Langsung ke konten utama

Pelangi di Kaki Gunung Semeru

Sekembali dari jalur pendakian Semeru. Perjalanan Travelista sempatkan singgah salah satu spot piknik yang tempo hari ingin Travelista kunjungi pada saat ikut open trip ke Bromo namun tidak kesampaian karena tidak termasuk ke dalam itinerary paket open trip yang Travelista ikuti yaitu Coban Pelangi.

Waktu sudah menunjukan jam 15:30. Sedangkan waktu operasional di salah satu wilayah konservasi alam di bawah pengelolaan Perum Perhutani ini sampai dengan jam 17:00. Travelista rasa masih cukup waktu untuk sholat Ashar dan menempuh perjalanan pergi pulang ke Coban Pelangi. 

Untuk memasuki wana wisata Coban Pelangi ini Sobat Piknik Nusantara akan dikenakan biaya Rp 8.000 dan Rp 15.000 untuk Sobat Piknik Mancanegara yang harus dibayarkan di loket masuk. Jarak dari loket masuk ke Coban Pelangi adalah sekitar 750 meter yang dapat ditempuh sekitar 20 menit jalan kaki dengan medan cukup menantang.

Perjalanan pun dimulai. Sebuah awal yang mudah, Travelista mulai dengan menyusuri jalan menurun. Di ketinggian sekitar 1400 mdpl udara di sini terbilang sejuk sekali. Kabut yang turun membuat suasana hati semakin dingin. Halah, apa sih ?!

Sobat Piknik tak perlu risau akan kelelahan dalam mempuhi jalan ke Coban Pelangi. Karena dalam jarak beberapa ratus meter terdapat pos dan kedai peristirahatan untuk Sobat Pikinik tarik nafas sejenak, meluruskan otot betis agar tidak kram dengan menikmati segelas teh, kopi atau wedang hangat serta gorengan panas. Hmmm… Nikmaaat…!!! 

Tapi sayang itu cuma khayalan ! Karena Travelista datang ke Coban Pelangi sudah sangat sore. Sehingga kedai - kedai sudah tutup ditinggalkan pemiliknya. Hehehe…

Ayo, jangan terlalu lama menghayal makanannya ! Hari sudah semakin sore dan gelap. Terlebih telah dipastikan Travelista adalah pengunjung terakhir ke tempat ini. 

Tidak ada suara lain selain suara serangga dan burung dengan nada – nada khas. Bikin suasana rada ngeri – ngeri gurih. Hehehe…

Setelah melewati jalur pebukitan, Sobat Piknik akan melalui sebuah sungai. Pilihanya bisa melewati jembatan bambu yang cukup instagramable atau melintasi hulu sungai Amprong dengan air yang cukup deras dan dingin pastinya.

Dari sungai ini, Sobat Piknik masih harus menempuh perjalanan sekitar 100 meter lagi dengan medan yang menanjak. Dengan sisa - sisa tenaga dari pendakian Semeru tadi. 

Setiap langkah yang diayun semakin berat, tapi suara gemuruh air terjun yang semakin terdengar jelas membuat Travelista tetap semangat untuk mencapainya. Karena itu menandakan bahwa tak lama lagi Travelista akan sampai di tempat tujuan.

Dan akhirnya Travelista sampai di Coban Pelangi ! WOW amazing !!! Air terjun vertikal dengan ketinggian lebih kurang 30 meter nampak indah sekali. Dan ini adalah air terjun tertinggi yang pernah Travelista kunjungi. Saking tingginya curahan air terjun, membuat area sekitar mengalami gerimis sepanjang waktu. #Hatihatilensakamerabasah.

Sebenarnya waktu terbaik untuk datang ke Coban Pelangi adalah sekitar jam 10:00 sampai jam 14:00. Karena pada waktu tersebut posisi matahari sudah mulai meninggi membuat percikan air di sekitar air terjun terbias sinar sehingga nampak warna pelangi dan inilah asal mula penamaan Coban Pelangi.

Berhubung Travelista tidak datang di interval waktu tersebut. Pastinya Travelista tidak dapat menikmati fenomena alam yang indah itu. Tapi tak apa, masih banyak keindahan lain yang dapat Travelista nikmati di waktu piknik ini. Hehehe...

Waktu sudah sangat sore, sudah sangat mendekati batas akhir waktu operasional tempat ini. Maka tiada lagi yang terpikir dalam benak selain pulang. Masih ada perjalanan yang harus ditempuh untuk kembali ke loket penjagaan tadi.
 
Baru kali ini Travelista sampai ngos – ngosan menempuh sebuah perjalanan, tidak seperti biasanya. Mungkin tadi pas datang ke tempat ini, tanpa disengaja Travelista mentertawakan Sobat Piknik yang baru saja kembali dari Coban Pelangi dengan nafas yang terengah – engah berpapah pada pagar bambu yang disediakan oleh pengelola. Hmmm… Awal yang sombong ! Sebuah kesalahan yang tak Travelista sadari #Maaf #Harusintrospeksi.

Selesai sudah piknik yang sangat menguras energi kali ini. Dengan sisa tenaga Travelista mengendari motor di bawah teduh lembayung yang mulai menampakan diri. 


Terus melaju di atas dua roda meninggalkan kesunyian sejati taman nasional gunung Semeru menuju tempat menempa diri dalam kehidupan sehari - hari dengan bekal nilai yang didapat dari piknik kali ini.

Kembali ke artikel sebelumnya : Kesunyian di Kaki Gunung Semeru...

Kembali ke artikel sebelumnya : Ikut Open Trip Bromo...


Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
Terkadang dalam kehidupan sehari – hari kita lupa bahwa kita pernah merasa hebat, merasa mampu, merasa lebih kuat dibanding orang lain. Sebuah kesombongan diri yang tak pantas bersemayam di hati. Sebab, kita tiada berdaya selain karena KEBESARAN yang mencipta.

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Melihat Etalase Peradaban Kerajaan Kutai

Dari pulau Kumala, perjalanan Travelista teruskan menuju museum Mulawarman yang terletak di jalan Tepian Pandan kota Tenggarong. Saat menyusuri jalan KH Ahmad Muksin, Sobat Piknik dapat singgah di Creative Park Tenggarong yang berada di tepian sungai Mahakam. Taman yang diresmikan pada tanggal 26 desember 2014 oleh Bupati Rita Widyasari ini menonjolkan sisi seni dan kreatifitas yang bisa Sobat Piknik jadikan tempat piknik alternatif saat berkunjung ke Tenggarong. Melintasi jalan Monumen Timur di Travelitsa berhenti sejenak di kedaton baru kesultanan Kutai Kartanegara yang dibangun pertama kali pada tahun 1936 oleh kontraktor Hollandsche Beton Maatschappij Batavia dengan arsiteknya yang bernama Charles Marie Francois Henri Estourgie. Dan direkonstruksi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2002 sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia agar tak punah ditelan masa. Dan kini bangunan tersebut difungsik

Berkunjung ke Kota Seribu Bunga

Dari monumen Yesus memberkati, perjalanan Travelista teruskan menuju kota Tomohon. Topografi yang diapit gunung Lokon dan Mahawu membuat kawasan ini terasa sejuk sehingga tanaman bunga tumbuh subur sehingga Tomohon mendapat julukan kota seribu bunga. Perjalanan Travelista terhenti sejenak di menara Alfa Omega, sebuah ikon baru kota Tomohon yang terletak di pusat kota dan berdampingan dengan gereja tua Sion yang bangun pada tahun 1839.   Dari menara Alfa Omega perjalanan Travelista teruskan menuju danau Linow yang merupakan danau belerang hasil letusan gunung Mahawu yang berstatus aktif. Saat memasuki kawasan wisata danau Linow, Sobat Piknik akan menghirup aroma khas belerang dengan dikenakan tiket masuk Rp 25.000 yang dapat Sobat Piknik tukarkan dengan voucher secangkir teh atau kopi kedai tepi danau. Kata Linow berasal dari Lilinowan yang berarti tempat berkumpulnya air karena daerah ini lebih rendah dibanding daerah sekitarnya. Di sini Sobat Piknik dapat menyak

Mengunjungi Etalase Budaya Lampung

Seminggu di kota Bandar Lampung. Diisi kesibukan dengan kerja, kerja dan kerja. Pulang kantor hanya diisi dengan cari kuliner malam ditemani driver ojek online dan nongkrong di tugu Adipura.  Kenapa nongkrong di situ ? Ya, karena kebetulan hotel tempat Travelista menginap ada di sekitar tugu tersebut. Hehehe... Seminggu sudah waktu berlalu, tiket balik ke Jakarta sudah dibooking dengan jadwal penerbangan sore hari. Masih ada sedikit waktu untuk mencari oleh – oleh khas Lampung dan berkunjung ke spot wisata di tengah kota agar tidak terlambat ke bandara.   Yuks, segera bergegas cari oleh - oleh khas. Kalau di Lampung, ya apalagi kalau bukan keripik pisang.  Salah satu sentra penjualan keripik pisang di kota Bandar Lampung terdapat di jalan Pagar Alam Kedaton. Di Sepanjang jalan ini, Sobat Piknik akan dengan mudah menemui kedai penjual keripik pisang yang sudah dibungkus maupun dalam keadaan curah.  Satu hal yang membuat asik belanja di sini adalah Sobat Piknik dapat mencicipi se