Kunjungan kerja singkat Travelista kali ini adalah ke kota
Bengkulu, sebuah cabang paling barat dari perusahaan tempat Travelista bekerja.
Seperti biasa urusan pekerjaan adalah nomor satu, nomor dua kuliner, nomor tiga
adalah hunting foto di tempat piknik. Sambil menyelam minum es kelapa muda. Hehehe…
Terdapat versi tentang asal - usul nama Bengkulu dua di
antaranya adalah saat terjadinya perang antara kerajaan Serut Bengkulu dengan kerajaan Aceh. Saat raja Serut mengetahui rencana penyerangan kerajaan Aceh, maka raja Serut memerintahkan pasukannya untuk menebangi seluruh pohon dan
menghanyutkannya ke sungai untuk menghalangi laju kapal pasukan kerajaan Aceh.
Saat pasukan kerajaan Aceh tiba di sungai untuk menuju kerajaan Serut, mereka
terkejut dengan banyaknya batang pohon yang hanyut dari arah hulu sungai.
Dengan susah payah pasukan kerajaan Aceh berusaha menghindari kayu - kayu
tersebut sehingga beberapa prajurit berteriak, “empang ka hulu!”. Yang artinya
hambat serangan ke hulu. Setelah peperangan tersebut, wilayah kerajaan Serut
kemudian berubah penyebutan namanya dari empang ka hulu, berubah menjadi
Pangkahulu, berubah lagi menjadi Bangkahulu dan akhirnya menjadi Bengkulu.
Versi teranyar asal - usul nama Bengkulu adalah saat
British East India Company (EIC) pada tahun 1685 mendirikan pusat perdagangan
lada. Bencoolen atau Coolen yang berasal dari bahasa inggris Cut Land yang
berarti tanah patah. Karena wilayah Bengkulu berada di jalur patahan atau
lempengan gempa bumi yang paling aktif di dunia.
Terserah versi mana yang Sobat
Piknik yakini ? Yang pasti Travelista sudah menginjakkan kaki di kota ini !
Hehehe…
Seperti biasa dari bandara. Travelista langsung menuju
kantor cabang untuk menyelesaikan urusan pekerjaan yang nomor satu tadi. Tidak
boleh melebihi deadline ! Kalau selesai lebih cepat dan semua urusan pekerjaan
telah selesai dengan sempurna maka kuliner dan piknik adalah bonus dinas luar
kota. Kalau tidak sempat piknik setidaknya mencicipi kuliner khas saat makan
siang atau makan malam. Hehehe…
Selesai meeting dengan Team cabang, masih ada waktu sekitar 2 jam sebelum boarding time ke Jakarta. Setelah pamit dengan Team cabang, sisa waktu Travelista manfaatkan untuk piknik sebentar di kota Bengkulu.
Selesai meeting dengan Team cabang, masih ada waktu sekitar 2 jam sebelum boarding time ke Jakarta. Setelah pamit dengan Team cabang, sisa waktu Travelista manfaatkan untuk piknik sebentar di kota Bengkulu.
Rute yang Travelista ambil adalah menyusuri jalan sepanjang pantai
Panjang. Pantai berpasir putih yang membentang sepanjang 7 kilometer dan lebar
sekitar 500 meter ini tidak berkarang. Pohon cemara dan pinus mendominasi
sepanjang garis pantai, menjadikan tempat ini menarik untuk Sobat Piknik kunjungi.
Dari pantai panjang, perjalanan Travelista lanjutkan
menuju salah satu heritage terbesar yang ada di kota Bengkulu yaitu benteng
Marlborough yang merupakan peninggalan inggris saat menguasai Bengkulu pada
periode 1685 - 1825.
Bangunan ini dibangun pada masa gubernur East India
Company (EIC) Joseph Collet pada tahun 1714 – 1719. Nama Marlborough sendiri
diambil dari gelar Jhon Churchill komandan pasukan inggris yang memenangkan
pertempuran di Blenheim, Rammilies, Oudenarde dan Malplaquet pada periode tahun
1704 -1709 yang kemudian diberi gelar Duke of Marlborough.
Adapun tujuan
pembangunan benteng Marlborough adalah untuk mengamankan perdagangan rempah -
rempah dan kepentingan politik selama di Bengkulu. Dan benteng Marlborough ini merupakan
benteng inggris terbesar yang dibangun inggris di Asia Tenggara.
Untuk
memasuki benteng peninggalan inggris ini Sobat Piknik akan dikenakan biaya
masuk Rp 5.000 perorang. Buka setiap hari dengan jam operasional dari jam 08:00
– 18:00 WIB.
Di bagian depan
benteng terdapat tiga makam milik kapten Robert Hamilton yang tewas dibunuh
rakyat Bengkulu pada tanggal 15 desember 1793. Makam milik residen Thomas Parr
dan sekertarisnya Charles Murray yang tewas akibat perlawanan rakyat Bengkulu
di mount felix yang kini dijadikan sebagai rumah dinas gubernur Bengkulu pada
tanggal 23 desember 1807.
Setelah melewati 3 makam tua tersebut, Sobat Piknik dapat memasuki sel militer yang ada di sebelah kanan benteng yang dulunya difugsikan sebagai penjara. Di ruang ini memajang lukisan yang menggambarkan pembahasan faham merkatilisme pada abad 15 masehi. Inti dari paham merkantilisme adalah menjaga dan mempertahankan kemakmuran sebuah negara dengan cara memonopoli perdagangan barang yang diperoleh dari daerah baru yang dianggap sebagai wilayah koloni. Di mana semua kebijakan ekonomi dan politis daerah koloni dikontrol oleh negara induk. Dan inilah cikal bakal terjadinya kolonialisme di dunia.
Di ruang ini juga memajang replika mock up kapal EIC dan pakaian pasukannya yang datang ke Bengkulu pada tahun 1685, jam matahari yang digunakan sebagai petunjuk waktu sholat umat islam Bengkulu tempo dulu, bongkahan emas, foto kegiatan penambangan emas di Lebong oleh belanda pada tahun 1906 – 1942 serta aneka rempah yang menjadi daya tarik bangsa eropa datang ke Nusantara seperti pala, lada, cengkeh dan kayu manis.
Di ruang ini juga memajang replika mock up kapal EIC dan pakaian pasukannya yang datang ke Bengkulu pada tahun 1685, jam matahari yang digunakan sebagai petunjuk waktu sholat umat islam Bengkulu tempo dulu, bongkahan emas, foto kegiatan penambangan emas di Lebong oleh belanda pada tahun 1906 – 1942 serta aneka rempah yang menjadi daya tarik bangsa eropa datang ke Nusantara seperti pala, lada, cengkeh dan kayu manis.
Tepat di
depan sel militer terdapat barak pegawai EIC yang memajang berbagai koleksi
seperti foto peci pemimpin Bengkulu tempo dulu, surat protes para kepala adat
Bengkulu kepada residen Verploegh tertanggal 15 september 1826 karena membawa
perempuan dan anak pribumi ke luar pulau, senjata berbagai tradisional seperti rambai
ayam, rudus dan sewar yang digunakan untuk berperang melawan penjajah.
Di
depan taman benteng terdapat dua ruang pamer yang memajang berbagai koleksi
tentang sejarah Bengkulu. Di ruang pamer 1 Sobat Piknik dapat mengetahui cerita
sejarah kolonialisme di tanah Bengkulu yang mulai dari bangsa inggris, belanda hingga
jepang.
Di ruang pamer ini menceritakan awal kedatangan inggris yang diwakili
oleh misi dagang Pryaman Company pada tahun 1684, pembangunan fort York di
muara sungai Serut pada tahun 1685 yang merupakan benteng pertama inggris di
tanah Bengkulu sebelum dipindahkan ke fort Marlborough karena wabah malaria
yang menyebabkan kematian banyak penghuni benteng di antaranya deputi gubernur
Richard Watts Esquire dan Thomas Shaw yang nisannya dapat Sobat Piknik lihat di
pintu masuk benteng.
Sejarah pembentukan west coast garrison yaitu pasukan inggris yang dibentuk untuk menjaga pantai barat Sumatra yang bermarkas di fort York dan fort Marlborough pada tahun 1714 - 1749 yang dikomandoi oleh Robert Lennox dan sejarah pembangunan fort Marlborough pada tahun 1714, serta cerita perlawanan Bengkulu terhadap inggris pada tahun 1719.
Sejarah pembentukan west coast garrison yaitu pasukan inggris yang dibentuk untuk menjaga pantai barat Sumatra yang bermarkas di fort York dan fort Marlborough pada tahun 1714 - 1749 yang dikomandoi oleh Robert Lennox dan sejarah pembangunan fort Marlborough pada tahun 1714, serta cerita perlawanan Bengkulu terhadap inggris pada tahun 1719.
Di
ruang pamer ini Sobat Piknik juga dapat menemukan transkrip surat Benjamin
Bloome komandan infantri Pryaman Company yang mendeskripsikan kedatangan EIC ke
Bengkulu disambut oleh Orum Key (orang kaya) pada tahun 1684, rekap surat
menyurat EIC dari seluruh dunia 162 di antaranya surat dari Sumatera factory
Bengkulu. Sobat Piknik juga dapat melihat pecahan keramik, genteng, bata dan
coin EIC yang ditemukan di fort York.
Terdapat
juga salinan Trakat London yang disetujui oleh inggris dan belanda pada tanggal
17 maret 1824 yang merupakan perjanjian antara inggris dan belanda dalam
menyelesaikan sengketa wilayah koloni di asia tenggara yang intinya inggris harus
menyerahkan koloni di kepulauan Indonesia kepada belanda dan belanda harus menyerahkan
koloni di semenajung Malaya dan Borneo utara kepada inggris.
Serta diorama dialog Bung Karno yang sedang dalam pengasingan dengan Residen Bengkulu Cornelis Eduard
Maier di Fort Marlborough pada tahun 1940 yang meminta Bung Karno merancang tugu untuk mengenang
penyerangan jerman ke belanda. Namun Bung Karno merespon dengan menumpukan 3 buah batu sebagai simbol perlawanan terhadap permintaan
penjajah tersebut.
Di
ruang pamer 2 Sobat Piknik dapat melihat koleksi patung Joseph
Collet gubernur EIC yang memimpin pembangunan fort Marlborough, maket fort
Marlborough yang nampak seperti kura – kura, struktur, denah dan fungsi setiap
ruang yang ada di fort Marlborough.
Di sini Sobat Piknik juga dapat menemukan buku Maniere De Fortifier karya Sebastian Le Prstre De Vauban seorang insinyur dan marsekal Prancis yang ahli dalam design dan inovasi perbentengan pada abad ke 17. Dan fort Marlborough juga terpengaruh oleh kaidah design dari De Vauban tersebut.
Di sini Sobat Piknik juga dapat menemukan buku Maniere De Fortifier karya Sebastian Le Prstre De Vauban seorang insinyur dan marsekal Prancis yang ahli dalam design dan inovasi perbentengan pada abad ke 17. Dan fort Marlborough juga terpengaruh oleh kaidah design dari De Vauban tersebut.
Sesuai
dengan kaidah Sebastian Le Prstre De Vauban, fort Marlborough dilengkapi dengan
empat buah bastion yaitu bagian sudut benteng yang menjorok keluar yang
berfungsi sebagai pos intai terhadap musuh yang datang menyerang. Makanya tak
heran jika pada sebuah bastion ditemukan Meriam.
Dan pada
bagian tengah fort Marlborough terdapat meriam – meriam yang dulu digunakan
untuk mengamankan benteng dari serangan VOC atau rakyat Bengkulu. Konon dulu
jumlahnya sangat banyak, namun kini hanya sesuai dengan apa yang Sobat Piknik
dapati.
Tak hanya
menikmati wisata sejarah, dari fort Marlborough Sobat Piknik dapat menikmati
hamparan pasir putih pantai Tapak Padri yang bersambung dengan Pantai Panjang
dari kejauhan. Karena memang lokasi benteng ini berada di tepi Samudera Hindia.
Di bagian
belakang benteng terdapat kantor East India Company (EIC) yang menjalankan
usaha dagang inggris di Bengkulu untuk dibawa ke Britania Raya. Dan nampaknya
saat ini digunakan sebagai kantor pengelola fort Marlborough.
Dan terakhir sebelum menuju bandara, Travelista sempatkan
untuk mampir ke salah satu pusat oleh – oleh khas Bengkulu yang terdapat di
jalan Soekarno Hatta. Di sentra oleh – oleh ini Sobat Piknik dapat membeli buah
tangan untuk keluarga atau teman sejawat.
Di sini Sobat Piknik dapat membeli beragam oleh – oleh khas Bengkulu di antaranya batik basurek, kerajinan kulit kayu lantung, kue perut punai, lempok durian, manisan terong, sirup kalamasi, dan kue tat yaitu bolu khas Bengkulu.
Di sini Sobat Piknik dapat membeli beragam oleh – oleh khas Bengkulu di antaranya batik basurek, kerajinan kulit kayu lantung, kue perut punai, lempok durian, manisan terong, sirup kalamasi, dan kue tat yaitu bolu khas Bengkulu.
Selesai sudah
piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
Fort Marlborough
adalah benteng langka karena ini adalah salah satu benteng peninggalan inggris
di Indonesia selain benteng lama York Bengkulu dan benteng Anne di kabupaten
Mukomuko. Keunikan Fort Marlborough lainnya adalah benteng adalah tempat
tinggal berbagai profesi dan delegasi termasuk keluarga kerajaan inggris dan
tentara sepoy asal india. Oleh karena itu, heritage ini dapat dijadikan lebih
dikembangkan sebagai daya tarik wisata bagi Sobat Piknik asal inggris dan india
untuk mengunjungi tanah yang pernah dihuni oleh moyangnya di Bengkulu.
Ottomans: wanna trade in Constantinople?
BalasHapusEngland and the bois: Nah! I'll go around south africa ^^.