Langsung ke konten utama

Di Rumah Ini Kemerdekaan Disiapkan

Melintasi Jalan Imam Bonjol, tak jauh dari taman Suropati terdapat sebuah gedung tua bergaya kolonial yang nampak terawat dengan baik. Sebuah rumah yang didirikan sekitar tahun 1920an oleh JFL Blankenberg. 

Rumah megah ini sempat beberapa kali berganti kepemilikan dan sempat digunakan sebagai rumah tinggal Laksamana Jepang Tadashi Maeda. Hingga diresmikan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi pada bulan November 1992.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi buka setiap hari selasa – minggu. Untuk masuk ke dalamnya Sobat Piknik akan dikenakan tiket masuk Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak – anak. 

Di museum ini Sobat Piknik dapat menapaktilasi kisah seputar detik - detik proklamasi tanggal 16 Agustus 1945, satu hari menjelang deklarasi kemerdekaan di kediaman Ir Soekarno di jalan Penggangsaan Timur no 56.

Secara umum Museum Perumusan Naskah Proklamasi dibagi menjadi empat ruang utama, di mana setiap ruang tersebut merupakan saksi bisu setiap detik peristiwa menegangkan yang terjadi hingga dini hari menjelang pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Memasuki sebelah kiri museum, Sobat Piknik dapat melihat set meja tamu tempat Laksamana Maeda menyambut Bung Karno dan rombongan pukul 22:00 WIB sepulang dari Rengasdengklok. 

Semula rombongan hendak memesan kamar hotel Des Indes yang kini menjadi komplek Pertokoan Duta Merlin. Namun waktu pemesanan sudah tutup. Sehingga para pemuda menghubungi Laksamana Maeda yang bersimpati atas perjuangan kemerdekaan Indonesia. Laksamana Maeda jualah yang memfasilitasi Bung Karno dan rombongan untuk bertemu dengan Mayjen Nishimura Otoshi Kepala Departemen Militer Jepang di Indonesia untuk melaporkan rencana persiapan kemerdekaan Indonesia.

Namun Mayjen Nishimura Otoshi tidak dapat membantu persiapan tersebut karena Tokyo telah perintahkan untuk mempertahankan status quo di Indonesia sesuai dengan kesepakatan jepang dengan pihak sekutu. Sehingga akhirnya Bung Karno beserta rombongan kembali ke rumah Laksamana Maeda pada pukul 02:30 WIB untuk tetap mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia esok hari juga. 

Dan Laksamana Maeda pun meninggalkan Bung Karno dan rombongan ke lantai 2 karena harus mematuhi perintah Tokyo sehingga tidak dapat membantu Bung Karno dan rombongan selain membiarkan kediamannya untuk digunakan sebagai tempat persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Selain set meja tamu, terdapat juga set meja makan panjang tempat Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subarjo saling menyumbangkan pemikiran dalam menyusun draft deklarasi kemerdekaan yang kemudian diberi judul Proklamasi.

Setelah draft naskah proklamasi disusun oleh Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subarjo serta disetujui oleh para rombongan. Bung Karno meminta agar naskah Proklamasi tersebut diketik kepada Sayuti Melik, kemudian Sayuti Melik mengetiknya di ruang bawah tangga didampingi oleh BM Diah.

Yang kemudian hasil ketikan naskah proklamasi tersebut diserahkan kembali kepada Bung Karno dan Bung Hatta yang sudah menunggu di depan piano yang terdapat di bawah tangga. Dan di atas piano tersebutlah Bung Karno dan Bung Hatta menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Memasuki ruang museum sebelah kanan, Sobat Piknik akan menemukan ruangan utama lengkap dengan meja dan kursi tempat dibacakannya naskah proklamasi Indonesia untuk pertama kalinya oleh Bung Karno di hadapan 27 tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang turut serta dalam rombongan.

Dan di ruang inilah disepakati tempat pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang semula hendak dibacakan di lapangan Ikada menjadi di tempat kediaman Bung Karno di jalan Penggangsaan Timur no 56 karena kondisi keamaan yang tidak memungkinkan.

Di sebelah ruang utama terdapat sebuah ruang kecil tempat pemutaran film dokumenter detik – detik proklamasi yang sayang untuk dilewatkan, karena Sobat Piknik dapat jadikan sebagai pengantar sejarah di setiap ruang museum yang Sobat Piknik jelajahi.

Beranjak ke lantai 2 museum, Sobat Piknik dapat menikmati berbagai poster peristiwa sejarah pergerakan kemerdekaan hingga peristiwa yang terjadi menjelang detik – detik proklamasi kemerdekaan. 

Dan uniknya poster – poster peristiwa bersejarah yang dipajang tersebut dapat mengeluarkan audio visual dengan cara memindai dengan gadget yang telah Sobat Piknik install aplikasi khusus sebelumnya.

Selain poster, koleksi yang dapat Sobat Piknik temukan di lantai 2 museum proklamasi adalah benda peninggalan saksi sejarah seperti tas kulit milik Raden Suwiryo yang merupakan walikota pertama Jakarta, piringan hitam sumbangan perusahaan rekaman Lokananta Solo yang pertama kali merekam suara pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Bung Karno, toga milik Profesor Dr Soepomo, plakat pahlawan nasional milik Sukarni dan Iwa Sumantri serta masih banyak lagi koleksi yang dapat Sobat Piknik ketahui saat mengunjungi museum proklamasi nanti.

Di halaman belakang museum, Sobat Piknik dapat menemukan sebuah bungker. Sobat Piknik dapat masuk dengan cara menuruni anak tangga yang telah disediakan pengelola museum. 

Di dalamnya Sobat Piknik akan menemukan sebuah ruang rahasia dengan panjang 5 meter, lebar 2 meter dan tinggi 1,5 meter. Konon di ruang ini Laksamana Maeda menyimpan barang dan dokumen berharga milik negera dan milik pribadi.


Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...



Pesan moral :
Dari runtutan sejarah terjadi di rumah jalan Imam Bonjol no 1. Kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa kemerdekaan kita bukanlah sebuah pemberian. Kemerdekaan kita adalah sebuah perjuangan panjang yang diusahakan oleh kita sendiri. #MERDEKA !!!

Komentar

  1. Imperial Japan: Here is the starting place of our doom in WW2

    BalasHapus

Posting Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Ziarah Backpacker ke Masjid Pesisir Jakarta

Berwisata di Jakarta tidak selalu ke pusat keramaian. Masih terdapat opsi wisata religi di Ibukota. Kali ini Travelista putuskan untuk berziarah backpacker ke masjid Luar Batang yang terletak di jalan Luar Batang V Penjaringan Jakarta Utara. Ya semoga saja dengan ziarah backpacker, suatu saat Travelista bisa umroh backpacker. Aamiin. Dari rumah, Travelista naik KRL jurusan Kota lalu berjalan menuju halte busway untuk naik rute 12B jurusan Senen – Pluit. Sobat Piknik naik busway yang menuju Pluit lalu turun di halte busway jalan Murta Baru, tapi bilang saja ke petugas busway on duty bahwa Sobat Piknik mau ke masjid Luar Batang. Nanti Sobat Piknik akan diturunkan di seberang halte Luar Batang karena busway yang menuju Pluit tidak ada halte pemberhentian kecuali halte jalan Murta Baru. Selain naik busway rute rute 12B jurusan Senen – Pluit yang Travelista jelaskan tadi. Sobat Piknik dapat juga naik busway rute 1A jurusan Fresh Market PIK - Balaikota, Sobat Piknik naik busway dari halte Fr

Berziarah ke Makam Sunan Ampel

Mengisi weekend saat tugas di kota Sidoarjo. Kira – kira mau ke mana yah Travelista ? Explore tempat wisata kota Sidoarjo atau kota Surabaya ??? Setelah merenung sekejap, terpilihlah kota Surabaya sebagai tujuan piknik hari ini.  Tujuan utamanya adalah kawasan wisata religi Sunan Ampel. Pikir Travelista, yang dari jauh saja nyempetin berziarah ke makam Wali Songo. Masa, Travelista yang sudah ada di kota tetangga tidak berkeinginan berziarah ke makam Wali Allah tersebut ???   Tujuan sudah ditentukan, tinggal memikirkan bagaimana cara untuk mencapai ke sana dengan cara yang hemat ? Setelah cek tarif ojek online, ternyata jarak dari hotel tepat Travelista menginap ke makam Sunan Ampel lebih dari 25 km. Melebihi batas maksimal jarak tempuh dari ojek online roda dua. Selain jarak, tentu tarif juga jadi pertimbangan Travelista dalam setiap piknik. Hehehe…   Kebetulan sudah hampir seminggu Travelista tinggal di kota lobster. Beberapa kali Travelista lihat ada bus Trans Sidoarjo yang lal

Berkunjung ke Kota Seribu Bunga

Dari monumen Yesus memberkati, perjalanan Travelista teruskan menuju kota Tomohon. Topografi yang diapit gunung Lokon dan Mahawu membuat kawasan ini terasa sejuk sehingga tanaman bunga tumbuh subur sehingga Tomohon mendapat julukan kota seribu bunga. Perjalanan Travelista terhenti sejenak di menara Alfa Omega, sebuah ikon baru kota Tomohon yang terletak di pusat kota dan berdampingan dengan gereja tua Sion yang bangun pada tahun 1839.   Dari menara Alfa Omega perjalanan Travelista teruskan menuju danau Linow yang merupakan danau belerang hasil letusan gunung Mahawu yang berstatus aktif. Saat memasuki kawasan wisata danau Linow, Sobat Piknik akan menghirup aroma khas belerang dengan dikenakan tiket masuk Rp 25.000 yang dapat Sobat Piknik tukarkan dengan voucher secangkir teh atau kopi kedai tepi danau. Kata Linow berasal dari Lilinowan yang berarti tempat berkumpulnya air karena daerah ini lebih rendah dibanding daerah sekitarnya. Di sini Sobat Piknik dapat menyak