Setelah sarapan di homestay, piknik di Dieng Travelista
lanjutkan ke komplek candi Arjuna. Untuk masuk ke sini, Sobat Piknik tak perlu
membayar tiket karena telah membeli tiket terusan kawah Sikidang. Sobat Piknik
cukup menunjukkan tiket tersebut ke petugas jaga.
Komplek candi Arjuna merupakan candi tertua di pulau
Jawa. Komplek candi yang berdiri di sebuah lembah ini merupakan peninggalan
peradaban hindu di dataran tinggi Dieng dan merupakan tempat
dilangsungkan ritual pemotongan rambut anak gimbal Dieng.
Berdasarkan
catatan prasasti, pembangunan candi di Dieng berlangsung sekitar abad
VIII - XII masehi. Candi – candi di sini merupakan hasil alkuturasi budaya India
dan Jawa. Di sini Sobat Piknik dapat melihat perbedaan fungsi pemujaan candi.
Jika di India, candi adalah tempat pemujaan Dewa sedangkan candi di Jawa adalah
tempat pemujaan leluhur yang merupakan titisan Dewa. Hal ini dapat Sobat Piknik
lihat pada candi Arjuna dan Bima yang masih banyak terdapat unsur budaya
India sedangkan candi yang lain berkembang dengan gaya lokal.
Oya Sobat
Piknik, nama candi Arjuna, Semar, Srikandi, Puntadewa, Sembadra, Gatot Kaca,
Dwarawati dan Bima adalah nama yang diberikan masyarakat sekitar. Sedangkan
nama asli candi pada masa kejayaannya, hingga kini masih belum diketahui.
Hmmm... Semoga para arkeolog dapat segera memecahkan misteri tersebut ya Sobat Piknik.

Di sini juga terdapat komplek Dharmasala yaitu pendopo
umat Hindu untuk merapikan pakaian sebelum ke candi tempat persembahyangan.
Diduga komplek ini adalah balai untuk belajar agama Hindu, hal ini terlihat
pada tumpukan atau susunan batu dan juga terdapat sumber air suci yaitu sendang
Sedayu dan sendang Maerokoco yang konon sudah ada sebelum
komplek candi Arjuna dibangun.
Perlu Sobat Piknik ketahui bahwa sendang merupakan sumber air suci yang
sudah digunakan sejak masyarakat Dieng menganut kepercayaan Kapitayan, sebuah kepercayaan
leluhur penduduk pulau Jawa sebelum ada agama Hindu dan agama lainnya. Dari Sendang Sedayu inilah air suci yang digunakan dalam acara
ritual pemotongan rambut gimbal anak Dieng di komplek candi Arjuna berasal.

Beranjak ke komplek candi, Sobat Piknik dapat mengunjungi
deretan candi seperti candi Semar, candi Srikandi, candi Punta Dewa dan candi
Sembadra. Walau beberapa bagian candi masih dalam tahapan rekontruksi, tapi
tidak mengurangi daya magis salah satu komplek candi tertua di Indonesia ini.


Di komplek candi Arjuna ini juga terdapat sebuah gedung
bersejarah yang dinamakan pendopo Soeharto Withlam. Ini adalah tempat
peristirahatan pribadi presiden Soeharto yang menjadi saksi sejarah
pertemuan presiden Soeharto dengan perdana menteri Austraila Gough Withlam guna
membahas situasi yang terjadi di negara koloni Portugal di Indonesia yaitu
Timor Timur pada tanggal 7 september 1974 yang kemudian menjadi propinsi ke 27 Republik
Indonesia sebelum akhirnya resmi memisahkan diri pada 20 mei 2002 sebagai
negara Timor Leste.

Oya Sobat
Piknik, tak jauh dari komplek candi Arjuna terdapat museum Kailasa yang menyimpan
artefak arkeologi, geologi, flora, fauna dan antropologi Masyarakat Dieng yang
sayang untuk Sobat Piknik lewatkan.
Dari komplek candi Arjuna, perjalanan Travelista lanjutkan untuk berendam di pemandian air panas D’Qiano Waterpark yang terletak di Krajan Kepakisan Banjarnegara.
Dari komplek candi Arjuna, perjalanan Travelista lanjutkan untuk berendam di pemandian air panas D’Qiano Waterpark yang terletak di Krajan Kepakisan Banjarnegara.
Pemandangan
indah tersuguh saat Sobat Piknik menuju ke D’Qiano Waterpark. Lengkungan lembah, gunung serta PLTU yang memanfaatkan
uap panas kawah Sileri yang merupakan kawah teraktif di dataran tinggi Dieng dapat Sobat Piknik lihat sepanjang jalan.
Untuk
menikmati sensasi mandi air panas di tengah dinginnya udara Dieng. Sobat Piknik
akan dikenakan biaya tiket masuk Rp 25.000 perorang. Air panas di D’Qiano
Waterpark ini berasal dari kawah Sileri yang berada di atasnya.
Nama kawah Sileri
itu sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu leri atau air bekas cucian beras
sebelum dimasak yang berwarna putih keruh. Makanya Sobat Piknik jangan heran
jika air D’Qiano Waterpark tidak sebening waterpark di kota lainnya. Hehehe...

Setelah badan terasa segar, piknik Travelista teruskan ke telaga
Menjer yang terletak di desa Maron, kecamatan Garung, kabupaten Wonosobo.
Perjalanan menuju telaga Menjer tak kalah serunya dengan perjalanan menuju D’Qiano
Waterpark. Sepanjang perjalanan yang berkelok – kelok menuju telaga Menjer,
Sobat Piknik akan melewati permukiman penduduk, perkebunan teh Tambi dan kebun
tembakau milik warga.

Untuk masuk ke kawasan telaga Menjer, Sobat Piknik akan
dikenakan tiket masuk Rp 5.000 perorang. Di telaga ini, Sobat Piknik dapat naik
perahu untuk berkeliling telaga Rp 15.000 perorang. Atau Sobat Piknik dapat
menyewa satu perahu untuk rombongan. Tapi harus jago nawar agar dapat harga borongan
harga lebih murah dari harga normal perorang ! Hehehe…
Tak kalah dengan legenda pangeran Kidang di kawah Sikidang,
telaga Menjer pun memiliki sebuah legenda yang cukup menarik untuk Sobat Piknik
ketahui. Dikisahkan pada jaman dahulu kala ada dua orang gadis yang sedang
mengumpulkan bahan makanan di ladang.
Tiba - tiba muncul seekor kepiting
raksasa. Kedua gadis ini pun sangat takjub melihat kepiting tersebut. Hingga
akhirnya mereka lupa akan nasehat orang tua yang berpesan jika nanti melihat
sesuatu hal yang aneh atau janggal segera pergi dan pulang ke rumah.
Namun, salah seorang gadis mendekati dan mengusap kepiting
tersebut. Saat sedang mengusap bagian punggung kepiting, tiba - tiba kepiting
lenyap dan tempat mereka berdiri berubah menjadi sebuah lubang besar dan
semakin dalam hingga akhirnya menelan kedua gadis tersebut. Dan lubang seluas
70 hektar tersebut kemudian dinamakan telaga Menjer.


Mengitari telaga berair hijau tak beriak, menembus kabut tipis disertai kepungan suara serangga di gugusan bukit hijau menjulang. Merupakan
sensasi yang patut Sobat Piknik coba saat berkunjung ke telaga ini. Dunia serasa milik kita saja. Hehehe...


Episode piknik di dataran tinggi Dieng pun selesai. Dan di
akhir piknik kali ini, tak lupa Travelista beli oleh – oleh untuk keluarga di rumah. Oleh – oleh
khas Dieng adalah kentang, aneka olahan carica, kopi, mie ongklok instan dan
yang pasti purwaceng untuk istri tercinta. Hehehe…

Selesai sudah
piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
- Belajar dari legenda putri Dewi Shinta dan pangeran Sikidang, mengajarkan kita bahwa mengukur kebahagiaan bukanlah dengan materi semata. Ukuran kebahagian adalah di mana kita dapat memberi atau menerima segala sesuatu dengan penuh keikhlasan.
- Belajar dari legenda telaga Menjer, mengajarkan kita untuk berpegang teguh pada sebuah amanat dan jangan pernah menganggap remeh nasihat orang tua yang pasti terkandung maksud baik di dalamnya.
- Tuhan ciptakan Dieng dengan segudang potensi dan keunikannya. Sumber daya alam dan sumber daya budaya merupakan perpaduan keunikan khas yang tidak dimiliki wilayah lain. Tanaman carica, purwaceng dan anak gimbal contohnya. Hampir tidak akan Sobat Piknik temukan di wilayah lain. Namun segala potensi yang dimiliki belum dikemas dengan lebih baik. Hal ini ditandai tiket masuk kawasan yang belum terintegrasi membuat banyak Sobat Piknik kebingungan. Setiap kawasan dikenai tiket masuk dengan variasi Rp 10.000 – 15.000. Belum lagi hampir seluruh photo booth dikenakan biaya serba 5.000 perorang yang nampak dikelola secara pribadi. Travelista berharap hal itu semua dapat diakomodir oleh para stakeholder kawasan Dieng agar segala kebutuhan Sobat Piknik yang datang dapat lebih nyaman. #sekedarsaran #untukkemajuanwisatadieng #visitdieng #visitjateng
Komentar
Posting Komentar