Ada yang berbeda dalam piknik kali ini. Kok
berbeda ? Ya, ini adalah piknik luar kota pertama Travelista didampingi oleh
Istri tercinta.
Berhubung belum sempat ngajak bulan madu setelah menikah, ya anggap
saja ini adalah bulan madu yang tertunda. Tapi title nya saja bulan madu,
prakteknya mah tetap backpackeran. Hehehe…
Semua itinerary sudah Travelista siapkan ala
backpacker, mulai dari tiket, penginapan, alat transportasi, tempat wisata dan
tempat kuliner yang akan dituju. Yang membedakan hanya tempat penginapan,
itupun Travelista berusaha sekuat tenaga untuk searching di beberapa mobile
aplikasi agen perjalanan untuk mendapatkan harga termurah.
Hingga akhirnya Travelista mendapatkan promo
kamar hotel berbintang dalam range budget backpacker.
Yuk's kita mulai piknik special ini. Seperti biasa Travelista naik Bus Damri
untuk menuju bandara, mengejar penerbangan paling pagi menuju pulau Bangka.
Oya, kalau Sobat Piknik tanya kenapa pilih destinasi
bulan madu yang “tak biasa” ? Kenapa bukan pilih Bali, Lombok atau Yogya ?
Hmmm…
Sebuah pertanyaan yang sulit untuk Travelista jelaskan selain karena
harga tiket pesawat yang muraaahhh… Hehehe…
Tiba
di Soekarno Hatta tepat waktu, Travelista langsung cetak boarding pass karena
Travelista telah melakukan web check in pada saat naik Damri tadi.
Menurut Travelista sih adanya fasilitas web check in sangat membantu dalam declare
kepastian kita dalam sebuah rencana penerbangan serta memilih urutan atau
posisi kursi pesawat yang kita inginkan. Selain itu, kalau sudah check in kan,
pas lagi apes datang telat, kita akan “ditungguin” pesawat dengan final call
itu. #jahatyah… Hehehe…
Waktu tempuh Jakarta – Pangkal Pinang adalah 1 jam 10 menit. Dari atas ketinggian tampak lubang bekas galian timah di Bumi Serumpun Sebalai ini.
Waktu tempuh Jakarta – Pangkal Pinang adalah 1 jam 10 menit. Dari atas ketinggian tampak lubang bekas galian timah di Bumi Serumpun Sebalai ini.
Crew
kabin telah menginformasikan bahwa pesawat akan segera landing. Sesaat lagi
Travelista akan segera menginjakan kaki di Bumi Timah.
Bandar Udara Depati Amir
Pangkal Pinang salah satu pintu masuk utama menuju Pulau Bangka selain
pelabuhan Pangkal Balam di kota yang sama.
Beranjak
keluar bandara, Travelista sudah disambut oleh Sobat Karib jaman SMU yang
bermukim di kota ini. Dia telah menyiapkan sepeda motor untuk Travelista gunakan
selama piknik di pulau Bangka dan juga menjadi tour guide Travelista menuju
spot wisata yang telah disusun dalam itinerary.
Nah oleh
Sobat Karib Travelista ini. Beberapa itinerary yang Travelista susun direvisi
karena satu - dua tempat yang bisa langsung dicapai dalam satu waktu. Dan juga
beberapa kuliner non halal yang memang terlarang bagi Travelista dia coret.
Thank’s Bro. Hehehe…
Mari kita
tancap gas ! Tujuan pertama Travelista adalah berfoto di kantor gubernur
propinsi Bangka Belitung. Kalau ditanya “ngapain ke situ ?” Kalau dalam bahasa
Bangka “Tak ade gawe !”
Ya, kalau merurut Travelista, jika berkunjung ke suatu
daerah tidak berfoto di kantor pusat pemerintahan atau alun - alun rasanya kurang
afdol gitu. Hehehe…
Beranajak
dari kantor gubernur Bangka Belitung, perjalanan Travelista lanjutkan menuju
pantai Tapak Antu yang terletak di Desa Batu Belubang, Kabupaten Bangka tengah.
Pantai ini sebenarnya tidak ada di dalam itinerary. Tapi menurut Sobat Karib
Travelista, ini adalah pantai terdekat dari bandara Depati Amir yaitu sekitar 6
kilometer. Ya, tidak ada salahnya Travelista ikut sarannya.
Dinamakan
Tapak Antu karena di salah satu batuan granit terdapat lubang yang menyerupai
bentuk telapak kaki kanan hantu.
Di Pantai Tapak Antu ini juga terdapat
dermaga kayu yang dikelilingi pohon bakau yang cukup menarik untuk ambil
sebelas dua belas foto.
Loh kok, banyak banget ?! Ya, nanti pilih saja satu
persatu hasil jepretan terbaik untuk di upload di sosmed. Hehehe...
Dua spot
sudah dicapai, sudah saatnya mencari sarapan khas pulau ini. Tujuannya adalah
mie Koba Iskandar yang terletak jalan
Balai no 83 Pangkal Pinang.
Makanan khas Bangka berkuah warna coklat ini memiliki
rasa dan aroma ikan yang cukup kuat. Travelista sih menduga kuah mie ini menggunakan
kaldu ikan yang dicampur dengan abon ikan tenggiri yang menciptakan rasa gurih
dan jangan lupa tambahkan perasan jeruk kunci untuk menambah cita rasa segar
pada kuah mie.
Setelah
sarapan, perjalanan Travelista lanjutkan menuju alun – alun kota Pangkal
Pinang yang merupakan titik Nol Kilometer pulau Bangka.
Di area ini Sobat
Piknik juga bisa mengunjungi Gereja Maranatha yang dibangun pada tahun 1927 dan
Wilhelmina Park yang dirancang
olah Van Ben Benzenhorn sebagai fasilitas rumah residen Bangka pada masanya
atau rumah dinas walikota Pangkal Pinang saat ini.
Di
tengah taman Wilhelmina dibangun sebuah tugu atau
prasasti yang berisi maklumat kembalinya Republik Indonesia ke Yogyakarta yang
diresmikan oleh Mohammad Hatta pada bulan Agustus 1949.
Hari
semakin siang, Travelista mau titip tas ke hotel yang telah di booking
sebelumnya dan siapa tau bisa langsung check in. Hehehe…
Setelah titip tas,
Travelista bergegas menuju masjid Jami Pangkal Pinang untuk melaksanakan sholat
Jum’at.
Masjid
terbesar di Pangkal Pinang ini dibangun pada tanggal 3 Syawal 1355 hijriah atau
bertepatan dengan tanggal 18 Desember 1936 masehi. Konon pada saat
pembangunannya, Mohammad Hatta ikut menyumbang dalam
jumlah yang cukup besar pada masa itu.
Sarapan
sudah, Ibadah sudah, kini saatnya menuju hotel untuk beristirahat sejenak, sebelum
explore beberapa tempat pulau ini.
Saat masuk ke kamar hotel, ternyata Travelista mendapat kejutan istimewa dari Istri tercinta yang telah request ke pihak hotel untuk menghias kamar ala paket honey moon. Wah senangnyaaa… Padahal ini tidak Travelista budget kan. #Dasarlelakigapeka. Hehehe…
Setelah
beristirahat sejenak, waktunya untuk explore kota Pangkal Pinang dari sore
hingga malam hari.
Tujuannya adalah Klenteng Dewi Laut atau Shen Mu Mi yang terletak di pinggir pantai Tanjung Bunga. Klenteng ini memiliki 12 patung shio sesuai dengan penanggalan Tiongkok. Patung – patung shio
ini merupakan sumbangan dari para dermawan yang namanya terukir di bagian bawah
patung.
Beranjak
dari Klenteng Dewi Laut, Travelista lanjutkan perjalanan menuju pantai Pasir
Padi yang terletak di sebelah utara Klenteng ini.
Dengan garis pantai landai
mencapai 2 km, pantai berpasir putih ini dapat disusuri dengan bersepeda, bermotor
atau berjalan kaki.
Dan di salah satu sisi pantai ini juga terdapat batuan
karang merah seperti batu meteor yang belum pernah Travelista lihat sebelumnya.
Pemandangan
asri berpadu biru air laut dan pasir putih, dijamin akan membuat Sobat Piknik
tak ingin beranjak sebelum matahari terbenam dari pantai ini. Selain menunggu
matahari terbenam, kegiatan yang bisa Sobat Piknik lakukan selain berenang
adalah bermain pasir, voli pantai, sepakbola, layangan dan menunggangi motor
motorcross.
Pantai yang landai dan lebar merupakan keunggulan tersendiri dibanding dengan pantai - pantai lainnya. Bahkan tempat ini dijadikan venue lomba motor cross international yang diadakan secara rutin setiap tahunnya. Untuk waktu tepatnya, silahkan pantau website pemprov Babel atau kementrian Pariwisata.
Pantai yang landai dan lebar merupakan keunggulan tersendiri dibanding dengan pantai - pantai lainnya. Bahkan tempat ini dijadikan venue lomba motor cross international yang diadakan secara rutin setiap tahunnya. Untuk waktu tepatnya, silahkan pantau website pemprov Babel atau kementrian Pariwisata.
Selepas sholat Ashar, Travelista teruskan perjalanan menuju Bangka Botanical Garden.
Mau ngapain ? Mau bersantai sembari menikmati kesegaran susu murni langsung
dari sapinya. Hehehe…
Kawasan Bangka Botanical Garden merupakan lahan reklamasi bekas
tambang timah. Kawasan terpadu ini mengelola usaha
pertanian, peternakan dan perikanan dengan konsep zero waste yaitu
memaksimalkan limbah yang dihasilkan oleh suatu unit usaha untuk menopang unit usaha
lainnya. Seperti memanfaatkan kotoran sapi untuk pupuk, bio gas dan lain
sebagainya.
Memasuki
kawasan Bangka Botanical Garden, Sobat Piknik akan disambut hamparan jalan tanah liat dan himpunan
pepohonan rindang yang membuat suasana arsi dan meneduhkan mata.
Oya, Sobat
Piknik dapat menikmati hasil olahan susu sapi yang dapat dibeli di kedai yang
berada di depan pintu masuk kawasan ini. Hari semakin gelap, masih ada satu
spot yang akan Travelista kunjungi untuk menikmati sunset. Yaitu jembatan Emas
yang terletak di muara sungai Baturusa.
Keunikan jembatan ini adalah dua sisi jembatan yang dapat diangkat saat ada kapal melintas dari dan menuju pelabuhan Pangkal Balam yang ada di bawah jembatan.
Keunikan jembatan ini adalah dua sisi jembatan yang dapat diangkat saat ada kapal melintas dari dan menuju pelabuhan Pangkal Balam yang ada di bawah jembatan.
Matahari
mulai tenggelam, saatnya kembali ke hotel untuk beristirahat dan mencicipi
kuliner malam yang ada di kota ini. Seperti martabak Acau yang bikin Kacau
#JUARA !!!
Komentar
Posting Komentar