Langsung ke konten utama

Mengunjungi Lagi Lapangan Banteng

Singgah sejenak di kawasan yang dulu sering Travelista kunjungi untuk melihat festival flora dan fauna yang rutin diadakan setiap tahun. Perlu Sobat Piknik ketahui bahwa lapangan Banteng sudah ada sejak jaman kolonial. Dulu lapangan ini dinamakan Waterloo Plein bertujuan untuk memperingati kemenangan belanda atas prancis di kota Waterloo belgia. Tetapi warga Batavia ketika itu lebih suka menyebutnya sebagai lapangan Singa karena di tengah lapangan terdapat sebuah tugu singa. 

Source : wikipedia.org

Saat kolonial jepang masuk ke Indonesia mengantikan kolonial belanda. Tugu singa dirobohkan karena identik dengan belanda. Dan setelah Indonesia merdeka, presiden Soekarno mengganti nama lapangan singa dengan sebutan lapangan banteng sebagai lambang nasionalisme Indonesia.

Kini tugu singa digantikan dengan patung pria bertubuh kekar menatap langit dengan mengangkat kedua tangan ke angkasa sebagai simbol kebebasan dari belenggu yang mereprensentasikan bebasnya Irian Barat dari rencana kolonialisasi belanda di bumi cendrawasih.

Melalui opearasi pembebasan Trikora atau Tiga Komando Rakyat yang dikumandangkan presiden Soekarno sebagai konsekuensi mengulur - ulur waktu yang dilakukan oleh belanda untuk menyerahkan Irian Barat menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan nama Irian sendiri merupakan akronim dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland.

Upaya pembebasan Irian Barat dari cengkeraman belanda berlangsung sekitar 2 tahun dari 1961 – 1963. Dan untuk memperingati peristiwa tersebut maka dibuatkanlah tugu peringatan pembebasan Irian Barat di lapangan banteng.

Monumen pembebasan Irian Barat digagas oleh presiden Soekarno. Sketsanya dibuat oleh Henk Ngantung yang merupakan wakil gubernur Jakarta periode 1960 – 1964 dan menjabat sebagai gubernur pada periode 1964 – 1965. 

Sedangkan patung dibuat oleh Edhi Sunarso yang juga merupakan pematung tugu selamat datang di bunderan HI dan tugu dirgantara Pancoran.

Pembangunan monumen pembebasan Irian Barat dimulai tahun 1963 dengan diarsiteki oleh Friedrich Silaban yang juga arsitek masjid Istiqlal melalui perusahaan kontraktor milik negara yaitu PT Hutama Karya dibawah pimpinan Ir Sutami kemudian di revitalisasi oleh pemda Jakarta di tahun 2018 sehingga Sobat Piknik dapat melihat tampilan baru lapangan yang penuh sejarah ini.

Tidak dikenakan biaya untuk masuk ke lapangan banteng. Sobat Piknik hanya cukup mengisi buku tamu atau scan aplikasi pedulilindungi untuk kemudahan penelusuran paparan bahaya corona di masa pandemi.

Lapangan Banteng Jakarta Pusat
Lapangan Banteng Jakarta Pusat
Setelah Travelista masuk ke lapangan. Nampak jelas sekali perbedaan kondisi sebelum dan pasca revitalisasi. Lapangan Banteng kini sangat bersih dan tertata rapi. Travelista rasa, sangat cocok untuk dijadikan tempat healing untuk Sobat Piknik yang sedang patah hati. Hehehe…

Lapangan Banteng Jakarta Pusat
Lapangan Banteng Jakarta Pusat
Lapangan Banteng Jakarta Pusat
Perbedaan yang significant dengan tampilan lapangan banteng sebelum revitalisasi adalah kolam di sisi monumen untuk menampilkan pertunjukkan air mancur yang dapat Sobat Piknik saksikan dari amphitheater. Menurut Petugas Jaga yang Travelista tanya. Air mancur di test fungsi setiap pagi hari antara jam 10:00 – 11:00 WIB.

Konon sebelum pandemi setiap malam akhir pekan pertunjukkan air mancur dipercantik dengan lampu laser beraneka warna yang tentu menghadirkan nuansa romantis bagi Sobat Piknik yang datang dengan didampingi oleh orang tersayang. Namun bagi Sobat Piknik yang datang sendirian dengan stasus jomblo. Ya, sabar diri saja deh ! Siapa tau bertemu dengan pasangannya di lapangan banteng ini !? Aminkan saja ya Sobat Piknik ! Hehehe...

Tugu pembebasan Irian Barat
Lapangan Banteng
Dalam rangka upaya mengembalikan tujuan awal pembagunan lapangan banteng sebagai monumen pengingat sejarah pembebasan Irian Barat. Di sudut monumen dibuat relief dan kutipan pelaku sejarah yang dapat membangkitkan semangat nasionalisme Sobat Piknik.

Relief di lapangan banteng
kutipan semangat di lapangan banteng
kutipan semangat di lapangan banteng
Dan di sudut lapangan juga terdapat area bermain anak yang tentu menjadi tempat favorit si buah hati untuk bereksplorasi di lapangan banteng.

Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
Di lapangan banteng Travelista belajar tentang arti semangat melepaskan diri dari belenggu kolonialisme yang memang harus dihapuskan di muka bumi, semangat pendiri bangsa menyatukan nusantara dan terkenang dengan ucapan Bung Karno “bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya” Oleh karena itu kita JAngan Sekali - kali MElupakan sejarAH. #JASMERAH

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Berziarah ke Makam Kakek Pendiri Kesultanan Banjar

Biasanya Travelista menuju Kantor Cabang di Provinsi Kalsel bagian hulu melalui jalan kota Martapura. Tapi karena terjadi kemacetan, Travelista dibawa Personil cabang melintasi kota Martapura via jalan tembus yang membelah perkebunan sawit yang belum terlalu rimbun. Sambil menikmati pemandangan perkebunan sawit, mata Travelista tertuju pada papan petunjuk yang tadi terlewat. Segera Travelista meminta Personil cabang putar balik untuk singgah sejenak di tempat yang ternyata makam Pangeran Sukamara. Area pemakaman cukup luas dan kelihatannya sih, masih banyak yang belum ditempati #jadibingungmaksudkatabelumditempati? Hehehe… Karena udara luar cukup terik, maka segera Travelista menuju cungkup makam Pangeran Sukarama yang di design layaknya sebuah langgar.  Terdapat cukup banyak makam warga yang dikebumikan di area depan dan belakang makam Pangeran Sukarama yang berada di dalam ruang bersama dua makam pangeran yaitu Pangeran Angsana dan Pangeran Jangsana yang tertulis wafat tahun 1322...

Mengenal Kebudayaan Minangkabau di Tempat Ini

Kali ini Travelista ada di kota Padang. Mendengar kata padang tentu pikiran akan langsung terafiliasi dengan rumah makan Padang yang selalu menjadi opsi favorit makan siang saat istirahat kantor. Namun tujuan Travelista ke Padang bukan karena ingin mecicipi hidangan lezat di ranah asalnya. Tetapi T U G A S. Hehehe… Tiba di Minangkabau International Airport yang terletak di kabupaten Pariaman, Sobat Piknik dapat naik taxi atau kereta bandara ke kota Padang. Tetapi kali ini Travelista dijemput oleh Team Cabang, jadi sambil menunggu jemputan datang. Travelista sempatkan untuk keliling bandara mencari spot – spot foto yang kece untuk di upload di blog atau instagram. Hehehe… Travelista hanya punya waktu 2 hari untuk menyelesaikan semua tugas di cabang Padang. Langsung saja Travelista tancap gas untuk kejar deadline dari BOS BESAR. Karena besok petang harus kembali ke Jakarta dan lusa harus presentasi ke beliau. Travelista kerja siang malam ditambah dari teng masuk kerja ...

Wajah Baru Banten Lama

Hampir lima tahun lamanya Travelista tidak piknik ke Banten. Kali ini ada kerinduan yang memanggil untuk berziarah tempat yang pernah menjadi pusat penyebaran islam di bagian barat pulau Jawa. Travelista berangkat dari rumah untuk menunggu bus jurusan Merak di halte rumah sakit Harapan Kita. Dari sini banyak operator bus yang dapat mengantarkan Sobat Piknik menuju Banten. Kalau lima tahun lalu tarif bus adalah Rp 25.000 sekarang tarif bus menjadi Rp 45.000. Selain faktor inflasi, kebijakan jaga jarak di kala pandemi menjadi alasan operator bus menaikan tarif karena berpengaruh terhadap tingkat keterisian dan biaya operasional. #Harapmaklum. Waktu tempuh dari rumah sakit Harapan Kita ke terminal Pakupatan Serang sekitar 2 jam. Dari terminal ini Sobat Piknik dapat naik angkot jurusan terminal Pakupatan – pasar Rau dengan waktu tempuh sekitar 25 menit. Kalau dulu ongkosnya Rp 4.000 sekarang ongkosnya Rp 5.000. Ah, tidak apa ! Cuma naik Rp 1.000 dari tarif lima tahun lalu. Hehehe... Setela...