Langsung ke konten utama

Berkeliling Singapura naik MRT

Destinasi yang akan Travelista tuju hari ini adalah Chinese Garden yang terletak di Jurong East. Travelista naik MRT dari stasiun China Town, transit di stasiun Outram Park dan dilanjutkan menuju stasiun Chinese Garden.

Luas Chinese Garden sekitar 13,5 hektar yang dirancang oleh Prof Yuen Chen Yu seorang arsitek Taiwan. Nampaknya pemerintah Singapura ingin menarik wisatawan dengan cara membangkitkan romatika kejayaan China kuno di kebun yang mulai dibangun pada tahun 1975 ini.

Setelah mengitari Chinese Garden, Travelista beranjak menuju kawasan Little India untuk makan siang. Tujuannya adalah Allauddin Briyani yang terletak di Tekka Centre.

Kawasan Little India adalah konsentrasi etnis India di Singapura, makanya jangan heran saat Sobat Piknik ke sini mencium aroma rempah yang menyengat dan melihat warga berpakaian sari. 

Allauddin Briyani buka sekitar jam 10:00 – 19:00 waktu setempat dengan harga menu berkisar 4 – 6 Dollar Singapura. 

Kali ini Travelista pilih menu kari kambing, rasanya ? Hmmm... JUARA !!! Mungkin karena sudah beberapa hari Travelista makan menu Chinese Food ala Singapura yang rasanya juga berbeda dengan rasa Chinese Food di Indonesia. Kali ini baru ngerasain nasi dengan bumbu rempah yang kental.  JUARA !!!

Setelah perut kenyang dan putar – putar Tekka Centre untuk cari oleh – oleh yang bisa dibeli. Perjalanan Travelista lanjutkan ke Mustafa Centre untuk belanja oleh – oleh "khas" Singapura. 

Loh, kok tulisan khasnya pakai tanda kutip sih ? Ya, karena rata - rata produk yang dijual adalah hasil import juga, bukan asli Singapura. Hanya branding saja.

Sekitar 10 menit Travelista berjalan kaki untuk mencapai Mustafa Centre untuk belanja cemilan dengan harga yang lebih miring dibanding dengan tempat lain. Setelah puas berbelanja cemilan di Mustafa Centre, sekarang saatnya ke Malioboronya Singapura yaitu Bugis Street.

Dari Mustafa Centre naik MRT dari stasiun Farrer Park transit di stasiun Litte India dan dilanjutkan ke stasiun Bugis Street. 

Seperti biasa, oleh – oleh yang Travelista incar di Bugis Street adalah kaos atau gantungan kunci. Rasanya sudah jadi semboyan Travelista, ke mana pun perginya, kaos dan gantungan kunci oleh - olehnya. Hehehe...

Hari masih sore, tapi oleh - oleh di tangan sudah banyak dan berat tentunya. Harus segera ditaruh dulu di apartemen, sekalian mandi, makan malam di foodcourt dan nongkrong di Clarke Quay.

Sebelum ke kembali ke apartemen, Travelista sempatkan untuk makan snow ice Mei Heong Yuen Dessert yang terletak di Chinatown Point, hanya 5 menit bejalan kaki dari People Park.

Banyak varian rasa yang ditawarkan kedai ini. Menu yang Travelista pilih adalah snow ice durian. Es nya sangat lembut seperti salju, nyaman banget saat lumer di mulut. Ditambah lagi lelehan saus duriannya. Hmmm... JUARA !!! Tuh lihat saja teman Travelista, saat menerka rasa snow ice di lidah mereka. Hmmm… Bikin ngiler Sobat Piknik kan ?! Hauce lah katanya. Hehehe…

Setelah es lumer semua di mulut, Travelista kembali ke apartemen untuk mandi dan segera ke Clarke Quay. Kali ini Travelista naik bus kota dari halte People Park turun di halte Clarke Quay. Padahal sih nggak terlalu jauh, tapi Travelista ingin mencoba naik bus di negara ini.

Clarke Quay merupakan tempat nongkrong yang asik, banyak sekali pekerja asing yang menghabiskan waktu malam sambil melepas penat setelah seharian bekerja. 

Di sini terdapat banyak café dan kedai kaki lima yang menjajakan beragam hidangan. Silahkan dipilih sesuai dengan budget Sobat Piknik. Kalau Travelista sih cuma numpang lewat saja. Hehehe...

Malam semakin larut, Travelista harus segera pulang ke apartemen. Sekalian packing pakaian dan oleh - oleh yang akan dibawa pulang ke tanah air besok.


Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Mengunjungi Sisa Situs Candi Hindu di Pulau Kalimantan

Kali ini Travelista sedang berada di Kota Amuntai yang merupakan ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sebuah kawedanan yang sudah terbentuk sejak jaman hindia belanda bahkan sudah dikenal sejak jaman kerajaan Hindu Majapahit yang melakukan ekspansi ke seluruh Nusantara. Dengan luas sekitar 291 km² kota Amuntai cukup ramai terutama di sepanjang jalan A Yani dan Norman Umar yang merupakan pusat pemerintahan, tidak jauh dari aliran sungai Tabalong yang pernah menjadi urat nadi transportasi Amuntai jaman dulu. Kini bantaran sungai Tabalong kota Amuntai ditata lebih rapi dengan menghadirkan tugu itik Alabio sebagai ikon kota. Perlu Sobat Piknik ketahui bahwa Amuntai identik dengan itik Alabio yang bernama latin Anas Plathycus Borneo. Fauna endemik yang berasal dari desa Mamar Amuntai Selatan yang banyak dijajakan di pasar unggas Alabio. Photo by : Siran Masri Photo by : Henker Dari tugu itik Alabio, Travelista teruskan berjalan menuju jalan Batung Batulis untuk mengunjungi situs candi ...

Ziarah Backpacker ke Masjid Pesisir Jakarta

Berwisata di Jakarta tidak selalu ke pusat keramaian. Masih terdapat opsi wisata religi di Ibukota. Kali ini Travelista putuskan untuk berziarah backpacker ke masjid Luar Batang yang terletak di jalan Luar Batang V Penjaringan Jakarta Utara. Ya semoga saja dengan ziarah backpacker, suatu saat Travelista bisa umroh backpacker. Aamiin. Dari rumah, Travelista naik KRL jurusan Kota lalu berjalan menuju halte busway untuk naik rute 12B jurusan Senen – Pluit. Sobat Piknik naik busway yang menuju Pluit lalu turun di halte busway jalan Murta Baru, tapi bilang saja ke petugas busway on duty bahwa Sobat Piknik mau ke masjid Luar Batang. Nanti Sobat Piknik akan diturunkan di seberang halte Luar Batang karena busway yang menuju Pluit tidak ada halte pemberhentian kecuali halte jalan Murta Baru. Selain naik busway rute rute 12B jurusan Senen – Pluit yang Travelista jelaskan tadi. Sobat Piknik dapat juga naik busway rute 1A jurusan Fresh Market PIK - Balaikota, Sobat Piknik naik busway dari halte Fr...

Puing Keraton Sultan Banten Terakhir

Kali ini Travelista berkunjung ke keraton Kaibon yang merupakan kediaman Ibu dari sultan Syafiuddin yang memerintah sekitar tahun 1809 – 1813. Keraton Kaibon terletak sekitar 950 meter sebelah tenggara keraton Surosowan yang menjadi pusat pemerintahan kesultanan Banten. Menurut sejarah, ratu Asiyah tidak tinggal keraton Surosowan karena suaminya yaitu sultan Muhidin Zainus Solihin wafat saat Syafiuddin masih berusia lima tahun sehingga pemerintahan diwalikan kepadanya. Keraton Kaibon sengaja dibangun untuk ratu Asiyah sebagai penghormatan kepada satu – satunya perempuan yang menjadi wali sultan. Itu sebabnya keraton baru disebut dengan nama Kaibon berasal dari kata ka ibu an yang diartikan sebagai tempat tinggal ibu dari sultan Syafiuddin. Saat mencapai usia dewasa. Pemerintahan kesultanan Banten pun diserahkan kepada sultan Syafiuddin. Dengan jiwa muda, sultan Syafiuddin tidak ingin tunduk kepada hindia belanda. Puncaknya terjadi ketika utusan gubernur jenderal Daendels yang bernama ...