spot selanjutnya yaitu padang savana yang terkenal dengan sebutan bukit Teletubbies. Hamparan bukit hijau bergelombang yang ditumbuhi rumput dan tanaman perdu membuat mata enggan beranjak untuk terus memandang. Bagus sekali itinerary trip ini. 

Setelah tadi mata disuguhkan pemandangan tandus berdebu. Kini mata disejukkan dengan hamparan hijau yang minim dengan debu yang berterbangan.



Tak terasa perjalanan kita selesai. Sebuah perjalanan yang menegangkan sekaligus mengesankan. Sampai jumpa di piknik selanjutnya.


Pesan moral :
  1. Adakalanya saat pasrah, keajaiban justru terjadi. Namun pasrah di sini harus didahului usaha yang maksimal serta doa tentunya.
  2. Vandalisme adalah salah satu ekspresi jiwa dan symbol existence. Tidak ada yang salah dengan mengungkapkan rasa. Hanya saja harus ditempatkan dan disalurkan dengan cara yang positif. Banyak media yang dapat digunakan untuk beraktualisasi dan membuktikan rasa cinta. Bukan merusak atau mencoret - coret karya cipta orang lain. Apalagi kawasan ibadah umat lain.

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Berziarah ke Makam Sunan Ampel

Mengisi weekend saat tugas di kota Sidoarjo. Kira – kira mau ke mana yah Travelista ? Explore tempat wisata kota Sidoarjo atau kota Surabaya ??? Setelah merenung sekejap, terpilihlah kota Surabaya sebagai tujuan piknik hari ini.  Tujuan utamanya adalah kawasan wisata religi Sunan Ampel. Pikir Travelista, yang dari jauh saja nyempetin berziarah ke makam Wali Songo. Masa, Travelista yang sudah ada di kota tetangga tidak berkeinginan berziarah ke makam Wali Allah tersebut ???   Tujuan sudah ditentukan, tinggal memikirkan bagaimana cara untuk mencapai ke sana dengan cara yang hemat ? Setelah cek tarif ojek online, ternyata jarak dari hotel tepat Travelista menginap ke makam Sunan Ampel lebih dari 25 km. Melebihi batas maksimal jarak tempuh dari ojek online roda dua. Selain jarak, tentu tarif juga jadi pertimbangan Travelista dalam setiap piknik. Hehehe…   Kebetulan sudah hampir seminggu Travelista tinggal di kota lobster. Beberapa kali Travelista lihat ada bus Trans Sidoarjo yang lal

Ziarah Backpacker ke Masjid Pesisir Jakarta

Berwisata di Jakarta tidak selalu ke pusat keramaian. Masih terdapat opsi wisata religi di Ibukota. Kali ini Travelista putuskan untuk berziarah backpacker ke masjid Luar Batang yang terletak di jalan Luar Batang V Penjaringan Jakarta Utara. Ya semoga saja dengan ziarah backpacker, suatu saat Travelista bisa umroh backpacker. Aamiin. Dari rumah, Travelista naik KRL jurusan Kota lalu berjalan menuju halte busway untuk naik rute 12B jurusan Senen – Pluit. Sobat Piknik naik busway yang menuju Pluit lalu turun di halte busway jalan Murta Baru, tapi bilang saja ke petugas busway on duty bahwa Sobat Piknik mau ke masjid Luar Batang. Nanti Sobat Piknik akan diturunkan di seberang halte Luar Batang karena busway yang menuju Pluit tidak ada halte pemberhentian kecuali halte jalan Murta Baru. Selain naik busway rute rute 12B jurusan Senen – Pluit yang Travelista jelaskan tadi. Sobat Piknik dapat juga naik busway rute 1A jurusan Fresh Market PIK - Balaikota, Sobat Piknik naik busway dari halte Fr

Mengunjungi Etalase Budaya Lampung

Seminggu di kota Bandar Lampung. Diisi kesibukan dengan kerja, kerja dan kerja. Pulang kantor hanya diisi dengan cari kuliner malam ditemani driver ojek online dan nongkrong di tugu Adipura.  Kenapa nongkrong di situ ? Ya, karena kebetulan hotel tempat Travelista menginap ada di sekitar tugu tersebut. Hehehe... Seminggu sudah waktu berlalu, tiket balik ke Jakarta sudah dibooking dengan jadwal penerbangan sore hari. Masih ada sedikit waktu untuk mencari oleh – oleh khas Lampung dan berkunjung ke spot wisata di tengah kota agar tidak terlambat ke bandara.   Yuks, segera bergegas cari oleh - oleh khas. Kalau di Lampung, ya apalagi kalau bukan keripik pisang.  Salah satu sentra penjualan keripik pisang di kota Bandar Lampung terdapat di jalan Pagar Alam Kedaton. Di Sepanjang jalan ini, Sobat Piknik akan dengan mudah menemui kedai penjual keripik pisang yang sudah dibungkus maupun dalam keadaan curah.  Satu hal yang membuat asik belanja di sini adalah Sobat Piknik dapat mencicipi se